84. Transmigration

5 0 0
                                    

*⚈̥̥̥̥̥́⌢⚈̥̥̥̥̥̀⌢⚈̥̥̥̥̥̀⌢⚈̥̥̥̥̥̀⌢⚈̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̀́⌢⚈̥̥̥̥̥̀⌢⚈̥̥̥̥̥́⌢⚈̥̥̥̥̥́⌢⚈̥̥̥̥̥́⌢⚈̥̥̥̥̥́⌢ ⚈̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥́̀*
*-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩*

TUGAS: KRISAR
NAMA: Helena Br Tarigan
JUDUL CERPEN: Transmigration
AKUN WP:
TEMA: Fantasi

❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️

💗෴෴෴෴ START ෴෴෴෴෴💗

Terlihat seorang gadis tengah berlari kencang, di belakangnya dua orang guru tengah mengejarnya.
“ Vina! Berhenti! teriak salah seorang guru tersebut.
Gadis yang dipanggil Vina itu menoleh dan menjulurkan lidahnya. Membuat yang mengejarnya, tambah dibuat geram.
Davina. Gadis bar-bar dan pembuat onar di Sma Saka Nusantara. Para guru dan juga anggota osis sudah geram dengan semua tingkah lakunya. Seperti hari ini, Davina mengerjai salah seorang guru tersebut dengan menaruh tikus mainan di dalam tas guru tersebut ketika guru tersebut pergi ke toilet. Dan teman-temannya pun seolah membiarkannya karena mereka tidak ingin merekalah yang menjadi sasaran keusilan Davina selanjutnya. Seantero sekolah pun sudah tidak asing dengannya, selain karena tingkah lakunya yang luar biasa usil, dia juga terkenal karena kepintarannya sebagai juara umum sejak bersekolah di SMA tersebut juga kepiawaiannya dalam olahraga dan bela diri yang seringkali membuat harum nama sekolah. Hal yang membuat pihak sekolah masih menoleransi segala keusilan yang Davina lakukan.
Langkah Davina mengarah ke arah gerbang, niatnya ingin kabur ke luar sekolah. Sial! Vina terjebak di antara dua komplotan yang ingin menjebaknya, di gerbang telah berdiri Pak Wisnu dan Pak David, kepala sekolah dan wakilnya.
Walaupun begitu, Vina tetap berlari menuju gerbang, hingga akhirnya dia terjebak di antara keempat orang tersebut. Sial! Vina terjebak, tidak ada jalan lain. Lian hendak mengarah ke gerbang, namun para guru tersebut sudah mengepungnya.
“ Kau tidak bisa lari lagi, Vina!” kata Guru berperut buncit yang dikerjainya tadi.
Vina memutar bola matanya malas. Vina menoleh ke sekitar, mencari jalan keluar, namun tidak ada, ia sudah dikepung. Astaga, Vina sedang malas dihukum, dan juga ia sedang malas mendengar ceramah tidak berujung nantinya dari mamanya.
“ Menyerah saja Vina, dan lakukan hukumanmu,” kata Kepala Sekolah.
Vina berdecak dan menyeringai. Tidak ada pilihan lain, Vina berlari sekencang mungkin menuju gerbang. Namun na’as, ketika sudah hampir tiba menuju gerbang, kakinya tergelincir karena lantai yang basah karena hujan deras dan ia pun terjatuh dengan begitu saja, membuat para guru tersebut langsung berlari dan menatap terkejut ke arah tubuh Vina.
Vina terkejut dan takut saat tubuhnya tak seimbang, jantungnya berdegup kencang, ia ingin berteriak, namun suaranya seperti tertahan di tenggorokan.
Tubuh Vina pun terjatuh di lantai yang basah, kepala Lian terbentur lantai hingga berdarah dan kini lantai bercampur air hujan mulai berwarna merah.
Mata Vina semakin berat, kepalanya terasa sakit.
“ Selamat tinggal dunia.” Mata Vina tertutup dan kegelapan menyelimutinya.

Davina POV

“ Huh…” aku pun terbangun dari tidurku.
Seketika aku menelurusi ruangan tempatku kini berada, tempat apa ini?
Bagaimana bisa aku ada di ruangan luas dengan pajangan kuno ini?
Aku bingung, aku berpikir jika aku sudah mati, atau aku berakhir di rumah sakit. Tapi, apa ini? Setahuku, interior rumah sakit tidak begini, dan kalau rumahku sendiri, juga tidak begini.
Di mana aku?
Sebuah bayangan gelap keluar dari ruangan di depanku, aku pun ketakutan dan berusaha mundur. Walau aku tahu, aku takkan bisa lari kemana-mana. Tapi aku harus berusaha bukan?
“ Tak usah melarikan diri, aku tidak mencelakaimu, justru aku adalah orang yang telah menyelamatkanmu” ucapnya pelan.
Aku pun berusaha mengangkat kepalaku, dan hal pertama yang ku rasakan adalah ketidakpercayaan. Bagaimana tidak? Di depan mataku, ada seorang lelaki asing yang sangat tampan. Ketampanan yang melebihi ketampanan Siwon, Idolaku. Mata indah beriris biru, hidung yang sangat mancung, bibir tipis yang seksi, alis mata yang tertata rapi dan sorot mata yang tajam tapi sangat meneduhkan.
Aku mengerjapkan mata tak percaya. Mengucek kedua mataku dan mencoba melihat lagi. Sialnya kini pria tampan bak Dewa Yunani itu tersenyum manis untukku. Aku pun tersenyum tipis dan menepuk jidatku.
“ Ahh, pasti aku menghayal. Mungkin karena kepalaku terbentur lantai tadi hingga membuatku berhalusinasi. Haha… mana ada pria tampan seperti tadi di dunia ini. Ada-ada saja.” Aku masih tersenyum dan menutup mataku.
“ Apa aku tampan?”
Suara bass yang menenangkan itu terdengar merdu di telingaku. Dengan sigap aku langsung bangun dan duduk. Aku menatap nanar pada pria tampan di depanku.
“ Si-siapa kau? Dan apa maumu? Dan dimana aku?”
Aku pun bertanya dengan ketakutan. Sedangkan pria di depanku hanya tersenyum.
“ Apa aku membuatmu takut? Jangan takut, aku tak akan membunuhmu.”
Mendengar kata “membunuhmu” nyaliku semakin ciut. Aku pun kembali terbayang bagaimana rasa sakit ketika kepalaku terbentur tadi, rupanya meninggal itu tidak menyenangkan seperti bayanganku. Justru sangat menyakitkan. Mengingat kejadian tadi, aku pun mundur dan meringkuk. Ku dekap kedua lututku. Keringat sudah mulai bercucuran dan badanku gemetaran akan ketakutan.
“ Kenapa kau menjauhiku? Mendekatlah…”
Aku tetap tak bergeming dan semakin menenggelamkan kepalaku. Namun yang terjadi setelahnya membuatku sangat ketakutan. Pria itu memelukku erat. Hal yang membuatku akhirnya kembali mendapatkan kesadaranku. Aku pun berusaha menjauh darinya. Dan aku pun bertanya kepadanya, “ Dimana aku? Siapa kamu sebenarnya?” ujarku kepadanya.
Pria itu terdiam dan hanya menatapku, ku lihat dia menatap tajam padaku. Aku pun bertanya sekali lagi, kali ini dengan suara lebih keras, “ Siapa kamu? Dimana aku?”.
Akhirnya dia pun berkata “ Aku adalah Leon. Aku adalah suamimu”.
Mendengar perkataanya, aku pun memperoleh kesadaranku sepenuhnya, aku pun berteriak kepadanya, “ Apa? Suami kamu bilang? Sejak kapan kita menikah? Aku bahkan tidak mengenalmu. Bila kamu memang suamiku, bagaimana mungkin? Aku bahkan masih bersekolah” ujarku.
Pria tampan tersebut pun menjawab, “ Aku adalah suamimu. Kita berasal dari dimensi yang berbeda, aku berasal dari dimensi masa lalu, sedangkan kamu berasal dari dimensi masa depan. Tetapi karena kamu sudah meninggal di dimensi masa depan, maka jiwamu kembali ke dimensi ini.”
Aku pun terdiam mendengar penjelasannya, Tapi bagaimana mungkin? Bukankah perpindahan dimensi tidak mungkin terjadi. Aku pun terdiam dan merenungkannya. Hingga tanpa kusadari, lelaki yang mengakui diri sebagai suamiku itu pergi begitu saja. 
Aku pun merenungkan segala yang terjadi, mulai dari bagaimana aku meninggal juga perkataan pria tersebut. Tapi semakin aku berpikir, semakin tidak masuk akal menurutku. Aku pun memandang sekeliling, hingga mataku melihat sebuah lukisan di pojok ruangan. Dengan perlahan, aku pun mendekati lukisan tersebut, betapa terkejutnya aku! Lukisan tersebut adalah lukisan diriku dan pria yang mengakui dirinya sebagai suamiku tersebut. Tapi dengan versi yang berbeda. Aku terlihat memakai pakaian bangsawan kuno, begitupun pria tersebut. Tapi yang membedakannya, aku dalam lukisan tersebut terlihat sangat cantik, berbeda dengan diriku yang sebelumnya.
Aku pun mengelilingi ruangan tersebut, hingga akhirnya ku temukan sebuah Kitab kuno. Aku pun membuka kitab tersebut dan secara tiba-tiba aku tertarik kedalamnya.
Aku pun kini berada di ruangan hitam pekat. Kegelapan tanpa ujung di sekelilingku, hingga ku lihat sebuah cahaya secara perlahan mendekatiku, aku pun hanya terpaku, hingga cahaya tersebut akhirnya berhenti di depanku, terlihat olehku seorang wanita yang luar biasa cantik dan memiliki wajah serupa denganku.
Dia pun berbicara denganku “ Selamat datang kembali di dunia ini Davina. Aku adalah kamu dan kamu adalah aku, kita hanya berbeda dimensi. Bila di dimensi masa depan kamu adalah Davina. Maka di dimensi ini kamu juga adalah Davina, Ratu dari Yang Mulia Leon, Penguasa dunia bawah tanah. Karena di dimensi masa depan kamu sudah meninggal, maka jiwamu tertarik kembali ke dimensi ini, dan untuk itu aku hadir sebagai pengantar kepadamu akan segala yang terjadi di masa lalu, maka bersiaplah, aku akan memberikan kekuatan dan kenangan yang kita miliki di masa ini, bersiaplah.” Ujarnya.
Dan secara tiba-tiba kenangan demi kenangan menyeruak dalam pikiranku, aku pun hanya mampu tertunduk dan akhirnya mengerti. Bahwa aku kembali ke Dimensi masa lalu setelah kematianku.
Setelahnya wanita tersebut tiba-tiba menghilang dan aku pun kembali di ruangan pertama kali aku sadar. Dan akhirnya aku pun menyadari bahwa mungkin inilah takdirku. Mungkin seperti perkataan mereka, bahwa di masa depan aku sudah meninggal. Maka aku harus menerima kenyataan. Dan dari kenangan-kenangan yang aku terima dari wanita itu, aku pun sadar, memang lelaki yang mengaku dirinya suamiku tersebut, memang benar adanya suamiku.
Dan aku pun harus menerima segala takdir yang menaungi kehidupanku.
Selamat Jalan Davina Dimensi Masa Depan.
Dan selamat datang Davina Dimensi Masa Lalu.

Krisar Member KFSIحيث تعيش القصص. اكتشف الآن