30 - Terimakasih Aris

3 3 0
                                    

🌕───────────────────────🌕
፝֯֟ ⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟፝֯֟⏝፝֯֟

TUGAS : KRISAR
NAMA : Qoqo
JUDUL : Terimakasih Aris
AKUN WP : chocogrey05

✨────────S T A R T────────✨

"Dari kemarin ada aja yang ninggalin, Kiara pindah ke luar kota, Bunda udah gak ada, Ayah sibuk, Abang di luar negri. Ara 'kan sendirian, sedih banget! Pengin seneng-seneng, tapi kapan? " gumamnya lirih.

"Nanti."

Gadis itu menegang, siapa yang menjawab? Ia rasa, dia hanya seorang diri di sini.

Ketika mendongak, dia menemukan seorang lelaki yang sedang tersenyum tipis.

"Kamu? Kamu-"

"Aris," potong lelaki itu.

Ara mengangguk dan mengulum bibirnya. Apa kakak kelasnya ini mendengar ucapannya?

"Lo gak pulang?"

Ara menengok menatap Aris. "Pulang kok."

Terdengar Aris terkekeh dengan jawaban Ara. "Maksud gue, lo belum pulang?"

"Belum lah, 'kan masih di sini!"

Lagi-lagi Aris terkekeh. "Duh! Susah ya ngomong sama orang-orangan sawah yang dikasih nyawa," ledeknya.

Ara menyerngit lalu mendesis. "Apaansi, ga jelas."

"Lo yang gak jelas."

Ara mengedikkan bahunya acuh, dia tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh Aris-Kakak kelasnya.

Ara berdiri.

"Mau ke mana?"

"Siapa?" jawabnya balik bertanya.

"Lo polos atau goblok sih? Gemes jadi pen mutilasi!"

"Psikopat," cercanya.

Aris nyaris tertawa keras mendengarnya.

"Mau ke mana?" ulangnya.

"Kalo nanya yang bener dong, nanya ke siapa, gak jelas banget deh, perasaan lebih tua kamu deh!"

"Sabar Ris, sabar," pasrahnya.

Aris menatap Ara dengan ekspresi wajah gemas.

"Apaansi liat-liat!" sengitnya dengan nada tak suka.

"Siapa?" jawab Aris mengikuti gaya bicara Ara.

Ara berdecih. "Kamu lah, aneh!"

"Tuhkan! Yang aneh itu lo bukan gue, Marjinah! Jelas-jelas kita cuma berdua,  ya kali gue bicara sendiri!" geramnya.

"Namaku Ara! Lagian kita gak berdua tau, di sini juga ada malaikat, jin, ib-"

"Bodo amat gue gak peduli!"

"Ish! Kata Bunda, kalo ada yang bicara itu jangan dipotong!"

"Kiti Bindi, kili idi ying bici-"

"Ih, nyebelin banget!"

"Nah loh, lo motong ucapan gue."

Ara mengerucut sebal.

"Brisik deh, mending kamu--"

"Jangan banyak omong, mending pulang bareng gue aja! Katanya lo pengin seneng-senengan," ajaknya lalu menggandeng pergelangan tangan Ara menuju ke motornya.

Krisar Member KFSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang