72. Lautan Karma

3 0 0
                                    

𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜

TUGAS : Krisar
NAMA : Ag Maulana Ibrahim
JUDUL : Lautan Karma
AKUN WP :

𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜

╔═════🎼•ೋ° °ೋ•🎼═════╗

“MAS, SAYA MAU PESAN KERIPIK SINGKONGNYA SEPULUH RIBU, MAIN HP MULU. SERIUS JUALAN GK SIH?” bentak seorang siswa yang sedari tadi menunggu pesanannya namun tidak diperdulikan.

“Anak Sekolah jaman sekarang gk sopan sama yang lebih tua yah, kau mau kupukul?” dengan nada bicara santai mengeluarkan gertakan halus.

“Berisik kau tua. Kupanggilin temanku remuk badanmu,” ancamnya sambil berlari ketakutan menuju ke arah tempat pembuangan sampah.

Uja dengan perasaan tidak takut sedikitpun melanjutkan judi online yang dia lakukan menggunakan HP curian dari toko barang bekas dan tidak memerhatikan pembeli lain sembari menggerutu sendiri.

Sia**n, uang hasil mengedar narkobanya habis begitu aja. Padahal capek banget lari-larian dikejar anjing polisi. Seandainya bisa balik ke jaman sekolah, pasti bagus banget,” batinnya sembari bernostalgia serta merindu masa sekolahnya yang sangat menyenangkan.

“Ininih, om-om yang kubilang tadi. Badannya kekar banget jadi tolong bantu yak, broh,” umpat siswa tadi kepada teman-temannya yang lain.

Uja pun pulang dengan babak belur serta merasakan sakit teramat sakit di sekujur tubuhnya yang telah hampir menginjak usia kepala tiga.

Tidak lama setelah sampai di rumah kontrakannya, ia menerima panggilan untuk mengedar narkoba kepada para pejabat dari ketua divisi sepuluh. Divisi tersebut merupakan divisi terakhir dari tim perusahaan gelap penjualan narkoba yang Uja lakukan.

“Uja bang**t, ke sini cepat. Tim kita dimarahin atasan karena kerjaanmu gk becus, go*lok! Sekarang cepat ke perusahaan *T* untuk memberikan _Cookies_ pesanan pejabat-pejabat gendut korup itu!” hardik ketua divisi sepuluh tanpa ampun kepadanya.

“Baik, Pak. Saya akan bersiap untuk melaksanakan perintah bapak," ujar Uja menahan emosi dalam dada.

Dengan berakhirnya panggilan tersebut, menjadi pertanda bahwa cerita masa lalu akan datang kepada Uja dengan segenap karma dari orang-orang yang pernah dia rugikan.

“BOTAK MESUM BANYAK OMONG NYOLOT BANGET!” teriakan itu terdengar hingga penghuni rumah di sebelah.

Sesampainya di gedung itu, Uja tidak menemukan orang yang memesan _Cookies_ tersebut. Namun, ia hanya dikejar oleh lima orang polisi bertubuh gagah dan tinggi serta siap untuk menangkap Uja.

Ba***gan Sia**n, kok bisa sih? Gk salah lagi ini jebakan. Sebenarnya apa salahku? Darimana semua penderitaan ini bermula?” batinnya sambil berlari ketakutan.

Seketika Uja menjadi sumber keramaian ketika nekat terjun dari lantai sepuluh gedung tersebut.

Di kepalanya sudah tidak memikirkan hal lain selain menyelamatkan diri, meski itu menuju kematian. Seketika kilas balik masa sekolahnya teringat ketika ada setitik rasa rindu kepada masa-masa menjadi penguasa sekolah.

“Uja, kau sudah lihat si Beruk dihajar sama anak-anak SMK A kemarin di bawah jembatan? Tunggu apalagi ayo kita balas!”  hasut bawahan Uja dengan begitu yakin.

“Malesin, si Beruk kan cuma kacung aja. Dia gak punya posisi apa-apa di sini. Udah bagus dia kujadikan kacung seperti itu daripada diganggu sama anak-anak. Benar gk, gendut?  ucap Uja kepada teman sekelasnya yang ia jadikan sebagai kursi.

Krisar Member KFSIWhere stories live. Discover now