85.Kupu-kupu

0 0 0
                                    

𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜

TUGAS : Krisar
NAMA : Zahra Nur
JUDUL : Kupu-Kupu
AKUN WP :

𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜

╔═════🎼•ೋ° °ೋ•🎼═════╗

"Sheriin!!" Sapa anak berusia sekitar tujuh tahun itu saat mendapati temannya di salah satu bangku taman. Anak kecil yang diketahui bernama Sherin itu membalasnya dengan lambaian tangan serta senyum lebar yang menghiasi pipinya. Anak tadi berlari kecil kearah Sherin, lalu memeluk erat sahabatnya itu, yang tentu saja pelukan hangatnya dibalas langsung oleh Sherin. "Nindy, kamu kemana ajaa, aku kangeen tauu." Ucap Sherin dalam pelukannya. "Maaf, Sherin. Aku seminggu kemarin ikut Bunda keluar kota karena urusan pekerjaan." Anak bernama Nindy tadi mengulurkan pelukan mereka, dan mengusap air mata rindunya yang sebelumnya mengalir. Kemudian air mata itu beralih menjadi senyum lebar. "Liat! Aku bawa ini dari Bandung." Nindy memperlihatkan dua buah gelang dalam genggamannya. "Ini satu untuk kamu, yang satu untuk aku." Sherin menerima gelang dari Nindy tersebut. Ditatapnya gelang itu dengan tatapan penuh makna. "Buat aku? Terimakasih Nindy! Bakal aku pake terus sampe kapanpun!!" "Janji jangan lepas gelang itu ya??" ucap Nindy, sambil mengulurkan jari kelingkingnya. Sherin hanya menjawab dengan anggukan lalu melingkarkan jari kelingkingnya pada kelingking Nindy.

"Sini aku pakein gelangnya" Nindy kemudian memakaikan gelang berwarna pink dengan liontin Kupu-kupu sebagai hiasannya. Setelah itu, Sherin bergantian memakaikan gelang berwarna Biru dengan liontin yang sama seperti punya Sherin kepada Nindy. "Yeyyy, kita punya gelang samaan!!" Seru Nindy senang, begitu juga dengan Sherin, ia teramat sangat senang memiliki teman sebaik Nindy. "Janji tetap jadi teman aku selamanya ya, Sherin??" kata Nindy pada Sherin. Sherin mengangguk sebagai jawaban. "Iya, Nindy! Kita 'kan sahabat selamanya" Ucapnya dengan semangat.

"kamu tau gak kenapa kupu-kupu?" Kata Nindy sambil menunjuk liontin pada gelang mereka. Sherin menggeleng dan mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban bahwa ia tak mengetahui maksud dari ucapan Nindy. "Karena kita kayak kupu kupu. Tapi kita masih dalam posisi ulat hehehe, Kita sama sama berjuang buat mencapai sesuatunya bareng bareng, biar bisa jadi kupu kupu, terus terbang tinggi bareng bareng jugaa" Jelas Nindy dengan penuh semangat. "Kita pasti nanti bisa jadi kupu-kupu yang cantik, terbang bersama muter muter dunia." Lanjut Nindy. Mendengar penjelasan sahabatnya, Sherin tersenyum senang, laku menganggukkan kepalanya.

Hari berganti hari, Bulan berganti Bulan, Tahun berganti Tahun. Sudah Sepuluh tahun berlalu, tahun tahun kesenangan mereka telah berlalu. Hari hari yang penuh canda tawa dari keduanya kini berubah. Sherin kini tengah berdiam diri disebuah makam yang bertuliskan nama Nindya Ithanea. Merenung, dan meratapi nasibnya. Ntah bagaimana hari harinya tanpa Nindy nanti. Tepat tiga jam lalu ia baru dikabarkan bahwa sahabatnya itu terlibat kecelakaan maut yang merenggut nyawa sahabatnya. Sedih, takut, hancur, semua melebur menjadi satu. Siapa yang tak sedih jika ditinggal sahabatnya yang kurang lebih tujuh belas tahun telah menemaninya? Sehancur itu perasaan Sherin sekarang. Sudah setengah jam ia berada dalam posisinya, menangis tak rela ditinggalkan sang sahabat. "Gue tetep disini, Nin. Selamanya, cuma buat lo. Lo bilang kita bakal terus sama sama, Nin. Tapi kenapa lo ninggalin gue sendiri, Nindy??! Gue gak bisa sendiri, Gue takut, gue gak bisa tanpa lo, Nin!" Tangis Sherin kembali pecah di makam sang sahabat. Rasanya ia ingin marah, namun Sherin tak tau harus marah pada siapa, karena nyatanya memang tak ada yang bisa ia salahkan.

Sherin sangat membenci takdirnya. Takdir yang membiarkannya sendiri tampa kehadiran sang sahabat, takdir yang memisahkannya dengan Nindy. Nindy adalah segalanya bagi Sherin, itu mengapa ia sangat tidak bisa melepaskan kepergian sahabatnya. "Lo berhasil menjadi kupu-kupu, Nin. Sekarang lo udah terbang, keliling dunia kayak mimpi lo. Lo berhasil, gue bangga sama lo." lirih Sherin sebelum memutuskan untuk meninggalkan makam. Gelang milik Nindy kini ia simpan baik baik dalam kotak memory yang berisi tentang hal hal indah saat mereka masih bersama.

Krisar Member KFSIWhere stories live. Discover now