63. Serpihan Kenangan

3 1 0
                                    

⚈̥̥̥̥̥́⌢⚈̥̥̥̥̥̀⌢⚈̥̥̥̥̥̀⌢⚈̥̥̥̥̥̀⌢⚈̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̀́⌢⚈̥̥̥̥̥̀⌢⚈̥̥̥̥̥́⌢⚈̥̥̥̥̥́⌢⚈̥̥̥̥̥́⌢⚈̥̥̥̥̥́⌢ ⚈̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥́̀
-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩

TUGAS: KRISAR
NAMA: Rini
JUDUL CERPEN: Serpihan Kenangan
AKUN WP: rnislwti
TEMA: Rindu

❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️

💗෴෴෴෴ START ෴෴෴෴෴💗

Memandang nanar tembok berbentuk persegi panjang itu, menahan sesak yang sangat menyakitkan.

Mengusap nisan yang bertuliskan nama seseorang yang sangat ia sayangi hingga tak terasa setetes air itu jatuh mengenai nama pemilik nisan. "Assalamuallaikum." salamnya dengan suara parau.

Tak ada jawaban hanya merasakan keheningan dan suara angin yang bertiup begitu kencang sampai jilbab yang ia kenakan tertiup olehnya.

Flasback on

13 tahun lalu

"Keysa jangan lari-lari nak nanti jatuh." peringan sorang wanita paruh baya itu pada cucunya.

"Iya Nek," jawabnya berteriak karena jarak ia dan Sang Nenek cukup jauh.

Sedangkan wanita baruh baya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan nakal cucunya itu. "Dasar gadis nakal."

Sampai tak terasa senja pun tiba yang mengharuskan ia membawa cucunya pulang. "Key ayo pulang udah sore," ajak Sang Nenek.

"Ayok Nek." serunya sambil menautkan jemari kecilnya dengan tangan keriput milik Sang Nenek.

Menyusuri jalanan pedesaan yang cukup sepi sambil menikmati pemandangan yang begitu indah. Gadis itu berceletoh menceritakan apapun yang ada di pikirannya sambil menikmati elusan tangan Nenek nya.

"Aamiin, semoga apa yang Key inginkan Allah kabulkan." do'a nya.

"Makanya Nenek harus sehat terus, biar Nenek bisa liat Key sukses."

"Kalau pun nanti Nenek gak ada di samping Key, Key harus percaya bahwa Nenek adalah orang yang paling bahagia di atas sana yang melihat cucu kesayangannya Nenek sukses menggapai cita-citanya," ujar Sang Nenek sambil mengusap setetes air yang jatuh dari kelopak matanya.

Mengentikan langkah kecilnya, mata bulat itu menatap mata Sang Nenek. "Nenek kok nangin," ujar Keysa sambil mengusap air mata itu yang kemudia ia cium kedua kelopak mata itu.

"Nenek enggak nangis, ini air mata bahagia Nenek kerena ternyata cucu Nenek udah besar dan udah punya cita-cita." alihnya sambil tersenyum.

"Oh... Gitu iya dong masa Key kecil terus." kekeh nya.

"Yaudah yuk kita pulang keburu malem."

***

Mengucek matanya menyesuaikan cahaya yang masuk retinanya sambil menatap sekeliling. "Nek, Nenek dimana? Key udah bangun kok Nenek gak bantu lepat mukena Key seperti biasanta?" teriaknya mencari Sang Nenek sebelum itu ia melepas mukenanya.

Keluar menatap banyak orang yang sedang mengaji dengan seseorang yang tertutup kain di tengahnya, menghampiri Sang Ibu. "Bu," panggilnya

"Key." merengkuh tubuh mungil itu sambil terisak

Krisar Member KFSIWhere stories live. Discover now