21 - Crush Crash

17 7 1
                                    

🌕──────────────────────
🌕
፝֯֟ ⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟⏝፝֯֟፝֯֟⏝፝֯֟

TUGAS : KRISAR
NAMA : Serly
JUDUL : Crush Crash
AKUN WP : valentinaserly

✨────────S T A R T────────✨

Daniel baru keluar dari kantin Fakultas Teknik setelah membeli dua botol teh kemasan. Terus berjalan menuju lapangan universitas, Daniel bisa melihat Dira yang berdiri di sisi lapangan dengan wajah sembab, beberapa hari menangis membuat mata perempuan itu nampak sangat memprihatinkan.

laki-laki itu berdecak sembari berjalan mendekat. Sengaja ia berdiri di samping Dira yang fokus menatap panggung di seberangnya.

"Dir ... lo mirip mayat hidup."

Dira menoleh, tangan perempuan itu terulur mengambil satu botol teh dari tangan Daniel. "I don't die, you know that!" Nada bicaranya dingin.

"Apa sih masalah lo?" tanya Daniel.

"Gitulah," balas Dira.

Daniel tertawa geli. "Lo abis putus, 'kan? Bisa jadi gosip panas nih."

Dira mengangguk, bibirnya berubah cemberut. "Gue nggak paham jalan pikiran tuh cowok."

Laki-laki di sampingnya mendengus di dalam hati, dia hapal betul tabiat sahabatnya ini ketika patah hati. Sifat Dira seperti inilah yang membuatnya mendapat julukan 'Budak cinta' stadium akhir.

"Kok bisa, Dir?" tanya Daniel tanpa menoleh pada Dira, dirinya sedang serius menatap sekumpulan mahasiswa baru yang masih mengenakan seragam putih-abu di seberang mereka. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, lapangan universitas akan ramai pada akhir bulan Juli, tentu saja ketika Ospek sedang berlangsung.

Daniel menarik napasnya dalam-dalam. Bulan Juli memang selalu ramai, walau Juli-ku sekarang sepi. Batinnya.

Selang sepuluh menit kemudian, pertanyaan Daniel belum kunjung terjawab, jawaban yang diharapkan belum juga keluar dari mulut Dira. Gadis itu malah mengulurkan ponsel IPhone keluaran terbarunya ke arah Daniel, membiarkan lelaki itu melihat sendiri salah satu percakapan dari aplikasi Whatsapp miliknya.

"Gimana hatiku nggak hancur, Dan? Salahku apa? Dia kok tega banget sih?"

Daniel terdiam sejenak, bingung harus merespon seperti apa. Dirinya tidak pernah dihadapkan dengan situasi seperti ini, menjadi tong penampung curhatan perempuan.

"Kalau lo ngerasa nggak salah, lo nggak usah sedih terus nangis kayak gini," gumam Daniel. Ia membaca ulang percakapan Dira dengan Dimas --mantannya Dira. Berdecih sebentar karena banyak kalimat kasar di sana. Mulai dari kalimat Dimas yang meminta putus, hingga berbagai nama hewan juga ada, lengkap sudah. Ya Tuhan.

"Gue sayang dia, gue suka dia dari lama, gue ... argh," racau Dira sambil menunduk menyembunyikan air matanya.

Sementara Daniel hanya menghela napas sejenak, kemudian menelan ludahnya kasar, matanya menatap pada perempuan yang ada di atas panggung. Dia berusaha menahan diri sekuat tenaga dan menyakinkan dirinya sendiri bahwa hatinya baik-baik saja.

Krisar Member KFSIDonde viven las historias. Descúbrelo ahora