30 - Kebanggaan Berselingkuh

Mulai dari awal
                                    

Tidak ada yang berani membantah, apalagi saat Bramasta mengangguk dan mulai memakan makanannya. Lucas? Dengan menahan malu, dia membawa wanitanya untuk duduk di kursi paling ujung. Mereka makan malam bersama dalam keheningan, bahkan Rene, seperti tidak terjadi sesuatu padanya. Dia begitu tenang menikmati makanannya dan pergi ke ruang tengah seusai makan.

"Siapa dia Lucas?" Bramasta mengulang pertanyaannya.

"Wanitaku yang sedang hamil anakku,"

Pusat perhatian beralih pada Rene yang tetap tenang, "Kenapa memandangku? Aku tidak hamil dan satu hal yang penting, aku bukan wanitanya!"

"Kau terlalu sombong, Irene. Lihatlah sekarang, suamimu memiliki wanita lain yang bahkan terang-terangan dia perkenalkan kepada kami semua!"

"Dan kalian bangga? Bangga melihat anggota keluarga kalian yang selingkuh secara terang-terangan?"

"Ini bukan tentang selingkuh! Aku hanya butuh seorang anak,"

"Oh iya lupa, aku kan bukan anakmu." Ezekiel terkekeh pelan, dia mengambil gelas di atas meja lalu bergerak seakan ingin melempar hingga Lucas refleks melindungi wanitanya. "Kau takut wanitamu aku lukai? Tenang saja, aku bukan pria pengecut yang akan melukai wanita seperti dirimu."

"Ezekiel!"

"Shut up, bastard!"

Ezekiel menatap Ibunya, dia takut Ibunya merasa sakit hati tapi wajah Rene yang begitu tenang, membuat pemikirannya mendadak hilang. "Irene, aku akan memberikan bahuku jika kau ingin menangis." Bibi dari Lucas berlagak iba, padahal dia tengah mengejek.

"Tidak perlu, Bi. Beban di bahumu sudah terlalu berat, takut tidak kuat menopang kebaikanku nanti."

"Kau masih saja sombong, Irene. Padahal sudah di beri karma dengan perselingkuhan!"

"Kau sekarang mengakui? Jika keponakanmu itu berselingkuh? Baguslah, setidaknya, akal sehat kalian masih tersisa sedikit."

"Irene Jossi!"

"Lucas La Elguerro, jangan meninggikan suaramu pada Ibuku!"

Prang!

Ezekiel melempar gelas dan membawa pecahan gelas ke arah Lucas, "Jika aku mau, aku bisa memutuskan leher kalian berdua di sini, di depan semua orang!"

"Dugaan Pamanku salah, kau adalah pria paling bajingan di dunia ini! Jika Pamanku bisa hidup kembali, akan aku beri dukungan untuk Ibuku menikah dengannya! Bukan dengan pria sepertimu dan aku tidak peduli jika sekali pun aku tidak pernah terlahir!"

"Memiliki Ayah sepertimu, adalah suatu petaka terbesar dalam takdir hidupku!"

***

"Sayang, aku mencintainya dan dia sedang hamil anakku saat ini."

Rene meniup kukunya, dia mengangguk pelan. "Terus?"

"Aku akan menikahinya,"

"Silakan,"

"Kau tidak marah?"

"Marah? Apa itu marah?"

Rene berdiri dari duduknya, dia membungkuk ke arah Lucas dan menggenggam dasinya. "Aku tahu, Lucas. Bahwa sejak awal, kau adalah pria bajingan yang tidak pernah aku cintai."

"Apa maksudmu?!"

"Setidaknya, terima kasih sudah membantuku dengan aku yang bisa melahirkan Ezekiel ke dunia. Dia adalah sumber hidupku sekarang, aku bertahan karena menginginkan anak kedua yang sekandung dengan putraku agar putraku bisa memiliki teman di rumah. Tapi ternyata, begini sudah sangat benar. Satu anak sangat cukup untukku,"

"Irene! Jangan harap, aku akan menceraikanmu!"

"Iya, menjadi janda adalah status yang tidak buruk tapi menjadi istri dari pria yang memiliki istri lain juga tidak terlalu buruk. Selamat berbahagia atas kehamilan wanitamu yang lain, Lucas. Aku tunggu kehancuranmu,"

"Aku tidak akan pernah hancur! Dan mulai saat ini, tolong temani wanitaku jika aku bekerja. Dia masih awam untuk urusan kehamilan, kau pernah hamil dan melahirkan, Irene. Kau pasti bisa membantunya,"

"Sayangnya, aku tidak minat melakukan hal yang membuang waktu."

"Demi anak kami, Irene!"

"Benar, karena demi anak kalian, jadi aku tidak punya waktu luang. Sorry, aku itu wanita sibuk bukan wanita perebut! Bonusnya, bukan wanita penghancur juga. Selamat malam, Lucas."

"IRENE!"

***

Jangan galak-galak dong sama Lucas.

Emangnya kalian tidak menyadari keanehan di bab ini dan sebelumnya?

Apa mungkin, karena emosi, jadi tidak menyadari suatu ekhem .... Ya itulah.

Dan bye!

300 KOMENTAR UNTUK SELANJUTNYA!!!

Perpindahan Dimensi Sang Penulis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang