27 - Giorgio La Elguerro

Mulai dari awal
                                    

***

"Ternyata benar, mencintaimu adalah luka."

Rene mengusap bahu Laudya dengan lembut, "Dia memintaku untuk membencinya. Mungkin kau juga?"

"Tidak, dia tidak memintaku untuk membencinya tapi memintaku agar tidak mencintainya."

"Dan kau ceroboh?"

"Ya, aku ceroboh, karena pada akhirnya, aku mencintainya."

Langit sempat cerah tapi mendadak di timpa mendung. Giorgio mau di bawa berobat tapi dalam ambulans menuju bandara, dia mengembuskan napas terakhirnya dengan tangan dalam genggaman Irene Jossi, wanita yang sangat Giorgio La Elguerro cintai.

"Lucas, izinkan aku untuk menemani Giorgio. Setidaknya, aku hanya akan mengantarnya! Aku hanya akan ikut dalam ambulans sampai bandara, aku tidak akan ikut ke Singapura. Aku mohon,"

Dia berhasil mendapatkan izin dari Lucas, Rene pun menemani Giorgio di dalam ambulans. Dia juga membiarkan Giorgio menggenggam jemarinya lalu berkata, "Irene. Aku sangat mencintaimu, kau tahu? Aku tidak yakin, apakah bisa bertahan sampai tiba di Singapura atau tidak. Aku merasa, aku sudah tidak kuat lagi, Irene."

"Kamu kuat, Gio. Aku yakin! Kamu pasti akan sembuh!"

"Irene, janji ya sama aku?"

"Janji? Janji apa?"

"Tetap bersama Kakakku dalam kondisi apa pun, di posisi terpuruk bagaimana pun, tetap bersama Kakakku ya? Dia tidak punya siapa-siapa yang dia percaya selain Mama dan kamu, dia tidak bajingan Irene. Terkadang, sifatnya saja yang sulit di tebak. Tapi percayalah, dia tidak ceroboh sepertiku."

"Gio, jangan katakan kalimat yang seakan ini menjadi pertemuan terakhir kita!"

"Irene, I love you so much."

Setelah itu, kelopak matanya terpejam sempurna dan saat ini, Giorgio La Elguerro sudah tidak lagi merasakan sakitnya di suntik setiap saat. Dia pergi dengan senyum manis seakan meninggalkan dunia tanpa beban apa pun, dia pergi dengan bahagia untuk melepas kesakitannya.

"Lau, hidup masih terus berjalan."

Laudya menoleh ke arah Rene, dia mengangguk. "Kamu benar, aku hanya terlalu larut mencintainya dan kehilangan atas kepergiannya sampai aku lupa, ada kamu yang pastinya jauh lebih kehilangan tapi pandai menguasai diri. Kamu beruntung, Irene. Di cintai dengan hebat oleh pria hebat seperti Giorgio dan sekarang, kau juga di cintai dengan tulus oleh Kakak dari Giorgio. Aku iri pada dirimu, Irene."

"Jangan iri padaku, setelah melihat bagaimana aku melalui hidup. Mungkin kau akan menyesali apa yang baru saja kau katakan,"

"Aku tidak akan menyesalinya, aku akan sangat bangga jika bisa menjadi seperti dirimu yang berhasil melalui segala halang rintang."

"Kau akan suamiku beri cuti untuk menenangkan diri,"

"Terima kasih, Irene─ Maksudku, Nyonya muda La Elguerro."

Rene tersenyum, "Aku lebih nyaman mendengar kau memanggilku hanya dengan nama."

"Bukankah kita terdengar sangat akrab?"

"Benar, sangat-sangat akrab."

Keduanya saling memeluk untuk salam perpisahan, Rene melambaikan tangan ke arah Laudya yang masuk ke dalam mobilnya dan pergi meninggalkan area pemakaman. Kini, tersisa Rene yang berjongkok di samping makam Giorgio. "Gio, aku tidak melakukan kremasi. Aku takut kamu kepanasan, tapi maaf ya kalau aku membuatmu merasa sesak dan gelap di dalam sana."

"Terima kasih ya? Terima kasih karena sudah mencintaiku selama ini, mencintai aku yang juga pernah mencintaimu dengan hebat. Gio, kau pantas mendapatkan cinta bidadari cantik di alam lain. Karena kau adalah pria terbaik yang pernah aku temui, selamat jalan Gionya Ren."

Rene mengecup lama batu nisan bertuliskan nama Giorgio, dia tersenyum pula dengan manis. "Aku juga janji, aku akan melakukan apa yang sudah aku ucapkan padamu. Aku tidak akan meninggalkan Lucas dalam keadaan apa pun, buruk, rendah, atau apa pun itu, aku tidak akan meninggalkan Kakakmu."

"Sekali lagi, terima kasih ya, sudah menjadi perantara pertemuan antara aku dan Lucas, Kakakmu. Sampai jumpa di kehidupan selanjutnya, Giorgio."

Kepergian Rene di susul kedatangan seorang pria baya, "Keinginanmu terwujud. Sekarang kau sudah menjadi pangeran untuk Ibumu, selamat jalan putraku. Papa menyayangimu,"

***

200 komentar untuk selanjutnya!!

Perpindahan Dimensi Sang Penulis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang