19 - Di Permalukan

Depuis le début
                                    

"Kau tidak bisa mengusirku! Hanya Lucas yang bisa mengusirku!"

"Jika Lucas yang mengusirmu, bukan hanya sampah-sampah ini yang akan lenyap tapi nyawamu juga akan ikut lenyap! Pergi sekarang!"

"Tidak! Aku tidak akan pergi!"

"Shit! Menjengkelkannya," Rene membuka lemari dan mengeluarkan semua isinya. "Aku tidak memiliki cukup kesabaran," tanpa di duga, Rene mengambil gunting di atas meja dan menodongkannya ke arah dada Viona. "Aku bukan orang baik, Viona. Aku di didik supaya bisa menghandle hama seperti dirimu, aku juga bukan orang yang penyabar menghadapi dirimu. Keluar dari sini dalam keadaan mati atau hidup?"

Viona mengepalkan tangannya, dia pergi meninggalkan kediaman tanpa membawa barang-barang. Tepat ketika keluar dari gerbang utama, seseorang membekap hidungnya hingga dia kehilangan kesadarannya. Rene? Ya, tentu saja Rene tidak akan membiarkan Viona keluar dari kediaman dengan tenang dan bisa bebas merencanakan sesuatu untuk menghancurkannya.

"Lempar saja dia ke rumah sakit jiwa."

***

Dompetnya penuh kartu hitam yang tidak habis jika dia gunakan untuk membeli banyak kapal pesiar, Rene mengambil tas dan kunci mobil di atas meja. "Lanie! Aku akan ke mall," belajar dari peristiwa hilangnya sang Nyonya, Lanie sigap mengambil alih kunci dan mengemudikan mobil menuju pusat perbelanjaan. Rene tidak menolak, dia juga sedang malas menyetir. "Aku ingin membeli perhiasan,"

Dia membutuhkan sesuatu yang memanjakan mata, dia melihat banyaknya perhiasan yang cantik tapi hanya satu yang menarik perhatiannya. "Aku mau mencoba yang itu," dengan sigap, sebuah kalung di berikan pada Rene. "Silakan di coba, Nyonya. Kalung ini akan sangat cantik untuk wanita cantik seperti Anda, percayalah jika kumbang pun akan lebih iri pada diri Anda di banding melihat bunga."

"Ucapanmu manis, aku suka." Rene mencoba memakai kalung yang menarik perhatiannya, "Memang cantik dan cocok sekali dengan Anda, Nyonya. Anda terlihat lebih bersinar dengan kalung itu,"

"Marketing yang keren,"

Rene menyukai sesuatu yang ringan dan tidak mencolok, dia pun mengeluarkan kartu hitamnya hingga kartu hitam lain, menyingkirkan kartunya

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Rene menyukai sesuatu yang ringan dan tidak mencolok, dia pun mengeluarkan kartu hitamnya hingga kartu hitam lain, menyingkirkan kartunya. "Saya yang akan membayar kalung itu! Berikan pada saya," dia baru datang tapi langsung bersikap angkuh. Rene menaikkan satu alisnya, kalung sudah terpasang di lehernya dan wanita itu berniat mengambil alih pembelian?

"Maaf sekali, Nyonya. Kalung di buat terbatas dan hanya tersisa satu di negara ini, juga sudah menjadi milik orang lain."

Dia tidak terima, "Pokoknya kalung itu milik saya! Berikan!"

Rene mengenal siapa wanita menyebalkan yang sembrono ini, dia Daeva Ludovic. Sikapnya yang angkuh, membuat Rene merasa mual bukan kepalang. "Kau buta? Bahkan kalung ini sudah─"

"Sudah menjadi milikku!"

Rene membuka mulutnya tak percaya, melihat Daeva yang dengan sarkas menarik kalung di lehernya hingga meninggalkan jejak garis karena tarikan di lehernya. "Cepat! Aku akan membawa pulang kalung ini!" Bahkan dengan kurang ajar, dia membuang kartu hitam Rene ke atas lantai, di injak pula oleh kakinya yang beralaskan sepatu hak tinggi.

"Nyonya, Anda─"

"Cepatlah! Aku masih banyak jadwal pemotretan! Aku ini sibuk!"

Rene menatap tak percaya pada Daeva yang begitu percaya diri, bahkan dia melempar sebuah kartu nama ke arah Rene. "Hubungi nomor yang tertera jika ingin memerasku,"

"What the ....?"

Rene mendengus dan pergi tanpa mengambil kartu hitamnya yang tadi di buang, dia juga sengaja membaca kartu nama yang ada di tangannya. "Llum Entertainment? Bahkan dia bekerja di bawah kuasa keluargaku, dia sangat tidak tahu malu. Haruskah aku mempermalukannya yang sudah mempermalukan aku?"

***

Guys!!
For you information, aku ada deadline cerita dan hari ini itu terakhir. Aku wajib buat 50 bab dan karena aku sakit, aku belum sempat tuh selesain 50 bab nya, terus juga aku sempet lupa kalau punya tenggat waktu.

DAN APA YANG TERJADI?

YA! AKU BARU INGET PAS DETIK-DETIK TERAKHIR! HUWAA!!

Malam ini pukul 23.59, tenggat waktunya habis. Dan kalian tahu apa? Dari 50 bab, aku baru selesai 25 bab hari ini. Aduh, jari aku mulai gemetar nih😭😭 bingung mau nangis apa ketawa

Ini rekor sebenarnya, kalo aku berhasil selesaikan 50 bab dalam sehari, kayaknya aku bakal up cerita ini lagi hari ini HAHAHA

YOK YOK SEMANGATKAN AKU!

Semoga jariku baik-baik aja ga Tremor

Semoga mataku aman damai tenteram

Semoga otakku ga panas

Semoga baterai ku bertahan

Aamiin🙏

Dah bye, yok 200 koment untuk selanjutnya!!

Perpindahan Dimensi Sang Penulis Où les histoires vivent. Découvrez maintenant