69. Halte, Hujan, dan Ayah

1 0 0
                                    

𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜

TUGAS : Krisar
NAMA : Bilqis Asiah
JUDUL : Halte, Hujan dan Ayah
AKUN WP :  rbilqisasiah

𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜

╔═════🎼•ೋ° °ೋ•🎼═════╗

Hujan mengguyur bumi dengan begitu deras. Tetesannya kian menit semakin menggebu memberi kesejukan yang berlebih hingga terasa menusuk kulit karena sensasi dinginnya.

Seorang gadis bersurai hitam sebahu menggosok kedua telapak tangannya mencari kehangatan. Transportasi yang ia tunggu dihalte malam ini tak kunjung terlihat juga membuatnya gelisah ditempat karena malam semakin larut.

"Alisha?" panggilan dari samping membuatnya menoleh cepat. Namanya dipanggil oleh suara yang begitu ia rindukan.

Alisha membalikkan badan sepenuhnya kesamping. Menatap sosok pria paruh baya dengan pakaian setengah basah karena guyuran hujan.

Ia sangat mengenal sosok dihadapannya. "Ayah?!"ujar Alisha setengah berteriak, mata gadis itu perlahan berkaca-kaca.

Pria paruh baya itu mendekat terlihat khawatir. "Kenapa belum pulang kerumah? Ini sudah larut," tanya sang Ayah.

Dia Ayahnya, Gunawan, laki-laki nomer satu yang menjadi cinta pertama bagi Alisha.

Sang Ayah terlihat ingin mendekat sebelum akhirnya mengurungkan niat saat mengingat bau alkohol yang mungkin akan menganggu Sang putri.

Berbeda dengan Alisha yang setengah berlari mendekat dan langsung menubruk tubub Sang Ayah tanpa pikir panjang. "Ayah kemana saja?" pertanyaan itu jelas terasa menekan didada Gunawan.

Setelah perceraian dirinya dengan ibu dari Alisha baru kali ini lagi ia merasakan peluk putrinya. Helaan nafas panjang keluar dari mulut Gunawan, tangannya mengusap surai Alisha lembut.

"Ayah tidak pernah pergi, Ayah selalu ada didalam setiap doamu pada Tuhan bukan?" jawaban sederhana itu mengusik hati Alisha, ada rasa nyeri yang entah datang dari mana membuat gadis bersurai sebahu itu mengeratkan pelukannya.

"Kita sama-sama tahu, tidak akan bisa selalu bersama." Gunawan melerai pelukan mereka, ia menatap setiap inci wajah putrinya.

"Kamu semakin cantik saja,"puji sang Ayah, tangan pria paruh baya itu menyalipkan rambut Alisha kebelakang telinga gadis itu dengan gerakan pelan.

Alisha memegang satu lengan Ayahnya, menatap manik hitam legam yang mirip dengannya itu dengan penuh kerinduan.

"Alisha tidak bahagia dengan keluarga baru ibu, Alisha ingin ikut bersama Ayah." Mendengar penuturan itu membuat Gunawan seketika menggeleng pelan, ia menaruh satu jarinya dibibir sang putri.

"Hidup Ayah hancur, karena itu ibu kamu pergi. Jangan ikut dengan seseorang yang hidupnya saja sudah gagal Alisha,"ungkap Gunawan.

Pria paruh baya itu membawa putrinya duduk dibangku halte yang mereka tempati untuk berteduh. Alisha terlihat menahan air matanya.

Gunawan membelai pipi gadis dihadapannya lembut. "Kamu hanya belum bisa menerima semua ini, pelan-pelan kamu akan mengerti Alisha. Kamu akan bisa membangun keluarga impian yang indah meski tanpa Ayah didalamnya."

Alisha menangis, ia kecewa karena harapannya pupus. Ia sering berharap Ayahnya mau berjuang untuk membangun keluarga mereka kembali seperti semula.

"Jika Ayah hancur mengapa ibu meninggalkan Ayah? Kenapa ibu tidak menarik Ayah dari kehancuran itu,"ujar Alisha terlihat emosional, gadis itu memang paling dekat dengan sang Ayah dibandingkan dengan sang ibu.

Krisar Member KFSIWhere stories live. Discover now