"Osee, kita sudah sampai?"

Jose menoleh. Ia duduk di tepian ranjang dan mengecup puncak kepala istrinya. "Kau baru bangun? Aku baru saja mau membantu mu memakai baju, rupanya kau sudah bangun lebih dulu. Disini dingin, kebetulan salju turun."

Kaylee langsung duduk, dia melihat keluar jendela. Gemerlap lampu yang sangat menyorot dari rumah penduduk, senja yang menyapa kedatangannya, dan pegunungan Alpen yang tertutupi salju. Kaylee menutup mulutnya tidak percaya. Matanya berkaca-kaca sembari menatap Jose.

Jose menangkup wajah istrinya. "Kau suka?"

Kaylee mengangguk. "Ba-bagaimana kau tahu?"

Swiss adalah salah satu tempat yang sejak dulu ingin Kaylee kunjungi. Pernah saat usianya masih belasan tahun dia datang kemari bersama kedua orangtuanya, namun lebih tepatnya di Zurich. Pada saat itu tidak turun salju, alhasil Luxero membuat janji pada Kaylee, jika Swiss turun salju, maka ayahnya akan mengajaknya bermain ski disini. Namun belum sampai janji itu terwujud, hal tragis terjadi dalam hidupnya.

"Nanti aku akan menjelaskan padamu. Lebih baik pakailah pakaian mu lebih dulu, diluar dingin. Atau mau ku pakaikan?"

Kaylee menggeleng lemah. Ia masih lemas dan tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini. Dia memeluk Jose seerat mungkin.

"Terimakasih sudah membawaku kemari. Aku sangat suka."

Jose membalas pelukan istrinya tak kalah eratnya. "As your wish, my Al."

Kaylee terperangah kala Jose mengajaknya keluar dari dalam jet. Ia tak henti-hentinya menatap kagum pemandangan di depannya. Ketika dia mengunjungi salah satu tempat favoritnya bersama orang yang di cintai, kebahagiaan nya terasa lengkap.

Jose mengajaknya masuk ke dalam rumah yang cukup besar untuk mereka tempati selama berada di Swiss. Rupanya tempat itu lebih besar dibandingkan rumah beberapa penduduk desa disini. Kaylee berkeliling rumah, sedangkan Jose merapikan pakaiannya dan istrinya dari dalam koper. Dia juga menyiapkan makan malam selagi istrinya masih sibuk dengan kegiatannya. Jose tidak mempermasalahkan hal kecil itu, selagi istrinya bahagia ia akan lakukan.

A few moment later...

Kaylee baru saja membersihkan dirinya di dalam kamar mandi. Namun bodohnya ia lupa membawa baju ganti atau hanya sekedar jubah mandi. Ia hanya membawa handuk yang ukurannya hanya bisa untuk mengelap wajahnya.

Ia mondar-mandir di dalam kamar mandi sembari mengigit jarinya sendiri. Tidak mungkin jika ia keluar dengan keadaan telanjang bulat seperti saat ini, apalagi pakaian kotornya sudah basah terkena cipratan air.

"Ahh, bodoh!"

Kaylee menetralkan kegugupannya. Meskipun Jose sudah melihatnya telanjang, namun malu juga jika ia keluar dengan keadaan seperti ini.

Ia lalu membuka pintu kamar mandi perlahan. Kepalanya menyembul. Dugaannya benar. Jose duduk di sofa sembari meminum kopinya. Kaylee lalu menutup pintunya kembali.

Tiba-tiba pintu di ketuk Jose dari luar.

"Alee... kau baik-baik saja?"

Kaylee mengigit bibir bawahnya. Tidak mungkin ia mati kedinginan di dalam kamar mandi. Akhirnya dia memilih membuka pintunya sedikit, menyembulkan kepalanya.

My Husband CEO (PROSES REVISI)Where stories live. Discover now