Part 75 - Kronologis

1.7K 116 81
                                    

HAPPY READING!
____

Kaylee menyipitkan matanya. Untuk memastikan dengan jelas siapa yang keluar dari dalam mobil itu.

Chelsea menutup mulutnya rapat-rapat dengan jemarinya. Tubuhnya hampir limbung ke belakang namun Samuel menahannya. "D—dia?"

Quenna sama terkejutnya ketika melihat dua orang itu mendekat ke arahnya. "Is not dream? T—tapi dia siapa?"

Manik mata Kaylee sudah benar-benar basah karena air matanya. Bucket bunga di jemarinya sudah terjatuh. Kakinya benar-benar lemas, lidahnya kelu. Seseorang itu tersenyum ke arahnya. Dan... jaraknya semakin menipis.

"Long time no see, little princess."

Suara itu—suara yang teramat khas dengan sosoknya yang tinggi semapai dan rambutnya yang sedikit ikal. Sosok itu tersenyum pada Kaylee—wanita yang berdiri di depannya.

Kaylee masih diam. Ia menutup mulutnya rapat-rapat dan berkali-berkali menyadarkan dirinya jika ini bukan mimpi. Sampai-sampai, lidahnya kelu, kakinya lemas, hanya manik matanya yang mengeluarkan air mata.

Kemudian tatapannya beralih pada Chelsea—wanita paruh baya yang sejak tadi menatapnya haru dan seolah tak percaya. Sosok itu merentangkan tangan kanannya, tangan kirinya terlihat terkilir dan harus memakai balutan perban.

Do you miss me, my angel?

Chelsea menatap Samuel yang sejak tadi mengelus pundaknya. D—dia? I—ini bukan mimpi lagi?

Samuel menggeleng dan tersenyum kecil. Dia ada didepanmu, sayang. Kau bisa memastikan semuanya sendiri.

Chelsea maju beberapa langkah, hingga berdiri tepat di depan sosok itu. Chelsea menangkup kedua pipi sosok itu dengan jemarinya yang halus. Air matanya lolos begitu saja saat manik mata itu saling bertatap. I—ini benar putra mommy? Pelipur mommy? Mom tidak salah, kan?

Ya sosok yang ada di hadapan semua orang itu adalah Brian. Entah—bagaimana pria itu bisa selamat dari kecelakaan maut itu, yang jelas, semuanya begitu panjang. Tunggu sejenak.

Brian meraih jemari ibunya, memegang dengan lembut. Tatapan mereka, sungguh menumpahkan semua kerinduan, kecemasan, dan ketakutan selama sepekan ini.

Brian mengangguk dengan senyuman khasnya. Maaf telah membuat cemas mommy selama berhari-hari. Aku sudah kembali lagi. Ini aku.

Beban di pundak Chelsea langsung meluruh begitu saja. Melegakan. Sangat.

Chelsea menggeleng tegas. Ia langsung merengkuh putranya ke dalam pelukannya.

Jangan meminta maaf, putra mommy tidak bersalah.

Tubuh Kaylee meluruh begitu saja. Ia menenggelamkan kepalanya pada kedua tangannya. Semuanya semakin terlihat nyata, saat tubuh itu mampu digapai dalam rengkuhan yang begitu hangat.

Jose menangkup istrinya, ia tahu—jika ini berita mengejutkan untuknya. Namun, tak kalah dengan rasa bahagia karena Brian telah kembali.

Chelsea melepaskan pelukannya, menatap Brian lekat-lekat. Terimakasih, nak. Terimakasih telah berusaha sekuat tenagamu untuk kembali pada kami semua. Tak henti-hentinya air mata itu mencelos dan merapal ucapan syukur dalam hatinya.

Mom ingat? Aku masih dan akan selalu memiliki tanggungjawab untuk menjaga mommy dan little princess kita. Saat mengucapkan kalimat terakhirnya, Brian menatap Kaylee lekat-lekat.

Betapa bahagia dan bersyukurnya Chelsea saat mendengar kalimat itu.

Semua orang terlalu mengamati sosok Brian, hingga tak menyadari siapa wanita yang berdiri di samping Brian. Terkecuali Quenna, sejak tadi pikirannya bertanya-bertanya, siapakah wanita itu? Mengapa terlihat cukup akrab dengan Brian?

My Husband CEO (PROSES REVISI)Where stories live. Discover now