Part 72 - Fell and disappeared

2.7K 138 87
                                    

Happy reading.
Jangan lupa comment and likes.
_______

Sebelum Jose dan Kaylee kembali pulang, mereka harus pergi ke suatu tempat. Yang sebenarnya Jose tidak ingin datang namun Kaylee yang memaksanya. Jose sudah menawarkan berkali-kali untuk berkeliling di Swiss sembari menunggu Brian menjemput mereka namun tetap menolak.

"Kau yakin kita akan datang ke pesta itu, hmm?" tanya Jose dengan memeluk tubuh istrinya dari belakang. Kepalanya ia sandarkan di pundak Kaylee.

Kaylee memutar tubuhnya menghadap Jose. "Sudah terhitung tiga kali Dimitri Hardwin menghubungi kita. Mereka ingin makan malam dengan kita namun kau tolak, dan sekarang dia mengundang kita atas perintah Marco Yossepin. Alasan apalagi yang kau berikan?"

"Persetan dengan itu, Alee. Kita disini untuk berlibur, bukan untuk menghadiri pesta tidak penting itu."

Kaylee mendekat. Ia sebenarnya ingin menendang tulang kering Jose saat ini juga, namun ia tahan-tahan sejak tadi amrahnya. Dengan gamblangnya Jose mengatakan jika undangan itu penting, padahal hanya orang-orang terpenting saja mendapatkan undangan itu secara khusus.

"Kau sudah mengajakku berkeliling ke tempat yang kusukai selama beberapa hari ini, aku sudah bosan. Aku ingin datang karena menghargai mereka. Mereka ingin bertemu denganmu untuk berterimakasih atas apa yang kau lakukan pada negara ini. Tidak salah untuk mengiyakan. Lagipula aku sudah menyiapkan setelan untukmu, apa itu artinya kau yang tidak menghargai apa yang ku lakukan?"

Sekarang, Kaylee adalah kendali Jose sepenuhnya. Jangan salahkan Kaylee jika sekarang ia pandai menutup rapat bibir Jose. Seolah tunduk, anggap saja ini adalah pernyataan atas sikap Jose yang terkadang menyebalkan dan seenaknya saja.

Jose akhirnya hanya bisa menghela napasnya pasrah. "Kita datang, namun tidak sampai pesta itu usai. Kita harus bersiap juga."

Bibir Kaylee langsung melengkung bak bulan sabit. "Aku mengerti. Sekarang mandilah, aku sudah menyiapkan air hangat untukmu."

Jose mengangguk patuh, kemudian ia menarik pergelangan tangan istrinya. Spontan, Kaylee melirik pergelangan tangannya.

"Stop! Kenapa kau menarik ku?" Kaylee memicing menatap curiga ke arah Jose.

Jose justru tersenyum sembari mengedipkan sebelah matanya. "Jika aku tidak salah, bukankah disini yang seharusnya mandi tidak hanya aku saja? Aku hanya mengajakmu, karena kita pergi bersama setelahnya."

Benar-benar. Julukan mesum memang perlu di sematkan untuk Jose. Pikirannya tidak lepas dari sekedar bersenang-senang dengannya saja dimana pun tempatnya berada.

"Kita memang pergi bersama, Mr. Walter. Tapi aku sudah mandi lebih dulu tiga puluh menit yang lalu. Sekarang berendamlah di dalam sana sembari menyalahkan dirimu sendiri karena sejak tadi uring-uringan saat ku ajak mandi." Kaylee menjulurkan lidahnya lalu duduk di depan meja rias.

"Jangan salahkan aku. Aku mau bersiap. Sebentar lagi Casey datang."

Jose tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Baiklah. Tunggu saja, kau akan merengek meminta kembali untuk menjadi kendali sampai pagi." Ucapnya diselingi tawa yang panjang sebelum memasuki kamar mandi.

Kaylee langsung memutar tubuhnya menghadap ke suaminya. Napasnya naik turun, wajahnya memerah menahan kesal.

"Tidak akan!" balas Kaylee tak kalah kerasnya saat pintu kamar mandi sudah tertutup rapat.

"Apa?! Aku tidak dengar, aku hanya bisa mendengar rintihan mu semalaman!" teriak Jose di balik pintu dengan tawanya yang tak henti-henti.

Kaylee langsung membenamkan kepalanya di kedua tangannya. "Ghost! Kau pasti menggila semalaman."

My Husband CEO (PROSES REVISI)Where stories live. Discover now