Part 19 - Ancaman

10.2K 309 3
                                    

Happy reading!!

Jangan lupa vote and comment nya yaa!!
_

_____

Club and Casino, Boston – Amerika Serikat || 08.00 pm

Dua pria berbadan tegap, dan berahang kokoh kini melangkahkan kakinya menuju ruang bawah tanah yang dimiliki club itu. Pria itu adalah Jose dan Brian. Dengan tatapan tajamnya dan amarah yang sudah memuncak siap membunuh pria brengsek itu.

Dengan pistol dan pisau tajam yang mereka letakkan di dalam saku celananya masing-masing. Jangan tanyakan dari mana mereka mendapatkan kekuasaan membawa senjata tajam itu. Bahkan, mereka hingga Victor dan Ken adalah pria yang sama-sama menyukai pistol dari berbagai macam jenis. Mereka bukan mafia, hanya seorang pengusaha kaya raya yang akan mengeluarkan senjatanya jika ada orang yang mengganggu kehidupannya dan orang sekitarnya. Tidak banyak yang mengetahui memang, tapi itu adalah sisi gelap mereka.

Pintu ruangan terbuka otomatis saat mereka melewati ruangan itu. Disana sudah ada Edward dan beberapa anak buah Jose dan Brian yang menjaga Alex dari semalam. Dengan kedua tangan dan kaki terantai dan wajah babak belur akibat ulah Brian.

"Lepaskan rantai itu" ucap Jose pada salah satu anak buahnya yang sudah berjaga di samping tubuh Alex. Jose bukan seorang pengecut yang melawan mangsanya dalam keadaan terikat seperti itu , lebih baik sama-sama menyerang daripada membunuh mangsanya dalam keadaan terikat dan tanpa bisa melawan. Well....meskipun ia tahu pria itu yang salah.

"Akhirnyaa dua pahlawan kesiangan datang" ucap Alex dengan seringainya.

Brian yang sudah geram melihat keangkuhan Alex, segera mengeluarkan pistolnya.

DORR!!

Satu peluru mengenai paha Alex membuatnya terjatuh ketika akan bangkit dari duduknya. Tidak cukup dengan itu, Brian segera menghampiri Alex menarik kerah kemeja yang dipakai Alex dan membogemnya mentah-mentah "Bajingan! Bahkan saat mendekati detik-detik kematianmu kau masih menunjukkan keangkuhanmu? Membuatku ingin membunuhmu saat ini juga" ucap Brian mengeluarkan pisau di saku celananya dan menyayatkan pisau itu tepat di luka tembakan tadi.

"Akhhh" ringis Alex kesakitan

"Hentikan Brian! Kau bisa membunuhnya saat ini juga!" Jose tidak bisa membiarkan Brian membunuh pria itu dengan sia-sia saja. Semenjak Brian mengatakan jika Alex mempunyai dendam pada Luxero Beatrix, ia merasa ada sesuatu yang mengganjal. Tidak mungkin pria itu tiba-tiba datang membalaskan dendamnya yang sudah bertahun-tahun pada Kay. Sementara beberapa tahun yang lalu Kay mengalami kondisi pilu akibat kematian kedua orangtuanya yang tragis. Jadi bukan salah Jose jika ia berfikir Alex adalah dalang di balik ini semua bukan?

"Memang itu tujuanku! Membunuh orang yang sudah menyakiti my little girl!" tekan Brian pada kata membunuh. Seketika aura gelap Brian muncul bak seorang psychopat yang haus akan darah.

Jose menghampiri Brian dan Alex yang sudah terkulai lemas di lantai sembari meminum bir dengan tenang layaknya tidak menghadapi musuh "Well...memang itu tujuan kita saat ini, membunuhnya! Tapi, apa kau tidak ingin menggali informasi lebih dalam mengenai kematian kedua orang tua Kay?"

Sebenarnya, beberapa hari yang lalu Jose sudah memerintahkan Ed untuk mencari informasi itu tapi Ed mengatakan ia membutuhkan waktu satu hari untuk mencari informasi yang sudah ditutup rapat-rapat kasusnya sejak bertahun-tahun itu. Jose hanya menyetujui, tetapi pagi berganti malam Brian mengatakan hal itu pada Jose. Sehingga Jose menyuruh Ed menghentikan pencariannya dan memilih mencari tahu informasi itu dari Alex sendiri.

My Husband CEO (PROSES REVISI)Where stories live. Discover now