Part 7 - Penguntit

16.6K 438 3
                                    

Happy reading!!

Jangan lupa vote andcomment nya yaa!!

_____

Kaylee Penthouse

Sebuah sinar matahari yang begitu menyengat melalui jendela kaca, berhasil membuat Kay mengerjapkan bola matanya.

Kaylee yang baru tersadar dari tidur panjangnya, segera menyingkap selimutnya dan segera memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya di bawah guyuran shower.

Setelah beberapa menit Kaylee berkelana didalam kamar mandinya akhirnya gadis itu keluar dengan tubuh indahnya yang di balut dengan bathrobes. Kaylee segera menuju walk in closet yang berada di Penthouse nya dan segera memilih pakaian yang cocok untuk ia pergi ke kampus.

Setelah 2 hari Kay sibuk dengan urusan perusahaan dan urusan pribadinya, akhirnya hari ini Kay akan menginjakkan kakinya di kampus ternama itu. Bawahan jeans dan setelan sweater terlihat melekat di tubuh Kay, tidak lupa Kay memoles wajahnya dengan sedikit riasan dan mengucir rambut indahnya untuk menambah kesan sempurna pada penampilannya.

"Perfecto!" gumam Kaylee.

Well, tanpa kita sadari Kayle memiliki cara berpenampilan seperti Jose. Hanya menggunakan pakaian formal jika sedang berada di perusahaan dan acara penting, tetapi setelah itu mereka berkamuflase dengan setelan casual nya.

"Selamat pagi, nona. Saya sudah membuatkan nona sarapan." Ucap Greyson, salah satu maid di penthouse tenga. Greyson adalah gadis cantik berusia 21 tahun, kasus penembakan di dalam mansion Beatrix beberapa tahun lalu, membuat Greyson kehilangan ibunya. Gadis cantik itu tidak pernah menyalahkan keluarga Beatrix, justru Grey memilih tinggal bersama Kay, karena gadis itu sudah tidak memiliki seorang keluarga, hidupnya sudah sebatang kara.

Kay tersenyum manis pada Grey. "Sudah berapa kali aku mengatakan padamu, Greyson. Kau bisa memanggil ku Kaylee saja, umurmu bahkan lebih muda dari ku."

"Maaf, saya tidak bisa nona. Dulu, ibu selalu mengajarkan ku untuk bersikap sopan pada nona." Grey menunduk sedih. Setiap kali ia menyebut ibunya, kejadian beberapa tahun lalu kembali mengingatkan ia pada ibunya. Pembunuhan yang begitu tragis, hingga merenggut nyawa ibu nya saat itu juga.

Kay melihat iris mata gadis itu sudah mulai memerah, dengan cepat Kay memeluk Greyson. "Maafkan aku, jika aku mengingatkan mu pada ibumu. Kau tidak sendiri, Grey. Ada aku, nasib ku juga sama seperti mu. It's okay, jangan menangis ya. Ibu mu akan sedih jika melihat mu terus seperti ini."

"Ma-maafkan saya, nona. Nona tidak bersalah, hanya saja saya yang sedikit cengeng."

"Menangis tidak akan membuat seseorang terlihat lemah ataupun cengeng, Greyson. Menangislah selagi itu bisa membuat hati mu membaik." Gumam Kay. "Peluklah aku, keluarkan semuanya yang membuat hati mu sedih, Greyson." Ucap Kay, saat dirasa Grey takut-takut membalas pelukan Kay.

"Hikss... terimakasih, nona. A-aku merindukan ibuku."

"Disaat aku bersedih dan menangis, Brian selalu memintaku untuk berdoa, berdoa untuk kedua orangtuaku. Aku merasa membaik setelah itu. Kau bisa melakukan seperti apa yang dikatakan Brian, Greyson."

"Nona beruntung, memiliki tuan George yang begitu menyayangi nona."

Kay tersenyum kecil. Ahh mengingat Brian, membuat Kay merindukan pria itu. "Yaa, aku sangat beruntung. Dia sangat menyayangi ku, begitupun aku sangat menyayangi dia." Kekeh Kay.

Grey hanya tersenyum kikuk.

"Grey, aku ingin mengatakan sesuatu padamu."

"Ada apa, nona? apa nona ingin sesuatu?"

My Husband CEO (PROSES REVISI)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora