FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA.
DON'T COPY MY STORY !
21+ ! Bijaklah dalam membaca!
__________
Jose Stephen Walter, dia adalah seorang billionaire muda berusia 25 tahun. Berwajah tampan, rahang yang begitu tegas, teramat rupawan, dan memiliki...
Happy reading!!! Jangan lupa vote and comment ya guys!!!
____
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
***
Sebelum melanjutkan langkahnya, ia mendengar sebuah suara yang tidak asing lagi ditelinga nya.
"S-steve!"
Jose diam membatu di tempatnya, panggilan itu...
Jose membalikkan badannya, pandangan nya seolah terkunci melihat siapa yang berada di depannya, lidahnya kelu, tangannya gemetar--hingga gelas yang berada di tangannya sudah terjatuh di lantai.
Sudah hampir dua malam Kay tertidur dengan beberapa alat medis yang menempel di atas tubuhnya, tapi tidak ada satupun alat itu yang mampu membuat gadis itu membaik.
Beberapa menit yang lalu, Max mengatakan jika keadaan Kay semakin lemah. Benturan di kepalanya begitu keras, membuat sistem saraf otak mengalami sedikit pendarahan. Max sudah mengupayakan segalanya sebaik mungkin, tapi gadis itu masih terlelap dalam tidurnya.
"Daddy Samuel dan aunty Chelsea, tidak kemari?" tanya Ken kepada Brian. Samuel dan Chelsea adalah kedua orangtua Brian, mereka memilih tinggal dan mengembangkan bisnisnya di Negara Jerman. Bisnisnya sudah cukup disegani dan besar di negara-negara Eropa hingga negara Asia sekalipun. Keluarga George menjaga keluarga berpengaruh di dunia, sama hal nya dengan keluarga Walter.
"Satu jam lagi, pesawat mereka akan mendarat di gedung atas."
Ken sedikit terkejut, pasalnya baru beberapa jam yang lalu Brian menghubungi kedua orangtuanya. Tetapi, barusan ia mendengar jika satu jam lagi pesawat mereka akan mendarat. Apa sepenting itu kehadiran Kay di dalam keluarga, George?
"Mereka sudah menyayangi Kay seperti anaknya sendiri."
"Kurasa, daddy Samuel tahu dalang di balik kejadian ini semua." Sanggah Victor. Victor sangat dekat dengan keluarga George, sering beberapa kali perusahaan miliknya bekerja sama dengan perusahaan Samuel. Jadi, sedikit lebih tahu bagaimana pembawaan seorang Samuel jika menghadapi sesuatu masalah.
