Part 59 - The dead (2)

5K 241 76
                                    

Happy reading!
Jangan lupa Vote and comment yah!
____

Jose menunduk menghadap Derick, ia mengeluarkan sebuah pistol dari mantel nya.

"Kau membuat ku tidak memiliki pilihan apapun selain membunuh mu, paman. Maafkan aku."

Dorr!

Bukan, bukan Jose yang menekan pelatuk itu hingga melubangi kepala Derick.

Namun, tembakan itu bersamaan dengan seorang gadis yang berjalan mendekat dari balik lorong.

_______

Suara langkah kaki yang saling bertautan, bersamaan dengan suara pistol, membuat semua orang menajamkan penglihatannya pada seseorang yang baru saja datang dari balik lorong.

Putri Fletcer berjalan dengan angkuh, di jemarinya sudah tersemat pistol yang sempat ia gunakan untuk menembak Derick. Tidak jauh darinya, Fletcer dan putra nya sudah berjalan mendekat.

Laurianna menutup mulutnya rapat-rapat, air mata menetes tanpa di minta. Meskipun rasa bencinya terhadap Derick yang begitu besar, tidak dapat menampik jika ia juga sangat mencintai ayah nya. Bagaimanapun, Derick lah yang selama ini selalu berada di sampingnya ketika ibu nya tidak memedulikan diri nya.

Laurianna mendekat pada tubuh Derick yang sudah terbujur kaku, tangis nya semakin kencang. "Maafkan Anna, daddy. Bangunlah! Katakan pada ku, jika apa yang kau katakan semua tidak benar! Bangunlah!"

Anna mengguncang tubuh Derick, berharap sang empu kembali membuka matanya dan mengatakan kebenaran nya. Namun nyawa sudah meregang, tidak ada yang bisa mengembalikan semuanya seperti semula.

Kaylee menitikkan air matanya, apa yang Anna rasakan saat ini, tidak jauh berbeda dengan yang ia rasakan sewaktu ia kecil.

Kaylee mengusap bahu Jose perlahan, pria itu memandang Kaylee dengan tatapan nanar. "Pergilah. Dia membutuhkan mu, Ose."  Kaylee tersenyum penuh yakin, hingga Jose mengangguk dan membawa Anna ke dalam pelukannya.

"Jangan mengkhawatirkan apa yang ia katakan. Tidak ada seorang ayah yang tidak mencintai putrinya sendiri."

Anna mendongak, menatap Jose. "Maafkan semua kesalahannya. Kau bisa menghukum ku sebagai balasan at--"

"Aku sudah memaafkan semuanya."

Anna menundukkan kepalanya. Namun, tiba-tiba netranya menatap sepasang sepatu yang cukup ia kenali, sepasang sepatu yang pemakai nya sudah membunuh ayahnya.

Anna menatap nyalang dan penuh kebencian.

"Penghianat! Psikopat! Kau benar-benar gila!"

Putri Fletcer mendekat dan tersenyum miring, memegang dagu Anna dengan erat-erat.

"Tidak ada pohon yang tumbuh tanpa akar, tidak ada kematian tanpa sebab. Itu untuk dia yang hampir mencelakai, Jose."

Anna menggeram kesal. "Kau!"

Putri Fletcer tersenyum miring. "Derick adalah orang pertama yang berani mengancam keberadaan ku. Karena itulah aku berjanji untuk membunuh dia dengan tangan ku sendiri."

Jose mengepalkan jemarinya, ia menarik Anna dari cekalan putri Fletcer.


Kedua mata mereka saling bersitatap. Jika putri Fletcer memberikan tatapan penuh ingin memiliki, berbeda dengan, Jose. Hanya ada binar kemarahan, bersamaan dengan jemarinya yang sudah mengepal.

My Husband CEO (PROSES REVISI)Där berättelser lever. Upptäck nu