Part 81 - Heartbreak

2.5K 151 202
                                    

HAPPY READING!

____

Dering ponsel yang berbunyi sejak tadi membuat sang empunya mengerjapkan matanya perlahan. Tidak langsung meraih ponselnya tatkala kedua mata itu terbuka, namun keningnya langsung menyatu saat melihat wanitanya tidak ada disana.

"Dimana Alee?" tanyanya bermonolog sendiri sembari memutar lehernya mencari keberadaan wanitanya disekitar ruangan yang sama. Namun nihil.

Tatapan Jose teralihkan pada selang infus yang terlepas dan terjatuh diatas lantai berserakan. Seolah selang infus itu seperti dilepas dengan paksa. Melihat itu, pikirannya langsung kalut hingga bangkit dari duduknya.

"Shit!" umpatnya.

Dering telfon itu berbunyi terus-menerus, hingga Jose geram dan mengangkat panggilan itu.

"Ada apa?!" ketus Jose dingin.

Seseorang diseberang sana berdecak. "Aku tahu ini masih sangat pagi, jangan ketus pada sahabat istrimu!" ujar Maddi.

Pikiran Jose kacau, kini ditambah rancauan Maddi yang terdengar dipagi buta.

"To the point!" ujar Jose semakin ketus. Sembari berjalan menuju walk in closed mencari keberadaan istrinya disana. Masih tidak ada, namun diatas sebuah kursi ada pakaian yang digunakan Kaylee semalaman, ditambah ada kalung dan anting berlian pemberiannya yang tergeletak disamping baju itu. Sungguh, pikiran Jose saat ini semakin kalut. Dadanya bergemuruh, berharap apa yang ia pikirkan tidak benar-benar terjadi.

"Fine! Aku menghubungi Lili namun ponselnya tidak aktif, jadi aku menghubungimu saja. Bagaimana keadaan Lili? Apa dia sudah bangun? Keadaannya sudah memb--"

"Dimana Alee?!" tanya Jose dengan suara meninggi. Urat-urat dipelipisnya menonjol, kilat amarahnya terlihat jelas.

Suara Maddi terdengar terkejut. "W-what?! Kau tidak salah bertanya padaku dimana Lili? Dia semalaman bersamamu! Kau pik--"

Tangan Jose terkepal kuat, napasnya naik turun. Tidak membiarkan Maddi menyelesaikan ucapannya. "Tidak bertele-tele! Dimana Alee?! Jawab pertanyaanku!" suara Jose sudah meninggi, kali ini ia sudah benar-benar keluar dari ruangan itu. Berjalan menuju elevator, sesekali menatap sekelilingnya berharap istrinya masih ada di palace itu.

Suara Maddi langsung terdengar panik. "Damn you, Jose! Aku tidak tahu dimana Lili! Apa yang terj--"

Lagi-lagi belum menyelesaikan ucapan Maddi, Jose lebih dulu mematikan panggilan itu.

Pintu elevator terbuka dan langsung tertuju pada dapur dan ruang makan. Sejak tadi, ia masih berharap jika istrinya masih ada disekitaran palace itu.

"Nak.. kau tidak mengajak Lili turun? Mom sudah memasak makanan kesukaan Lili." Jose baru datang, langsung disambut dengan Chelsea dan Samuel yang ada di dekat meja pantry.

Brian duduk di sudut ruangan dengan tatapan kosong, keningnya langsung mengernyit ketika Jose datang dengan raut wajah yang terlihat sangat khawatir.

"Dimana Alee? Mom lihat Alee?!" tanya Jose dengan raut wajah khawatir.

Brian langsung bangkit dari duduknya, perasaannya mulai tidak enak. "Lili bahkan belum keluar sama sekali sejak semalaman. Apa yang terjadi? Lili bersamamu!"

Chelsea dan Samuel juga langsung ikut khawatir.

"Kami tidak melihat Lili sejak tadi." Ujar Samuel.

Jose tidak menjawab. Ia justru beralih menatap sang kepala maid yang berdiri di dekat meja pantry sejak tadi. "Perintahkan semua penjaga dan pengawal untuk mencari keberadaan Alee diseluruh palace ini! Berikan laporan cctv dari semalam sampai pagi ini! Dan bawa semua pekerja ke hadapanku! Sekarang!" ujar Jose tegas tak terbantahkan. Suaranya meninggi diikuti tatapan dinginnya.

My Husband CEO (PROSES REVISI)On viuen les histories. Descobreix ara