Part 73 - Life or die?

1.7K 120 77
                                    

Happy reading.

_____

Jose saat ini bersama dengan Kaylee ada di dalam sebuah kamar hotel yang satu gedung dengan pertemuannya bersama Yossepin dan kolega lainnya. Saat Kaylee jatuh pingsan, orang-orang Yossepin langsung datang memberikan kamar kosong untuk Jose dan Kaylee. Tak hanya itu, Yossepin juga memberikan dokter pribadinya untuk memeriksa kondisi Kaylee. Syukurnya, kondisi Kaylee baik-baik saja. Wanita itu hanya sedikit terpukul dengan berita yang disampaikan oleh Edward tadi.

"Terimakasih sudah memeriksa istri saya. Tolong, tinggalkan kami sendiri lebih dulu." Pinta Jose pada dokter pria itu.

"Baik Tuan, kami akan menunggu di luar. Panggil kami jika Tuan memerlukan sesuatu, ini adalah perintah dari Tuan Yossepin."

Jose mengangguk. "Sure. Aku memerlukan dia dalam sepuluh menit ke depan."

"Maaf, maksud Anda Tuan Yossepin?" tanya dokter itu. Yang umurnya lebih tua daripada Jose.

Jose mengangguk.

"Baiklah. Saya akan memanggil beliau kemari untuk Anda." Ucap pria itu. Kemudian meninggalkan Jose dan Kaylee. Sebelumnya, pria itu mengamati Jose dari ujung rambut hingga ujung kakinya. "Ghost! Pria macam apa dia bisa menundukkan seorang Yossepin? Hartanya? atau kepintarannya?" batinnya sembari menggelengkan kepalanya. Berdecak kagum tanpa di dengar sang empunya.

Jose memijat pelipisnya yang sedikit pening. Tatapannya tertuju pada istrinya yang tengah terlelap dengan tenang. Jose mendekat, ia mengusap pipi Kaylee. Menghapus sisa-sisa air mata di pipinya.

"Aku tidak tahu, jika semuanya bisa serumit ini untuk kau terima." Jose memandang Kaylee dengan tatapan sendu.

Sejak usianya masih belasan tahun, wanita itu selalu di kelilingi dengan hal-hal yang cukup menyakitkan. Mulai dari peristiwa tragis kedua orangtuanya di depan mata kepalanya sendiri, hampir menghilangkan nyawanya sendiri, di paksakan untuk mengurus perusahaan Beatrix, semuanya sendiri. Bahkan, seseorang yang selalu menjaganya selama ini tiba-tiba jauh dari hidupnya. Dalam sekejap mata hilang di dalam samudra tak terhitung luasnya. Bahkan, masih ada satu lagi kejujuran yang belum ia tahu. Ini cukup menyakitkan. Sangat.

Disaat sudah waktunya Kaylee mengetahui semuanya, namun kini harus tertunda karena kabar menyakitkan ini. Ia yang baru menemukan kebahagiaan hidupnya, kini telah di renggut kembali. Jose yang memikirkan semua penderitaan Kaylee, hatinya benar-benar sesak. Membayangkan saja begitu menyakitkan, tak tahu lagi Kaylee yang merasakan itu semuanya sendiri.

"Alee... satu hal yang harus kau tahu, aku akan selalu mencoba ada bersamamu apapun yang terjadi nanti. Tidak ada lagi penderitaan yang jauh lebih sakit yang akan kau rasakan setelah ini. Aku akan memastikan semuanya untukmu." Jose mencium jemari istrinya lembut. Ia tidak tahu lagi apa yang harus ia jelaskan saat Kaylee tersadar nanti.

Jose merogoh sakunya yang sejak tadi bergetar karena ponselnya, ia lalu mengeluarkan ponselnya. Disana tertera nama Victor tengah menghubungi nya.

"Ada ap--"

"Kau sudah tahu kabar tentang Brian?" napas Victor tersengal-sengal, memotong ucapan Jose begitu saja.

"Edward sudah menghubungi ku. Lakukan sesuatu untuknya. Apapun yang kau bisa. Aku akan segera kembali siang ini juga."

"Aku sudah mengirimkan tim sar untuk mencari keberadaannya. Ken juga melakukan hal yang sama. Hanya itu yang bisa kita lakukan saat ini."

Jose masih memegang jemari Kaylee dengan lembut. Berharap saat istrinya tersadar akan ada berita baik. Itulah harapan nya.

My Husband CEO (PROSES REVISI)Where stories live. Discover now