37. Dunia Baru

18.9K 3.3K 114
                                    

Anstia baru selesai berpakaian dan segala macam hal yang menjadi wajib setelah ia mandi, entah merapikan rambut atau memilih perhiasan yang akan ia pakai saat Kasilva datang.

"Putri, ayo bermain."

Menghela nafas pelan, Anstia hanya berjalan melewati Kasilva yang mengikuti Anstia menuju taman belakang Istana.

"Aku belajar sihir."

Langkah Anstia langsung berhenti, gadis berstatus Putri Raja itu menatap Kasilva yang tampak membuat bunga dari sihir.

"Untuk Putri." Kasilva mengulurkan bunga tersebut pada Anstia yang sebenarnya enggan untuk meraih bunga itu.

Ah, apa ini rasanya tersaingi?

Hanya karena dia tidak memiliki sihir, lalu si gadis asing ini memilikinya jadi seakan-akan dia akan digantian oleh gadis ini karena memiliki sihir?

"Terimakasih." Anstia menerima bunga tersebut. "Kau belajar sihir darimana?"

Mata Kasilva tampak berbinar, senang bisa berbincang bersama dengan Putri yang selama ini ia ajak bermain namun selalu menolak, berbincang bisa jadi langkah yang baik untuk berteman.

"Aku bisa sihir, tapi hanya sedikit. Yang Mulia Raja mengajariku lalu memberikan aku guru untuk melatih sihirku. Jadi aku bisa melakukan beberapa hal."

Raja? Hebat, ini rasanya seperti sang Raja mulai menampakkan taringnya pada Anstia.

Anstia tersenyum. "Raja sangat baik padamu, ya?"

Kasilva mengangguk semangat. "Iya, para Pangeran juga. Aku senang sekali berada di sini!"

Anstia mengangguk. "Ah, aku punya urusan. Kau pergilah bermain dengan orang lain." Anstia berjalan meninggalkan Kasilva yang tampak tidak rela Anstia pergi.

Berjalan menuju danau favoritnya, namun dia memilih jalur yang berbeda. Dia mecari jalan yang belum pernah ia lewati sebelumnya, jalan yang mengarah ke pepohonan yang agak lebat.

"Apa yang kau lakukan?"

Anstia tersentak kaget, gadis itu berbalik. Menemukan Pangeran Kelima yang bersama peliharaan Pangeran itu.

"Ah, aku hanya penasaran saja. Selama ini aku selalu datang kemari, tapi aku belum tau daerah sini." Anstia tersenyum, berusaha agar membuat Pangeran Brandon tidak curiga. Padahal dia sengaja ingin pergi saat pagi hari agar bisa lebih banyak berjalan-jalan di kota.

"Jangan terlalu masuk ke dalam, oke?"

"Ada apa di dalam sana memangnya?" Anstia menatap pepohonan yang semakin lebat jika di lihat-lihat.

"Disana banyak ular dan serangga, kau pasti tidak menyukainya." Pangeran Brandon mengusap rambut Anstia. "Ayo kita jalan-jalan sebentar."

***

Karena Pangeran Brandon, rencananya untuk ke kota gagal. Tapi, setelah beberapa hari menunggu, dia akhirnya bisa pergi ke kota.

"Oh, jadi kau memang baru disini?" Ariel yang sedang memakan gulali mengangguk. Anstia terpaksa berbohong pada Ariel, mengatakan jika dia berasal dari daerah terpencil dan datang kemari untuk melihat-lihat kota, tepatnya dia seperti pedagang namun dari desa kecil, tidak mungkin dia mengatakan jika dia adalah Putri Raja yang menyamar bukan?

"Kau sendiri?"

"Aku hanya Mermaid biasa, suka bermain di darat dan akhirnya terus berada di darat." Anstia menatap Ariel yang kali ini mengikat satu rambutnya "Tapi aku agak benci dengan sikap manusia yang membenci kami."

Anstia mengangguk pelan. "Aku juga baru tau jika di kota makhluk seperti kalian itu ada."

"Aku kira karena tinggal di desa kau pasti tidak akan kaget dengan Mermaid, karena di sana sangat banyak Elf dan beberapa makhluk lain."

TAWS (1) - AnstiaWhere stories live. Discover now