73. Hubungan Yang Diperbaiki

9.4K 1.3K 26
                                    

Anstia tersenyum, menatap orang yang waktu itu membuatnya salah tingkah tapi sekarang semua terasa hambar.

"Selamat Pagi, Yang Mulia." Pangeran Haindre memberikan salam pada Anstia yang tersenyum.

"Duduklah," Anstia duduk begitu juga dengan Pangeran Haindre yang tampak rapi. "Sebelumnya terima kasih karena ikut turun ke medan perang secara langsung."

Pangeran Haindre tersenyum. "Aku harus membela negaraku. Para penyihir itu sudah melakukan banyak hal pada negara kita."

"Beberapa daerah terkena dampak besar itu," ada beberapa daerah yang kehilangan sumber daya mereka, para penyihir hitam sengaja melakukan itu untuk melumpuhkan beberapa daerah. "Aku rasa Pangeran bisa menangani semua dengan baik."

"Aku merasa terhormat." Pangeran Haindre tersenyum.

Anstia tersenyum, dia memakan kuenya yang terasa manis. Ini seperti kesukaanya.

"Kalau Yang Mulia tidak keberatan," Anstia menatap Pangeran Haindre yang tampak agak cemas. "Saya.. Menyimpan perasaan untuk Tuan Putri selama ini."

Anstia tau ini akan datang, tapi dia tidak bisa memaksa perasaanya atau berpura-pura memiliki perasan yang sama.

"Dulu aku bertemu orang ini, aku kira hanya ketidaksengajaan, tapi itu karena takdir. Mungkin itu hanya cinta masa kecil, tapi.. Dia selalu disini tanpa sadar." Anstia menyentuh dadanya. "Aku mungkin tidak akan bertemu lagi dengannya. Aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri, maaf."

Pangeran Haindre tersenyum. "Aku mengerti. Perasaan manusia adalah hal yang sulit dimengerti, namun semua ada porsinya masing-masing. Terimakasih karena mau mendengar isi hatiku."

Anstia menggeleng. "Dulu aku mungkin merasakan rasa tertarik tapi semakin lama aku sadar itu hanya kagum, bukan cinta. Rasanya aku akan jadi orang paling kejam jika mempermainkan hati seseorang."

"Bohong jika aku tidak terluka. Tapi," Anstia menatap Haindre yang tersenyum kecil. "Setidaknya walau sebatas kagum, perhatian Tuan Putri sempat tertuju padaku. Itu sudah cukup."

"Kau akan menemukan orang yang mencintaimu, sama seperti kau mencintai orang itu nantinya." Anstia mengangguk.

"Tentu. Jika aku bertemu dengannya akan aku kenalkan pada Tuan Putri."

Anstia terkekeh.

***

"Itu ide yang bagus." Astevia mengangguk.

"Aku setuju." Phil menambahi.

"Apapun yang Anstia lakukan aku akan setuju, asalkan baik." Brandon yang duduk di samping Anstia menetap adiknya yang terkekeh. "Jadi? Kau benar-benar akan melakukannya?"

"Kenapa tidak? Aku jadi Putri pertama yang turun ke medan perang, kenapa tidak sekalian aku lawan semua yang selama ini salah tapi di normalkan?" Anstia meraih selembar kertas.

"Tapi dari mana kau bisa mengenal Mermaid itu?" Sylvester menatap Anstia yang tersenyum.

Kaisar, Pangeran Kedua, Pangeran Ketiga, Pangeran kelima dan Putri Bungsu Ambertia ada di ruangan Ayah mereka. Membicarakan hal gila yang beberapa hari ini dikatakan oleh Anstia.

Anstia ingin menyatukan daratan dan lautan yang saling selisih paham. Dia ingin agar baik di laut maupun di darat Mermaid tidak akan di tindas lagi, para Mermaid pun bebas untuk datang.

"Aku pernah berpikir tentang ini, tapi aku tidak dapat merealisasikannya. Terlalu sulit." Brandon menatap beberapa berita surat kabar tentang Mermaid. "Mereka kesulitan tapi kita tidak bisa membantu banyak."

TAWS (1) - AnstiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang