68. Perlajanan

9.4K 1.5K 72
                                    

Putri yang lahir secara prematur, tidak pada waktunya akhirnya di titipkan pada seorang penyihir tua.

Itu awal mula Putri itu terlupakan.

Ketika semua mulai membaik, Raja yang masih berduka dan sibuk membangun semua kembali perlahan melupakan apa yang membuat lukanya tumbuh.

Gadis kecil dengan rambut emas sama seperti miliknya, yang ia ingat hanya sebuah nama Anstia Anastia Ambertia. Itu nama yang ia ingat, tapi dia tidak pernah mau melihat gadis kecil itu.

Rasanya seperti membuka luka lama yang perlahan mulai sembuh. Tidak pernah mencari tau dan diam, perlahan nama itu tidak lagi teringat di kepalanya, perlahan mulai memudar.

Bukan. Astevia bukan membenci Anstia, hanya saja dia masih belum bisa untuk berdamai dengan dirinya sendiri. Oleh karena itu dia mencari kesibukan, entah dengan melakukan perang agar daerahnya semakin luas atau apapun.

Tidak ada lagi yang memaksanya untuk menikah, dia disibukkan dengan anak-anaknya yang mulai beranjak dewasa.

Hilberth naik menjadi Putra Mahkota  Phil menolak keras jabatan tersebut, walau seharusnya itu tempat Phil.

Hilberth yang dulunya tidak diberikan perayaan apapun, namun kali ini dia diberikan Debutante yang sangat meriah.

Phil berubah agak dingin dengan orang lain, kecuali pada saudara-saudaranya.

Sylvester turun ke medan perang saat umurnya masih sangat muda, mengikuti Ayahnya yang turun ke medan perang.

Jalvier menjadi penyusun strategi terbaik bahkan saat umurnya masih sangat muda.

Brandon sudah mulai bisa mengekspresikan dirinya sendiri.

Tahun-tahun berlalu dan dia akhirnya bertemu kembali dengan gadis berambut emas dengan mata bagai pinang dibelah dua dengannya.

Mata ungu khas itu ada pada gadis kecil yang selama ini namanya tidak pernah ingin ia ingat. Nama yang seketika langsung ada dipikirannya.

Anstia Anastia.

Tidak mau mengulangi hal yang sama, Astevia akhirnya menerima gadis itu perlahan dari hatinya.

Meminta agar gadis itu melatih dirinya sendiri untuk pertahanan diri, dunia ini sudah terlalu kejam dan dia tidak sampai gadis kecilnya tidak bisa melewati itu.

Semua berlalu sangat cepat.

Datangnya gadis asing yang begitu mirip dengan Astevia. Semua awal dari hal buruk.

Seperti dipengaruhi tapi tidak bisa melawan, Astevia seperti kehilangan dirinya sendiri.

Lalu sampailah disini.

Medan perang, dimana dia menurunkan gadis kecilnya dan anak-anaknya.

"Semua akan baik-baik saja Ayah." Astevia menoleh, menetap Sylvester yang menatap sang Ayah. "Perang ini pasti bisa kita menangkan."

Astevia mengangguk. "Ya, semua akan baik-baik saja."

Phil mendekat, tampaknya Pangeran kedua itu sangat sibuk karena dialah yang membantu penanganan luka-luka para prajurit lain.

"Kau belum tidur, Phil?" Sylvester melirik Kakaknya yang duduk tepat disebelahnya. "Kau kelihatan lelah sekali."

Menghela nafas, Phil memukul-mukul bahunya yang terasa kaku. "Ya, aku akan tidur sebentar lagi. Aku perlu udara bebas."

"Kalian sudah bekerja sangat keras." Astevia menatap kedua anaknya. "Jalvier masih bergelut dengan pikirannya?"

Jalvier sudah mulai menyusun strategi untuk menyerang lokasi musuh dan mengambil kembali adik mereka.

TAWS (1) - AnstiaWhere stories live. Discover now