48. Pelukmu Untuk Pelikku

452 63 13
                                    

Aku bukan berhenti mencintaimu, namun aku hanya berhenti untuk menunjukkannya

🗡️🔪🗡️🔪🗡️🔪

Audy tersenyum legah dan badannya jauh lebih rileks karena mencium aroma shampoo yang sudah lama tak ia jumpai, gadis itu duduk dibawah lantai kamar mandi yang bersih tentunya, dan mendongakkan kepalanya ke bathup seperti orang yang sedang kreambath.

Dan Carel duduk di pinggiran bahtup sambil membantu Audy mencuci rambutnya.

"Ternyata lo baek juga."

"Makannya jangan suudzon dulu."

"Cara bicara lo yang salah bego!"

"Lonya aja yang otaknya-"

"Hhsstt diem! Gue mau nikmatin keharuman hakiki ini," Audy memejamkan matanya sambil menghirup udara dalam dalam.

"Lo di rumah sakit nggak keramas?"

"Gimana mau keramas, kaki aja nggak boleh kena aer."

"Berarti gue lebih kreatif daripada susternya."

"Iyain."

"Btw Rel, lo cocok jadi baby sister, besok gue kalo punya anak titip ke lo aja, harga teman bisa kan?"

"Emang kita temen?"

"Harga mantan deh, gimana?"

"Bacot kau."

Audy tertawa, lalu memegangi handuk yang melilit di kepalanya, agar tidak terjatuh saat Carel mengangkatnya untuk kembali ke kamar.

"Ganti baju dulu lo, gue mau bikin teh," Carel mengambil asal satu set piyama di lemari Audy dan memberikannya kepada gadis itu.

"Kok gambar mickey mouse sih?"

"Kan lo bocah," Carel mengangkat satu alisnya sambil tersenyum.

"Nggak mau! Ganti!"

"Ambil sendiri aja," Carel menutup pintu kamar itu dan menuju kearah dapur membuat Audy berdecak kesal.

"Jangan kesini sampai gue bilang masuk," teriak Audy dari dalam kamar.

"Iya bocah."

Saat membuka lemari Carel bergumam, "Mie instan segini banyaknya buat apa?"

"Carel!"

"Masuk?"

"Iyalah."

Carel membuka pintu kamar itu lalu meletakkan tehnya dinakas.

"Bantuin gue ngeringin rambut."

"Mana hair dryernya?"

"Di laci kedua meja rias."

Carel mendekat kearah meja rias Audy yang masih saja sama seperti awal perjumpaan mereka, bukan banyak make up melainkan banyak senjata tajam dan foto foto yang di silang.

Carel bergidik ngeri lalu cepat cepat membuka laci namun sayang tidak ada apa apa disana.

"Mana nggak ada."

Audy berdecak, "Bukan meja rias itu, tapi sebelahnya."

"Sebelahnya? Tembok? Makin aneh lo."

"Dorong aja."

Carel menuruti perintah Audy dan mendorong tembok disampingnya, lalu ia terkejut, ternyata itu adalah ruang wardobe, banyak sekali koleksi pakaian, sepatu, tas dan perlengkapan make up yang sangat lengkap.

SORAI [END]Where stories live. Discover now