30. Aliran Sungai

531 60 40
                                    

Dia seperti bulan, terlihat bercahaya dari jauh, namun saat sudah dekat terasa retak dan tak sempurna

🗡️🔪🗡️🔪🗡️🔪

Di sebuah sungai dengan aliran yang cukup deras terdapat seorang cowok berdiri di atas bebatuan samping sungai sambil mengamati lurus lurus kearah pemandangan yang berada di hadapannya.

Semilir angin pun mengenai kulit cowok itu, alirannya pun meredam suara seseorang yang memanggil dirinya, namun cowok itu dengan cepat menoleh dan melengkungkan senyumnya saat orang itu kembali memanggilnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semilir angin pun mengenai kulit cowok itu, alirannya pun meredam suara seseorang yang memanggil dirinya, namun cowok itu dengan cepat menoleh dan melengkungkan senyumnya saat orang itu kembali memanggilnya.

"Bara!"

Gadis yang memiliki rambut hitam legam, berlari kearahnya dan berhenti tepat dihadapannya, ujung kaki mereka pun kini saling menyentuh pertanda tak ada jarak diantara keduanya.

"Audy? Udah puas lihat pemandangannya?"

Gadis yang sedang meletakkan kedua tangannya dibelakang badan itu tersenyum sambil mengangguk, "Udah, sejuk banget disini Bara, Audy suka."

Bara menyelipkan anak rambut gadis itu, "Pemandangannya indah?"

Audy tersenyum lalu mendekat dan memeluk Bara sambil berbisik, "Lebih indah lagi kalau lo lenyap dari kehidupan ini."

Gadis itu mundur selangkah dan Bara melihat kaos putihnya sudah bersimbah darah, tangannya gemetar melihat bercak kemerahan itu dan dengan cepat ia menekan perutnya agar pendaharan berhenti.

Di hadapannya kini terlihat Audy sedang tertawa puas sambil mengamati pisau yang baru saja menusuknya itu.

Brraaakkkk

"Arrghh sial!"

Bara mengumpat lalu memegangi punggungnya yang sukses mencium lantai rumahnya dengan mesra.

"Cuman mimpi," Bara mengamati perutnya yang baik baik saja lalu bernafas dengan legah.

Mimpi tadi nampak sangat nyata, sampai sekarang pun perutnya terasa sedikit nyeri dan kaku, cowok itu bangkit lalu duduk di tepi ranjangnya.

Namun tiba tiba manajernya membuka pintu kamar, "Bara, ini sudah jam berapa-"

Bara berdecak, "Ketuk pintu dulu gabisa?"

"Nggak ada waktu Bara! Lo ada sesi pemotretan hari ini, buruan mandi kita ke lokasi."

"Hm," Bara berdehem lalu pergi ke kamar mandi dengan paksaan dari manajernya.

Setelah selesai bersiap siap, Bara turun ke lantai bawah dan disana terlihat manajernya sedang mengobrol dengan Mamanya.

"Pagi Mom," Bara mencium sekilas pipi Mamanya.

"Pagi sayang."

"Bara berangkat dulu ya."

"Eh tunggu Bara, kamu kurang tidur ya? Lihat kantung mata kamu astaga," Mamanya menyentuh bawah matanya yang sedikit menghitam.

SORAI [END]Where stories live. Discover now