8. Seorang Audy

711 79 28
                                    

Penasaran adalah awal saat kamu akan benar benar masuk dalam dunia seseorang :)

🗡️🔪🗡️🔪🗡️🔪

"

Belajar sana, babay Haikal," Audy tersenyum sambil melambai kearah ponselnya.

Daa... Kamu juga

Audy mengangguk lalu sedetik kemudian sambungan video call terputus.

"Katanya ga cinta!" Cibir Glen yang berada di sebelahnya.

"Gue emang baik kan ke semua cowok ganteng?" Ucap Audy dengan candaan.

"Biasanya sih orang sirik cepet matinya," Sahut Valen tiba tiba.

Tisya yang merasa terganggu dengan Valen yang memainkan gunting dengan di putar putarkan ke udara membuat gadis itu akhirnya angkat bicara.

"Len bisa ga sih lo gausah mainan benda tajem?!"

"Kenapa Tisya? Seru tau! Apalagi gue giniin!"

"Valen!" Tisya memejamkan matanya erat erat saat Valen akan menusuknya, tapi yah itu cuman gerakan cepat di udara yang Valen lakukan pura pura seperti biasanya.

"Gitu aja takut! Penakut lo!" Cibir Valen begitu saja.

"Valin! Kembaran lo jiwa psikopatnya kambuh lagi!" Teriak Tisya saat kembali di takut takuti oleh Valen.

"Aduh Tisya... Valin lagi fokus jangan tereak tereak!" Valin yang duduk di bangku seberang sana sedikit berteriak.

"Seneng banget sih lu Len godain Tisya," sahut Audy dengan kekehan.

"Tau mending godain gue! Godain gue dong bang!" Glen mendekat lalu dadanya di dorong oleh Valen.

"Sini abang godain!" Valen justru menanggapi ucapan Glen, membuat cowok itu bergidik ngeri.

"Gilak! Homo lu anjing!"

"Udah psikopat, homo lagi, si Ellen kok mau mauan aja sama lo!" Cibir Tisya yang sudah kesal setengah mampus karena tiap hari ditakut takuti oleh Valen dengan benda benda tajam.

Kemarin silet, hari ini gunting, lalu besok apa? Palu? Gergaji? Isshh sungguh menyebalkan.

"Guyss... Bu Lisa kagak masuk gais.. kita jamkos!" Ketua kelas yang tiba tiba datang berteriak di kelas membuat penghuni kelas bersorak sorai.

"Tapi ada tugas guys!"

"Yahhh," semuanya berucap kecewa.

Tapi justru keempat orang yang sedang berada di pojok kelas itu saling berpandangan dengan seringaian khas mereka.

"Cabutlah! Nunggu apaan lagi?" Glen bangkit dari duduknya dan berlalu membuat ketiga temannya mengikuti dari belakang, namun saat di ambang pintu langkah mereka terhenti, mereka melupakan satu orang, iya siapa lagi seorang Valin yang sedang sibuk di mejanya terlupakan :)

"Ga setia kawan ya kalian semua! Ini Valin kagak di tawarin? Kagak diajak? Yang bener aja gue kan-"

Valen berdecak dan memotong ucapan kembarannya itu,"Lo jadi ikut atau ga bawel?"

"Valin mau ikut sama kita? Hm?" Glen berucap lembut memang tapi dengan tatapan jengah.

"Nggak deh."

"Bangsat."

Valin terkekeh lalu beranjak dari duduknya dan merangkul Valen,"Skuy kembaran jangan judes judes kenapa."

SORAI [END]Where stories live. Discover now