6. Mengibarkan Bendera Perang

737 78 18
                                    

Nyatanya saat kamu bersikeras untuk menolak justru aku akan semakin tertarik denganmu, sama halnya saat mereka bilang jangan dan aku akan melakukannya :) -Audy Diandra Smith

🗡️🔪🗡️🔪🗡️🔪

"Kasih nomer kamu dong bae, setelah itu Audy gak bakal ganggu Carel lagi."

Yap! Suara lembut seperti melody kematian itu kembali terdengar di telinga Carel dan seolah gadis di sampingnya ini memberikan penawaran yang menggiurkan untuk lepas dari genggaman seorang Audy.

Carel menutup bukunya lalu melirik kearah hp berwarna hitam itu,"Nomer gue?"

Audy mengangguk dengan senyuman dan Carel masih menatap benda pipih itu tanpa melakukan apapun, karena saat ini pikirannya sedang bertarung, seolah sedang ada devil dan angel beradu bacot di kepalanya.

Ambil Carel! Ini kesempatan bagus buat lo lepas dari cewek gila ini! -Devil

Jangan gampang tertipu Carel! Dia cewek ga waras -Angel

Tapi ini kesempatan yang nggak bakal datang kedua kalinya! -Devil

Carel bukan cowok bodoh, pikirin resikonya -Angel

Cepat Carel kamu tunggu apalagi, ambil hp itu -Devil

Jangan Carel! Kamu bisa saja terjebak! -Angel

Ambil Carel! -Devil

Jangan Carel! -Angel

Carel tersenyum smirk lalu mengambil hp itu, namun dengan cepat Carel juga mengambil tangan kanan Audy dan menaruh hp itu digenggaman Audy.

"Gue ga bodoh Audy, bukannya menjauh justru lo bakal teror gue."

Carel membawa bukunya pergi darisana namun cekalan tangan Audy membuatnya merinding, "Selamat Bae, kamu lebih dalam masuk ke dunia Audy."

Setelah itu Audy melepaskan tangan Carel, dan cowok itu benar benar pergi darisana.

Tanpa gue minta, Carel udah terpahat rapi di kontak gue -Audy

Audy mendekat kearah teman temannya dan menepuk pundak Glen,"Gue tunggu tiga puluh juta Glen."

Glen yang awalnya tersenyum menang kini raut wajahnya terheran, "Harusnya gue yang ngomong gitu."

Audy menunjukkan kontak bernama Carel di hpnya,"Gue dapet."

Glen berdecih,"Ga percaya! Jelas jelas Carel tadi nolak lo dan milih pergi."

Audy tersenyum miring lalu menekan tombol telpon, tak lama sambungan telepon terhubung.

Hallo

"Carel?"

Iya

Tuttt

"See? Jangan nangis ya Glen," Audy menepuk pundak Glen lalu berjalan mendahului mereka.

Glen menggeleng heran,"Kalian lihat kan tadi Carel pergi gitu aja?"

"Lu sibuk ngata ngatain Audy sih makannya ga lihat." -Tisya

"Terima nasib aja boy." -Valen

Kedua temannya itu berjalan mendahului tapi Glen masih membeku ditempatnya, cowok itu nampak berpikir keras, sepertinya penglihatannya sedang bermasalah.

"Glen lo mau telat? Buruan udah bel!"

Teriakan dari Valen menyadarkannya, lalu cowok itu buru buru pergi darisana untuk menuju kelasnya.

SORAI [END]Where stories live. Discover now