71. Fakta Sebenarnya

272 47 9
                                    

Memaafkan adalah perkara mudah namun melupakan adalah hal yang sulit

🗡️🔪🗡️🔪🗡️🔪

"Awasi Arka dengan baik, jangan biarkan Arka atau Gladys keluar rumah sampai saya pulang."

"Are you okey?" Suaminya menatap lembut wanita itu dan diberi senyuman tipis sebagai jawaban.

Insiden Arka kemarin masih membuat Viona sedikit parno, apalagi hari ini adalah hari dimana penandatanganan kontrak kerjasama dengan Nelvachoice dan para investor.

Ya walaupun kemarin ia menemukan Arka di kamar sedang tertidur dan saat ditanyai pun Arka hanya menjawab bahwa anak lelakinya itu seharian berada di kamar, tapi rasanya masih saja ada hal mengganjal, siapa yang berani mempermainkannya sampai sejauh ini?

Sementara itu di tempat yang berbeda, pimpinan perusahaan besar ini justru sedang bersantai di rooftop salah satu hotel dengan kacamata hitam yang menutupinya dari silauan cahaya matahari.

Audy duduk bersantai di kursi panjang samping kolam renang sambil menikmati jusnya, sesekali ia melirik seorang dengan balutan jas di sampingnya.

"Yaela Abe nyantai dulu kenapa sih," Audy mengambil tablet dari genggaman Abe namun cowok itu mengambilnya balik sambil berdecak.

"Kita harus extra hati hati karena rencana gila lo itu Nelva."

Audy terkekeh lalu melihat arloji yang melingkar di tangan kirinya, "Harusnya mereka sangat cemas saat ini."

"Sepuluh menit lagi kita turun, nonton pertunjukan," Audy tertawa puas, lalu kembali bersantai.

Dan benar saja, tepat di salah satu ballroom hotel, Viona tak henti hentinya menelpon nomor rekan bisnisnya itu.

"Gimana?"

"Nggak diangkat."

Suaminya itu berdecak, lalu berbisik, "Kita udah nunggu hampir setengah jam."

Viona menghela nafas saat melihat suasana menjadi semakin tak terkendali, "Kayaknya kamu harus mulai pembukaan dulu untuk menenangkan para investor."

Tama berjalan menuju panggung untuk melakukan pembukaan, membuat semua tamu dan investor tersenyum legah lalu bertepuk tangan saat acara hari ini resmi dibuka, namun tak lama tiba tiba pintu dibuka dan beberapa orang masuk secara paksa.

"Tuan Tama? Nyonya Viona?"

"Ada apa ini?"

"Anda ditangkap atas tuduhan pemalsuan dokumen dan penipuan," polisi itu memborgol Tama dan menyeretnya keluar, membuat semua orang menjadi heboh.

"Sekretaris Ze tolong urus semuanya!"

"Ada apa ini?! Jelaskan! Penipuan apa?!" Viona berontak membuat suasana menjadi semakin kacau.

"Anda telah memalsukan perjanjian kontrak dengan pihak Nelvachoice company."

"What?! Saya yakin ada salah paham! Saya memang sedang bekerja sama dengan Nelvachoice!"

"Silahkan beri penjelasan saat di kantor polisi."

"Saya bisa buktikan! Saya akan menelpon Nelva sekarang! Saya kenal Nelva! Pak polisi!"

"Mohon kerjasamanya Nyonya."

Viona tak terima, ia terus berontak hingga saat akan menuju lift, seseorang turun dari tangga sambil bertepuk tangan, Viona yang melihat itu terdiam sebentar lalu mengumpat.

"Sialan! Kamu menipu saya anak kecil! Ada masalah apa kamu dengan saya!"

"Kamu mengibarkan bendera perang! Awas aja kamu!"

SORAI [END]Where stories live. Discover now