7. Come On Join With Me

701 80 56
                                    

Gue mau seorang princess yang menggenggam tangan gue dan melewati jurang ketidakadilan ini bersama, bukannya seorang penyihir gila yang menawarkan sebuah mantra ajaib agar gue bisa kembali ke kehidupan lama yang nyaman -Carel Geraldus Gibran

🗡️🔪🗡️🔪🗡️🔪

Carel masuk dengan tergesa kedalam apartemennya, tapi di dalam sana masih gelap, dan seperti tidak ada orang, cowok itu menghidupkan lampu dan benar tidak ada orang di dalam sana.

Carel berdecak lalu berjalan menuju kamarnya dan menghidupkan lampu, taraaa selamat Carel ada penyihir gila duduk di ranjang empukmu sambil membawa sebuah pisau.

"Apart lo rapi juga ya," Audy tersenyum dengan sangat menawan.

"Mau apa lo?" Carel berbicara tidak terima.

"Dulu kamu nyusup ke apartemen aku kan? Jadi sekarang gantian aku yang nyusup, itu baru yang namanya adil!" Audy tersenyum miring menatapnya yang sedang memutar bola mata malas.

"Dasar cewek gila," gumam Carel.

Carel menghela nafasnya lelah, harusnya ia saat ini bisa party bersama Naufal, tapi justru kini ia harus mengurus cewek yang nggak punya adab ini.

"Udah kan nyusupnya Audy? Silahkan pintu keluar di sebelah sana," Carel tersenyum dan berharap Audy luluh dan mau keluar dari apartemennya.

"Gue nemuin banyak pisau nih, lo psikopat juga kayak gue? Pantesan lo nggak ada takut takutnya," Audy terkekeh sambil memainkan sebuah pisau yang ada di genggamannya.

"Setiap rumah juga ada pisau buat masak, nggak usah berlebihan," ucap Carel seadanya.

"Emang lo bisa masak? Apa perlu ya potong daging pake pisau selengkap ini? Oh gue tau lo kolektor pisau ya?" Audy terus saja nyerocos membuat lagi lagi Carel menghela nafasnya.

"Terserah lo!"

"Btw yang ini bagus nih, gue ambil boleh nggak?" Audy menatap pisau di tangannya itu.

"Lo kurang kerjaan banget- aww."

Baru saja Carel akan mengambil pisau itu dari genggaman Audy, namun tangannya justru terkena pisau tajam itu dan darah mulai menetes darisana membuat Audy terkekeh lalu meletakkan pisau itu dan mengangkat kedua tangannya.

"Bukan gue, lo ngelukain tangan lo sendiri."

Carel berdecak lalu mencari kotak P3K untuk mengobati tangannya, namun nihil ia tak menemukannya.

"Carel nyari ini?"

Carel menoleh dan mendapati Audy yang sedang melambaikan kotak P3K itu sambil tersenyum, membuat Carel muak sangat muak!

"Mau aku obatin?"

"Nggak perlu," Carel merampas kasar kotak itu dan duduk di ranjang lalu mulai mengobati tangannya.

Audy melihat Carel yang sangat teliti mengobati lukanya sendiri, gadis ini berpikir bahwa Carel terbiasa mengobati sebuah luka,"Cita cita lo jadi dokter?"

Carel melirik sekilas kearah Audy, "Suruh siapa lo duduk disitu?"

"Trus gue duduk dimana Carel? Di lantai?"

"Pergi Audy, lo ngapain sih disini?!" Carel menyelesaikan perban pada tangannya lalu menatap Audy lekat.

"Gabut," jawab Audy cepat lalu mengangkat bahunya acuh.

"Kalo lo gabut, jangan kesini! Sana pergi ke cowok cowok lo! Atau bunuh siapa kek! Gue ga peduli!" Carel sudah frustasi hingga berucap sembarangan hal itu membuat Audy tersenyum.

SORAI [END]Where stories live. Discover now