17. Mantan

492 68 14
                                    

Berhati hatilah dengan seberapa besar kamu menoleransi sesuatu, karena itu bisa menjadi penyebab utama bagaimana orang akan memperlakukanmu

🗡️🔪🗡️🔪🗡️🔪


"Audy," suara dari Arga tak di gubris oleh Audy, gadis itu masih memfokuskan pandangannya, yang sedang melihat Gladys menaiki motor dengan bantuan Carel.

Gue ga pernah digituin, cih -Audy

"Audy," panggilan dari Arga yang kedua kali ini sukses membuat pandangan gadis itu beralih menatap cowok disampingnya.

"Iya Arga."

"Seatbelt lo."

Audy mengangguk lalu memasang sabuk pengaman dan sedetik kemudian Arga melajukan mobilnya.

"Ga, kita mau kemana."

"Makan? Nonton? Jalan jalan? Up to you."

"Katanya lo mau ngomong sesuatu?"

"Gue cuman butuh temen, sorry bohongin lo," Arga masih fokus kearah jalan raya.

"Nyokap lo?"

"Hm," jawabnya singkat.

"Yaudah kita ke club, tapi gue mau ganti baju dulu."

Arga menoleh kearah Audy, "Seriusan lo?"

Audy tersenyum lalu menepuk pundak Arga dua kali, "Walaupun kita ga lama pacaran dan udah mantan, gue tau saat ini lo butuh hiburan."

"Gue juga butuh ketenangan, club terlalu berisik."

"Gue tau tempat minum yang tenang."

"Gue traktir malam ini."

Setelah mereka sampai disana, benar saja Arga minum kayak setan malam ini, dan Audy cuman memandangi cowok itu dengan santai.

Audy hanya mengawasi dan memastikan Arga tidak bunuh diri, itu saja. Ya kalau mau mati dia siap membunuh Arga, itung itung pemanasan udah lama juga tangan Audy tidak mengayunkan sebuah pisau.

"Kenapa ya Ga, anak konglomerat kayak kita gak ada bahagia bahagianya, padahal duit mah gausah dipikirin lagi," Audy menertawai dirinya sendiri, yang hidup sudah tujuh belas tahun dan sama sekali tidak merasa bahagia di lingkungan keluarganya dan justru menjadi objek kekerasan dari Bunda kandungnya tanpa tau apa penyebabnya.

"Kebahagiaan itu di cari Audy, tapi gue sama sekali belum nemuin satu kata itu," Arga kembali menegak satu gelas lagi.

Sebelum Arga benar benar mabuk, sepertinya Audy harus menanyakan satu hal.

"Kenapa lo bikin gue putus sama Haikal?"

Arga tertawa, "Lo juga bakal putus nantinya."

"Tapi lo mempercepat, kenapa?"

Arga mendekat lalu membelai rambut Audy, "Karena gue ga suka lihat lo cepet move on."

"Gue ga cinta sama dia."

"Lo lesbi ya?"

Audy menepis tangan Arga yang masih membelai rambutnya lalu tertawa, "Gila lo."

"Lagian Haikal itu cowok bodoh, mau aja gue bohongin pake foto kayak gitu," Arga tertawa lalu menegak minumannya.

"Dia cowok polos, gandengan pun ga pernah, terlalu membosankan," jawab Audy santai membuat Arga melirik.

"Cowok polos jangan lo rusak."

"Dia yang nembak gue setan."

"Tolaklah."

"Tapi dia cogan," Audy tersenyum miring.

SORAI [END]Where stories live. Discover now