72. Fakta Sebenarnya 2 (End)

417 57 80
                                    

Mimpi dalam tidur adalah definisi menyiksaku tapi sungguh candu -Audy Diandra Smith

🗡️🔪🗡️🔪🗡️🔪

Audy membuka matanya perlahan, ia menatap langit langit yang nampak putih polos dan bau alkohol khas Rumah sakit yang begitu menyengat, seketika itu kedua orang tuanya menghampirinya dan menggenggam tangannya penuh syukur.

Audy mendengar samar samar suara kedua orang tuanya juga dokter serta suster yang menanganinya, kedua orang tuanya terpaksa keluar ruangan.

Mereka menatap anak semata wayangnya yang masih terbaring lemah, sudah kurun waktu 4 bulan Audy koma, dengan alat alat yang berada di dalam, para dokter itu berusaha membuat kondisi jantung putrinya pulih.

Menatap dengan penuh kekhawatiran, sesekali air mata itu menetes karna tidak mampu terbendung,”Saya mohon... sadar..”

Rintihan kecil penuh air mata dari seorang ibu saat melihat putri semata wayangnya berjuang melawan maut.

Suara langkah kaki terdengar, pertanda orang mulai berdatangan, tampak diujung lorong, kedua gadis seusia Audy berlari dengan terburu buru.

“Bagaimana keadaannya Tante?” ucap salah satu dari mereka.

“Semoga baik baik saja, lagi ditangani dokter,” ucap bundanya yang kini sedang berada dipelukkan Ayahnya.

Tidak lama kemudian dokter keluar dari ruangan,”Bisa bicara dengan keluarganya?”

“Kita dok.”

“Selamat anak bapak dan ibu berhasil melewati koma, Sekarang bisa kalian temui, tapi jangan berisik.”

Semuanya dengan cepat memasuki ruangan dan nampak gadis dengan mata hazel itu terbaring lemah dengan senyuman yang tipis.

"Audy, kamu akhirnya bangun, bunda takut sekali Audy," Viona memeluk Audy dengan erat, namun pertanyaan dari putrinya itu membuatnya terkejut.

"Bunda, Audy anak kandung Bunda kan?" Ucap Audy dengan lemah.

"Kamu ngomong apa sayang, jelas jelas kamu anak kandung satu satunya Bunda dan Ayah," Viona menatap Audy dengan penuh kekhawatiran.

Tama merangkul istrinya itu, "Audy masih shock bund kayaknya."

Audy menelan salivanya susah payah, "Audy mau peluk Bunda sama Ayah."

Saat dipeluk Ayah dan Bundanya ia merasakan kehangatan, kehangatan yang ia rindukan, kehangatan yang mengisi hatinya yang terasa kosong.

"Ayah sama Bunda beli makanan dulu ya, kamu sama Valin dan Tisya dulu," Ayahnya membelai lembut rambutnya dan dijawab anggukan oleh Audy.

"Tisya, Valin Tante titip Audy sebentar ya," Viona tersenyum kearah mereka.

"Siap Tante," ucap keduanya sambil cengengesan.

Setelah kedua orangtua Audy keluar dari ruangan, kedua gadis itu dengan cepat memeluk sahabatnya erat.

"Huaaa Audy lo akhirnya bangun juga." -Valin

"Lo ga capek apa tidur mulu sampe berbulan bulan." -Tisya

"Sesek njing," Audy mengumpat karena memang kedua sahabatnya ini memeluknya sangat erat dan seketika itu juga keduanya melepaskan pelukannya dan menatap Audy dengan ekspresi terkejut lalu bertepuk tangan.

"Anjai Audy bisa kasar!"

"Ya gini dong! Yuk bisa yuk lebih kasar lagi!"

"Bener! Jangan lemah kayak dulu!"

SORAI [END]Where stories live. Discover now