51. Petir

358 58 30
                                    

Terkadang tuhan menghancurkan rencanamu, sebelum rencanamu menghancurkanmu

🗡️🔪🗡️🔪🗡️🔪

"Makasih ya kak udah mau nemenin Gladys kesini."

Kedua orang itu melangkah perlahan menyusuri lorong panjang yang di kanan kirinya terdapat banyak pintu, hingga mereka tiba disatu pintu dan Carel membukanya.

"Carel sini temenin gue makan, Glen jahat katanya mau dateng tapi dia tiba tiba nggak ada kabar, Valen sama Valin juga kompak banget malah ada kerkel, apalagi Tisya rapat osis lebih penting tuh, oh iya btw dia nggak bareng-"

Audy yang sedari tadi nyerocos kini menghentikan ucapannya saat menoleh dan mendapati adiknya berdiri disamping Carel yang barusan saja datang.

"Adik lo katanya kangen," ucap Carel singkat dan cowok itu.

"Kakak apa kabar?" Gladys mengambangkan senyumnya saat menyapa kakaknya itu.

"Kabar buruk," jawab Audy singkat membuat senyuman dari Gladys luntur.

Carel menghela nafasnya, mengapa kedua kakak beradik ini tidak pernah akur, dan akhirnya ia memutuskan untuk membuatkan minuman.

"Kalian ngobrol dulu."

"Eh Carel mau kemana?"

"Bikin minum."

"Sini aja, temenin Audy, ya?"

"Aneh," Carel bergidik ngeri dan beranjak darisana.

Dasar ga peka! Kan biar Gladys panas -Audy

"Mau apa lo kesini?" Audy kini beralih menatap adiknya itu.

"Maafin Gladys."

"Untuk?"

"Mencintai orang yang kakak cintai."

Audy tertawa pelan, "Sadar juga lo, gue serius sama Carel."

"Jangan mainin Kak Carel."

"Tenang aja Gladys, Carel bahagia sama gue."

"Tapi Kak Carel sudah bukan pacar Kakak lagi, jadi Gladys nggak salahkan berjuang untuk saat ini?" Gladys masih mempertahankan senyumnya membuat Audy tiba tiba mengepalkan tangannya.

"Lo nggak lihat seberapa pedulinya Carel sama gue?"

"Nggak ada yang tau hati seseorang."

Ah sial! Kenapa Audy merasa terancam oleh adiknya sendiri? Mengapa?!

Audy menatap Carel yang berada di kitchen set jauh di depan sana, lalu ia tersenyum miring, "Oke, kalau itu mau lo, kita bersaing mulai dari sekarang."

________

Nggak ada yang tau hati seseorang

Audy yang awalnya sedang menonton kartun berwarna kuning dan berbentuk spons itu, tiba tiba ia teringat kata kata Galdys tadi siang, membuatnya berdecak kesal, kenapa adiknya itu tak pernah menyerah.

Dan tiba tiba ada ide muncul saat melihat Carel tengah fokus dengan laptopnya di sofa yang terpisah dengan dirinya.

"Carel."

"Hm."

"Sini."

"Hm."

"Ih Carel! Sini!"

"Apasih? Berisik! Tugas gue banyak, jangan nyusahin."

Audy mencabikkan bibirnya, "Jutek banget si."

SORAI [END]On viuen les histories. Descobreix ara