Tiga puluh lima

9.8K 436 3
                                    

Siang ini Aya mengantarkan Aldrian ke depan pintu rumah mereka, hari ini Aldrian kembali terbang dan harus meninggalkan Aya sendirian di rumah mereka. Terasa berat memang, namun itulah yang harus keduanya relakan untuk berhubungan jarak jauh secara sementara sebelum pulang kembali.

"Pergi dulu, ya" pamit Aldrian namun yang dipinta pamit malah menunjukkan wajah cemberut kepada suaminya.

"Kok, wajahnya cemburut gitu?" Tanya Aldrian dengan lembut.

"Mas sih! Kemarin baru aja pulang, masa harus pergi lagi" kata Aya dengan kesal.

Aldrian memutar tubuhnya mengahadap Aya. Ia menatap Aya dengan lembut "mas itu kerja buat kamu, sayang. Buat keluarga kita" tuturnya dengan lembut.

Aya menundukkan kepalanya. ia selalu merasa khawatir Semenjak Aldrian membawa pesawat bermasalah pada malam itu, Aya juga selalu dilanda ketakutan, ia selalu berpikir bagaimana kalau terjadi seperti itu lagi. Aya tidak rela jika harus kehilangan Aldrian, apalagi mereka kembali baikan pagi tadi setelah pertikaian terjadi diantara mereka.

"Yaudah, kalau gitu mas harus janji sama Aya, janji akan pulang dengan selamat" suruh Aya dibalas dengan anggukan kecil nya.

"Insya Allah, makanya jangan lupa buat do'ain mas selalu" pinta Aldrian.

Pada akhirnya Aya menganggukan kepalanya pasrah. Meskipun kadang Aya menghalangi Aldrian untuk pergi terbang namun Aya selalu kalah dan luluh dengan penuturan yang meluncur dari mulut Aldrian. Bukan hanya rezeki yang Aldrian cari dari pekerjaannya, tapi Aldrian juga menyukai profesinya. Ia harus memberikan yang terbaik buat pekerjaannya apalagi Aldrian diberi amanah menjadi menjadi seorang captain yang dibebani tanggung jawab besar membawa para penumpang dan juga crewnya dalam setiap penerbangan mereka.

"Jaga diri baik-baik" pesan Aldrian diangguki Aya dengan lemah.

Aldrian tersenyum, ia menyentuh puncak kerudung Aya dan mengusapnya dengan lembut "mas akan pulang kok, tenang aja"

Aya kembali mengangguk, mencegah Aldrian agar tidak pergi bukan sesuatu yang mudah bagi Aya apalagi menyangkut soal pekerjaan, Aldrian selalu mendahulukan tanggung jawabnya untuk itu apalagi setelah pangkatnya naik menjadi captain, Aldrian selalu bersikap seprofesional mungkin.

Aya meraih tangan Aldrian untuk di salimnya dan membawanya ke bibirnya untuk ia kecup "Hati-hati"

"Tentu, sayang" balasnya sambil mengecup kening Aya dan mengusap punggung Aya dengan lembut.

"Nanti, Aya mau ke rumah mamah, mas" Aya sudah memutuskan akan mengunjungi ibu mertuanya yang sakit dua hari yang lalu.

Aldrian menggukkan kepalanya "datanglah"

"Mamah nunggu kamu" lanjutnya membuat Aya merasa malu. Aya malu karena lebih memperhatikan keluarga Lutfi yang notabene-nya adalah mantan dibandingkan  keluarganya Aldrian yang merupakan suaminya saat ini.

"Maafin Aya, mas" Aya menundukkan kepalanya.

"Sudahlah, gak papa" katanya Aldrian sambil mengucapkan salam kepada Aya karena waktunya tidak memungkinkan untuk tinggal lebih lama lagi di rumah.

"Mas terbang dulu, assalamualaikum"

"Waalaikum salam"

"Mas!" Cegah Aya saat Aldrian akan masuk ke dalam mobilnya.

Aldrian memutar tubuh dan pandangannya lantas menatap Aya dengan tatapan bertanya "kenapa?"

Tidak ada yang keluar dari mulut Aya selain tubuhnya yang berjalan mendekat ke arah Aldrian. Aldrian bingung melihat tingkah Aya dan lebih bingung saat Aya tiba-tiba memeluknya erat.

KUTEMUI KAMU (TAMAT)Where stories live. Discover now