Tiga

17.6K 841 7
                                    

Pukul sebelas malam, akhirnya pesawat yang membawa Aya dan teman-temannya mendarat di bandara pangkal pinang dengan selamat meskipun sempat delay lumayan lama.

Aya merentangkan tangannya yang kaku lantas bangkit dari duduknya mengikuti Rio yang berdiri dan jalan keluar dari pesawat diikuti dengan kedua teman yang lainnya.

"Ko, mobil yang jemput kita udah ada dimana posisinya?" Tanya Isti kepada Rio.

"Gak tau tuh, nanti gue coba hubungi lagi"

Isti mengangguk "oke"

Sementara kedua temannya sibuk soal pengjemputan juga penginapan untuk mereka, Aya hanya mendengarkan dan mengikuti arahan Rio dan Isti. Meraka sudah ahli dalam mengurusi kegiatannya Aya yang geluti kurang lebih satu tahun lebih. Sedangkan Novi hanya mengangguk-angguk ria karena ia hanya jadi pengikut kegiatan mereka.

Mereka berjalan beriringan menuju terminal bandara untuk menunggu jemputan yang menjemput mereka.

"Aku ke belakang sebentar ya" kata Aya kepada ketiga temannya.

Otamatis mereka melihat Aya "kenapa?"

"Kebelet pipis" jawab Aya sambil nyengir.

"Yasudah sana, jangan lama-lama kalau gak mau kami tinggal nanti" kata Rio jutek.

"Idih, kayak yang tega aja" jawab Aya cuek sambil berlalu dari hadapannya.

Aya melangkahkan kaki di sekitar bandara sambil mencari-cari letak toilet berada. Ketika letak toilet ditemukan, buru-buru Aya menuju kearahnya.

Aya keluar dari toilet lalu kembali untuk menghampiri ketiga sahabatnya yang sedang menunggunya namun langkah Aya terhenti saat telinganya mendengar ada yang menyapanya.

"Hei!" Sapa salah seorang laki-laki saat berpapasan dengan Aya.

Aya memutar pandangannya kearah sumber suara lalu ia melihat sosok yang pernah dilihatnya waktu itu saat di pesantren namun dengan tampilan yang berbeda.

"Temannya Aa?" Tanya Aya mencoba memastikan karena ia takut salah, soalnya ia sempat melihat laki-laki yang berada dihadapannya ini ada di bandara Jakarta tadi.

Laki-laki itu mengangguk lantas tertawa ketika mendengar panggilan Aya yang ditujukan kepadanya.

"Ya, benar" jawabnya geli.

Aya tersenyum begitu menyadari ucapannya barusan "maaf, mas. Soalnya saya gak tau nama mas. Saya cuma tahu kalau mas temannya A Adam" jawab Aya jujur.

"It's okay. Not bad" jawabnya santai.

"Kamu sedang apa di Bangka malam-malam gini?" Tanya Aldrian.

"Saya mau ada kegiatan disini mas, kebetulan pesawat yang saya tumpangi sempat delay tadi, jadi sampe malam begini" jawab Aya.

"Oh iya, saya minta maaf tadi ada sedikit gangguan. Tapi kamu tetap menikmati perjalananya kan?" Tanya Aldrian.

Aya mengangguk "oh jadi yang bawa pesawat tadi masnya?" Tanya Aya begitu ia mendengarkan ucapan Aldrian.

Aldrian mengangguk sambil tersenyum "iya"

Aya menatap Aldrian dengan tatapan kagum namun hanya berjalan selama beberapa detik saja karena ia segera menyadari kalau Aldrian membalas tatapan kagum darinya dengan tatapan yang dalam, Aya segera mengarahkan pandangnnya ke arah lain dan berpikir pantas saja Aldrian menggunakan seragam pilot "senang bisa terbang bersama temannya A Adam"

Aldrian mengangguk sambil tersenyum "terima kasih, semoga lain waktu kita bisa terbang bersama lagi" balas Aldrian.

Aya mengerutkan dahi saat mendengar jawaban Aldrian yang sedikit rancu namun ia tidak mau ambil pusing.

KUTEMUI KAMU (TAMAT)Where stories live. Discover now