Empat puluh dua

12.1K 498 1
                                    

Pukul empat pagi Aya terbangun dari tidurnya bersamaan dengan suara salawatan yang berasal dari mesjid pesantren. Aya menggeliatkan badannya ke samping dan kepalanya menubruk bahu Aldrian agak keras sehingga kedua mata yang awalnya terasa enggan buat membuka, terpaksa harus Aya buka. Biasanya, ketika Aya bangun, yang pertama kali lakukan yaitu mengembuskan nafas beratnya sambil melamun atau kadang menangis tiba-tiba saat melihat ke arah tempat tidurnya yang kosong, tapi pagi ini berbeda, Aya menghebuskan nafas lega sambil mengucap syukur karena ia masih di kasih kesempatan buat melihat suaminya kembali dalam kedaan baik-baik saja.

Aya masih percaya tidak percaya kalau Aldrian telah kembali lagi padanya, bahkan Aya merasa masih kayak mimpi saat memperhatikan wajah teduh Aldrian yang tidur disampingnya. Dengan gerakan pelan, Aya arahkan tangannya menyentuh wajah Aldrian, Aya ingin memastikan kalau seseorang yang disampingnya kini merupakan sosok yang nyata bukan sekedar mimpi belaka.

Sambil mengucap syukur, Aya belai wajah Aldrian dengan lembut. Aya sentuh setiap bagian yang ada diwajah Aldrian dengan tangannya, mulai dari mengusap rambut Aldrian dengan halus, lalu turun menyentuh hidung Aldrian yang macung setelahnya bergeser ke pipinya dan berhenti sejenak mengamati dahi Aldrian yang terdapat luka.

"Cepat sembuh, papa" tanpa permisi Aya kecup dahi Aldrian yang terdapat goresan yang sudah mengering. Tidak lupa, Aya juga kecup sekilas bibir yang selalu tanpa permisi selalu cium-cium bibirnya.

Takut diketahui orang yang dicium secara diam-diamnya bangun, dengan cepat Aya gerakan badannya ke pinggiran ranjang untuk turun dari sana. Aya langkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk mandi pagi juga bersiap-siap untuk subuhan nanti.

Cukup cuci muka pakai facial foam sama gosok gigi dan ambil wudhu, tidak lama kemudian Aya keluar dari kamar mandi. Tubuh Aya langsung menegang saat melihat tubuh Aldrian yang sudah berdiri di dekat pintu kamar mandi. Setengah sadar, Aldrian menatap Aya dalam diam dan Aya dibuat gugup saat di tatap Aldrian, Aya gugup karena takut ketahuan sang empu kalau ia sempat curi-curi kesempatan tadi.

"Kenapa?" Tanya Aldrian bingung.

Aya menggelengkan kepalanya "gak papa, mas mau wudhu kan?" Aya malah balik bertanya.

Aldrian mengangguk "yaudah masuk sana" suruh Aya sambil mendorong tubuh Aldrian ke dalam kamar mandi dan menutup pintu kamar mandi dengan keras.

Menunggu Aldrian yang masih berada di dalam kamar mandi, terlebih dahulu Aya rapihkan tempat tidurnya dan membereskan bekas barang lainnya yang terlihat acak-acakan. Setelah selesai, Aya ambil mukenanya dan duduk di pinggiran kasur sambil menunggu adzan.

"Aya ikut solat di mesjid, ya?" Tanya Aya saat Aldrian keluar dari kamar mandi.

"Solat di rumah aja" katanya sambil melangkan kaki menuju lemari pakaian untuk mengambil baju koko juga sarung, Aldrian membuka kaosnya dan menggantinya dengan baju koko, tidak lupa Aldrian semprotkan parfumnya sedikit ke bajunya supaya aroma badannya ke cium segar.

"Gimana?" Aldrian melirik Aya saat tidak ada jawaban dari bibir Aya mengenai usulnya.

"Kenapa?" Aldrian berubah panik dan buru-buru menghampiri Aya yang terlihat sedang menutup hidung dan mulut dengan tangannya.

Dengan cepat Aya mencegah Aldrian yang hendak menghampirinya menggunakan tangannya. Lalu setengah berlari, Aya masuk ke dalam kamar mandinya dan terdengar suara kran dan suara muntah darisana yang membuat Aldrian bingung.

"Sayang!" Buru-buru Aldrian menyusul Aya ke dalam kamar mandi. Tidak lupa, Aldrian bantu mengusap tengkuk Aya.

"Kamu gak papa, kan?" Aldrian semakin panik saat melihat Aya yang tengah muntah-muntah di pagi hari.

KUTEMUI KAMU (TAMAT)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz