Dua puluh empat

10K 429 5
                                    

Aya turun dari mobil Novi lantas ia masuk ke dalam rumahnya karena langit sudah menunjukkan gelap karena waktu menunjukkan pukul tujuh malam. Aya sengaja pulang malam agar ia bisa menghindari Aldrian dan bisa langsung tidur saja.

"Assalamualaikum" salam Aya saat masuk ke dalam rumahnya.

Terdengar balasan dari dalam lalu Aya segera menghampiri Aldrian untuk menyalimi tangannya lantas ia segera pergi ke atas menuju kamarnya.

"Kamu gak makan dulu?" Tanya Aldrian saat Aya hendak naik ke atas.

Aya menganggukan kepalanya "udah tadi, mas udah makan?" Tanya Aya mencoba menutupi kekesalannya dan pertanyaan yang berkecamuk dalam pikirannya terlebih dahulu.

Aldrian menggelengkan kepalanya sambil nyengir "belum"

"Lah kenapa? kirain mas makan sama mas rafa tadi waktu sebelum pulang kesini"

"Rafa nawarin sih, tapi mas tolak, soalnya mas takut kamu masak di rumah, tapi pas mas pulang, ternyata kamu izin sama mas mau pergi dan belum masak apa-apa, jadi mas nungguin kamu" ucap Aldrian.

Aya meringis, kedua kalinya Aya mengabaikan tugasnya sebagai seorang istri karena dipenuhi emosi yang belum tentu benar dengan penglihatannya.

"Aya masak dulu kalau gitu" Aya berlalu dari hadapan Aldrian menuju dapurnya.

Aya membuka kulkas mencari bahan-bahan yang bisa di masaknya, Aya mengambil bapperware berisi potongan Ayam yang sudah ia bumbui dan juga sayuran lantas untuk dimasaknya.

"Maaf ya, udah nambah cape kamu" Aldrian memeluk Aya dari belakang dan membisikan maafnya kepada Aya.

Aya sempat menegakkan tubuhnya beberapa saat ketika Aldrian memeluknya dari belakang, ia ingin menepis tangan Aldrian dari perutnya tapi Aya berpikir lagi untuk mengurungkan niatnya dan membiarkan Aldrian memeluknya seperti sekarang.

"Gak papa" jawab Aya singkat.

Kurang lebih empat puluh menit, masakan Aya selesai dan dapat dinikmati oleh suaminya.

"Masakan Aya udah selesai, mas bisa makan sekarang" ingat Aya kepada Aldrian yang duduk menunggunya di kursi ruang keluarga.

Aldrian mengangguk lalu ia berdiri dan menghampiri Aya yang tengah beridiri dihadapan Aldrian.

"Makasih, sayang" ucap Aldrian sambil mendekatkan wajahnya untuk mengecup kening Aya namun Aya menghindari aksi Aldrian dengan menggerakan wajahnya ke samping.

"Aya perlu ganti pakaian dulu deh, mas. Aya ke atas dulu, ya" Aya menaiki tangga dan meninggalkan Aldrian yang diam mematung memperhatikan punggung Aya.

Ada apa dengannya?

Aldrian bertanya-tanya dalan hatinya, kenapa Aldrian merasa Aya sedang menghindarinya bahkan bersikap agak acuh kepadanya, apakah ada sesuatu yang mebuat Aya seperti itu? Aldrian harus bertanya nanti, Aldrian tidak tahan jika harus bersikap diam-diam dengan orang yang dekat dengannya karena Aldrian bukan tipe orang yang senang di abaikan.

Selesai memenuhi isi perutnya dan merasa kenyang, Aldrian merapihkan bekas makannya dan mencucinya. Sepanjang makan malam, Aldrian makan dalam keheningan karena Aya tidak kunjung turun-turun untuk menemui dan menemani Aldrian makan.

Aldrian naik ke lantai dua menuju kamarnya lantas ia membuka pintu kamarnya dengan pelan, Aldrian melangkahkan kaki menuju tempat tidurnya untuk menghampiri Aya yang tengah berbaring tidak nyaman.

"Udah tidur ya?" Tanya Aldrian pelan, tangannya ia gerakan untuk mengelus kepala Aya yang masih tertutup kerudung instannya.

Aldrian menyentuh kerudung Aya untuk melepaskannya namun terhenti saat gerakan tubuh Aya menggeliat ke samping.

KUTEMUI KAMU (TAMAT)Where stories live. Discover now