Dua puluh enam

10.3K 447 2
                                    

Setelah keributan yang terjadi pada Aldrian dan juga Aya, Aya belum  muncul lagi dihadapan Aldrian, Aldrian gusar saat Aya tidak kunjung turun untuk menemui suaminya kembali yang sedari tadi setia menunggunya di ruang keluarga. Aldrian sudah bersikap biasa kembali dari tadi pagi karena Aldrian memang gampang untuk mengendalikan emosi setelah ia diberi waktu sendiri selama beberapa menit untuk menenangkan pikiran dan hatinya.

Lalu dengan Aya? Entahlah, pikiran dan hati perempuan sulit di tebak, kebanyakan perempuan selalu mengendalikan perasaan dibandingkan logikanya.

Aldrian naik ke atas menuju kamarnya lalu ia memegang gagang pintu yang tidak dikunci, ia membukanya secara perlahan-lahan lalu ia melihat Aya yang tengah meringkuk di tempat tidurnya.

"Sayang makan yuk, udah siang ini" Aldrian menghampiri Aya dan duduk di pinggiran kasur.

Aya membalikan badan untuk menghindari tatapan Aldrian kepadanya "Aya gak laper mas, mas aja yang makan" usir Aya dengan halus.

Aldrian mengerutkan dahi saat melihat sikap Aya yang jauh dari dugaanya. Seharusnya Aldrian yang berhak marah karena Aya selalu menuduhnya tapi yang terjadi malah sebaliknya.

Aya diam selama beberapa saat lalu terdengar suara tarikan nafas darinya "mas benar, harusnya Aya cari kebenarannya terlebih dahulu sebelum nyimpulin sendiri"

Aldrian mengangguk mendengar penuturan Aya.

"Ya, itu kamu tahu" balas Aldrian.

"Sebenarnya Aya gak mau ribut terus sama mas karena jauh di dalam hati Aya, Aya menginginkan hubungan kita baik-baik saja, tapi Aya gak bisa mengendalikan diri mas, akhir-akhir ini sikap Aya gampang sekali berubah-ubah sehingga Aya sendiri gak tahu kalau ini benar-benar Aya" lanjut Aya sedangkan Aldrian diam menyimak penuturan Aya.

"Benar kata Shannon, mas itu laki-laki terbaik yang pernah ada dalan hidup dia maupun dalam hidup Aya" Aldrian menatap Aya tidak percaya, haruskah mereka membicarakan perempuan lain lagi disaat mereka sedang berdua kayak gini.

"Aya tidak pantas buat mas, Aya masih banyak kurangnya jika harus disandingkan dengan mas yang banyak kelebihannya" kata Aya dengan hati-hati.

Aldrian menarik nafasnya dalam-dalam supaya ia bisa mengendalikan diri agar tetap tenang "Kata siapa? Banyak juga kekurangan mas yang ditutupi oleh kelebihan kamu"

"Mau mas jelaskan?" Tawar Aldrian namun Aya menggelengkan kepalanya.

"Gak usah, Aya tahu kok Aya banyak kekurangannya, apalagi jika harus dibandingin sama mantan mas, jauh banget. Dia punya tubuh tinggi, wajah cantik, bentuk tubuh yang sesuai, pokoknya dia serasi banget jika disandingkan dengan mas, lalu Aya? Aya jauh banget darinya mas" ungkap Aya.

Aldrian semakin tidak mengerti kemana arah pikiran istrinya. Aya yang dilihatnya saat ini bukan seperti Aya yang dikenalnya.

Aldrian membalikan tubuh Aya secara paksa. Ia tatap dengan lekat manik mata Aya yang berusaha menghindari tatapannya.

Aldrian menahan wajah Aya agak tidak berpaling darinya "Jangan berpaling"

"Tatap mata mas, Han!" suruh Aldrian kepada Aya.

Aya membalas tatapan Aldrian dengan hati-hati "apakah kamu tidak menyadari kalau kamu juga cantik?" Tanya Aldrian.

Aya bungkam seribu bahasa sementara Aldrian masih menatap Aya dalam-dalam.

"Kita tidak bisa membandingkan diri kita dengan orang lain, Han. kita diciptakan berbeda-beda oleh Allah. Kamu tahu kan, Allah saja sayang sama semua hambanya tanpa membandingkan-bandingkannya, nah lantas kamu? kenapa harus membandingkan diri kamu dengan orang lain padahal kamu sendiri mengetahui kalau setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing?" Tanya Aldrian dengan tenang.

KUTEMUI KAMU (TAMAT)Where stories live. Discover now