Empat puluh satu

11.1K 493 3
                                    

Minggu siang seusai melaksanakan solat dzuhur, Aldrian kembali lagi pergi Purwakarta, sepanjang malam Aldrian sudah ingin pergi kesana namun Rafa menahannya, pagi tadi juga Aldrian ingin pergi tapi Barata, papahnya Aldrian baru pulang dari dinas luar sehingga Aldrian harus tertahan kembali di rumah karena bertukar rindu sama ayahnya.

Berhubung hari ini hari minggu, jalanan yang biasanya lancar-lancar saja kini sedikit padat, bahkan beberapa kali Aldrian terjebak macet di jalanan yang berhasil membuat dirinya kesal.

"Akhirnya" ucap Aldrian merasa lega saat mobilnya sudah memasuki kawasan jalan Purwakarta. Emosi yang sempat menguasai pikiran Aldrian seketika lenyap tergantikan dengan rasa gugup. Jantung Aldrian mendadak berdetak tidak karuan karena ia akan bertemu Aya kembali.

Akhirnya perjalanan yang memakan waktu berjam-jam sampai juga di tempat tujuan. Dengan cepat Aldrian keluar dari mobil yang sudah terparkir sempurna di halaman pesantren lantas berjalan menuju rumah keluaga Aya.

Sepanjang kaki melangkah, tidak lupa Aldrian menyunggingkan senyum tipis kepada orang yang ditemuinya saat orang-orang yang ditemuinya menatap Aldrian dengan tatapan terkejut.

"Yaudah, aku pamit dulu, Assa...."

Seseorang yang berhasil membuat Aldrian salah paham kini ada lagi dihadapan Aldrian, seseorang itu yang hendak pamit dari tuan rumah langsung lari saat Aldrian tiba di halaman rumah keluarga Aya. 

"Al!!" Katanya tidak percaya sambil menghampiri Aldrian dan memeluknya dengan erat.

"Ini kamu kan?" Tanya dengan wajah tidak percaya.

Aldrian menganggukan kepalanya "Ya, ini aku" kata Aldrian dingin.

"Kenapa, terkejut ya lihat aku lagi? Atau kesal karena gak bisa ngerebut Aya ketika tahu aku masih hidup lagi?" Tanya Aldrian dingin.

Seseorang itu mengerutkan dahi "jangan salah paham Al, aku gak ngerebut istri kamu kok" katanya membela diri karena memang ia sering datang ke rumah Aya bukan untuk cari muka sama Aya melainkan ia masih mempunyai tugas untuk memberi terapi pemulihan kepada abahnya Aya.

"Yuk, yah, kita jalan" tiba-tiba seorang wanita berkrudung keluar dari pintu diikuti anak kecil yang menganggandeng tangannya juga diikuti seseorang yang amat dirindukan oleh Aldrian.

"Masya Allah, Ay, ini?" Tanyanya tidak percaya saat melihat wajah Aldrian untuk pertama kalinya.

Pandangan Aldrian teralihkan melihat ke arah Aya sepenuhnya saat Aya berdiri kaku disebelah wanita lain dan juga Lutfi. Emosi yang sempat memuncak ketika melihat Lutfi kembali di rumah keluarganya Aya sirna saat wanita yang amat dirindukannya berdiri dihadapan Aldrian.

"Gak mungkin" Aya malah menggelengkan kepalanya tidak pecaya saat ia melihat Aldrian yang tersenyum kepadanya.

Aldrian megerutkan dahi saat respon yang diberikan Aya jauh dari ekspetasinya. Kirain Aldrian saat Aya melihatnya kembali akan langsung menghambur ke dalam dekapannya namun kenyataannya, Aya malah bilang tidak mungkin dan lari dari hadapan Aldrian juga yang lainnya.

"Sayang!" Teriak Aldrian.

Aldrian hendak mengejar Aya ke dalam namun lengannya ditahan "Aldrian?" Adam tiba-tiba muncul dari belakang.

Mau tidak mau Aldrian kembali menunda tujuannya dan fokus dulu kepada Adam "Hai, dam"

Adam tidak kuasa menahan harunya saat ia masih diberi kesempatan buat melihat kembali sosok Aldrian "Alhamdulillah" ungkapnya sambil memeluk Aldrian erat.

"Ini benar kamu kan?" Tanyanya mencoba memastikan sambil meregangkan kedua tangannya dari bahu Aldrian.

Aldrian menganggukan kepalanya "Iya, ini aku. Aldrian" balas Aldrian segera dipeluk lagi oleh Adam.

KUTEMUI KAMU (TAMAT)Where stories live. Discover now