Empat puluh lima

12.1K 468 2
                                    

Minggu pagi yang diiringi hujan rintik-rintik sangatlah pas dengan kegiatan Aya pagi ini. Seusai melaksanakan solat subuh, Aya menyempatkan diri untuk membaca kitab suci beberapa halaman sebelum melaksanakan tugas rumahnya, begitu juga dengan hari ini, setelah selesai mengaji, Aya menutup Al-qur'annya lantas ia membuka mukenanya.

"Jangan dulu dibuka" tiba-tiba Aldrian datang dari arah pintu. Aldrian masih menggukan pakaian koko juga sarungnya. Ia baru saja pulang dari mesjid.

"Lho kenapa mas? udah selesai kok ngajinya " kata Aya sambil mengurungkan niatnya buka mukena.

Aldrian menghampiri Aya yang tengah duduk di sofa kamarnya "mas mau denger kamu ngaji lagi" ucapnya sambil menyandarkan kepala di kedua paha Aya dan merebahkan diri disamping badan Aya.

"Tapi Aya mau masak mas, mas kan ada jadwal hari ini" tolak Aya.

Aldrian menganggukan kepalanya "iya sayang, tenang aja, masih lama kok"

"Jadi, pagi ini biarkan suami kamu ini dengerin suara merdu bidadarinya sebelum memulai aktivitasnya nanti" kata Aldrian sambil mencium perut buncit Aya yang tidak terasa sudah memasuki  30 minggu.

"Apaan sih, dangdut banget" Aya malah mencubit bahu Aldrian sambil tersenyum malu-malu.

Aldriam tertawa melihat istrinya yang selalu terlihat menggemaskan kalau ia goda "uh, gemesin banget sih istrinya mas Al" godanya lagi.

Aya berubah jadi cemberut saat godaan Aldrian semakin menjadi-menjadi "udah ah, gak jadi ngajinya kalau mas goda Aya terus" ancam Aya.

Aldrian langsung menutup mulutnya rapat-rapat "iya-iya, ampun nyonya, gak akan deh goda-goda lagi" katanya dengan takut.

Aya tersenyum puas melihat Aldrian yang diam tidak berkutit lantas ia mulai kembali membuka kitab sucinya dan melantunkan surah maryam juga surat yusuf yang didengarkan Aldrian sambil memejamkan kedua matanya,  menikmati lantunan ayat demi ayat dari bibir Aya.

"Sadaqallahhuladzim" Aya menutup Al-qur'anya dan menciumnya lantas ia menyimpannya disampingnya yang tidak terdapat Aldriannya. Tidak terasa satu jam sudah Aya mengaji dua surat ditemani suaminya.

Aya menggerakan sedikit badannya yang agak kaku, terutama kedua paha Aya yang agak kesemutan karena hampir satu jam ia menahan beban kepala Aldrian yang sedang bermanja-manja kepadanya.

"Ya ampun mas, bobo juga ternyata" Aya tiba-tiba kesal melihat Aldrian  malah tidur di kedua pahanya, Aya kira Aldrian nyimak ngajinya tapi yang ada malah tidur dan merasa dinina bobokan oleh Aya apalagi tadi Aya sempat mengusap-ngusap rambut Aldrian ketika ia melantunkan surat yusuf dan maryam tadi.

"Ingin marah tapi kasian" gumam Aya pelan, emosi yang menggunung langsung sirna saat Aya memperhatikan sebentar wajah Aldrian yang terlihat kelelahan, ada kantung mata dikedua mata Aldrian juga kerutan di dahi Aldrian yang membuat Aya meringis tidak tega.

"Kasian kamu mas, pasti lelah deh karena pergi terbang mulu" gumam Aya kembali sambil mengelus dahi Aldrian yang berkerut.

Niat Aya yang hendak memasak  diurungkan saat Aldrian masih tidur dengan lelap diatas pangkuan kedua paha Aya. Aya tidak tega jika harus menganggu tidurnya Aldrian makanya Aya tetap diam diposisi sambil menelusuri dan membelai lembut wajah tampannya Aldrian yang sedang terlelap.

"Sayang kamu, mas" gumamnya sambil mencium dahi Aldrian.

***

"Sayang!" panggil Aldrian setengah berteriak kepada Aya yang tengah sibuk menata masakannya di meja makan.

"Ya, ada apa?" Jawab Aya tanpa melihat Aldrian saat suara Aldrian terdengar dari arah pagar kaca yang menghadap ke arah ruang keluarga juga dapur.

"Seragam aku dimana ya?" Tanyanya.

KUTEMUI KAMU (TAMAT)Where stories live. Discover now