Empat puluh

10.7K 480 1
                                    

"Berhenti, pak" ucap seseorang memberhentikan taxi disebuah komplek rumah.

"Baik, mas" katanya sambil menepikan mobilnya ke pinggir.

Seseorang tersebut memberikan uang kepada supir taksi yang ditumpanginya sambil mengucapkan terima kasih lantas ia keluar dan melangkahkan kaki menuju rumah yang terlihat sepi dari biasanya bahkan terkihat seperti yang tidak berpenghuni.

"Ehem" seseorang itu berdeham pelan saat ia tiba dipintu samping rumahnya melihat seorang ibu-ibu yang tengah membersihkan halaman belakang.

Ibu-ibu tersebut langsung sadar dan membalikan badan ketika ia mendengar suara dehaman yang berasal dari arah pintu. Ibu-ibu itu mengucek matanya beberapa kali, ia terkejut melihat seseorang yang tidak asing baginya kembali muncul di hadapannya. Ibu-ibu itu melangkahkan kakinya pelan-pelan ke arah seseorang tersebut dengan pandangan penuh tidak percaya.

"Apa kabar bi?" Tanyanya sambil tersenyum tipis. Senyuman khasnya yang selalu ia terbitkan ketika bertemu dengan orang dikenalnya.

Ibu-ibu tersebut menggelengkan kepalanya sambil menangis tidak percaya "mas Al?" Tanyanya memastikan.

Seseorang tersebut menganggukan kepalanya "Iya, ini saya, Aldrian"

"Ya Allah, mas. Alhamdulillah, akhirnya mas Al pulang dan kembali dengan selamat" ucapanya sambil memeluk Aldrian.

Aldrian membalas pelukan ibu-ibu yang sudah ia anggap sebagai keluarganya "Alhamdulillah, berkat do'a kalian juga, saya bisa kembali lagi dengan selamat" ucapanya.

Ibu-ibu tersebut lantas mengangguk, mengiyakan ucapan Aldrian, tidak lupa tangis bahagianya masih menyelimuti mereka "iya, Alhamdulillah"

Aldrian melepaskan pelukannya dari ibu-ibu tersebut yang bernama Dedeh.

"Istri saya ada di dalam kan bi?" Tanya Aldrian. Hampir dua bulan Aldrian tidak bertemu Aya, karena hanya dialah serta keluarganya yang selalu ia pikirkan selama ini saat ia berjuang melawan maut dan berjuang memulihkan cederanya akibat dari kecelakaan yang sempat menimpa ia juga temannya-temannya.

Bi Dedeh tampak bingung menjawab pertanyaan dari Aldrian dan Aldrian menunggu jawaban bi Dedeh dengan tatapan lurusnya kepada Bi Dedeh.

"Emm, neng Aya udah lama gak ada di rumah mas"

Aldrian mengerutkan dahi "kemana emangnya?" Tanya Aldrian.

"Pas waktu denger kabar pesawat mas Al jatuh, neng Aya udah tinggal dirumahnya orang tua mas Al, dan pulang lagi kesini pas neng Aya mau pamitan pulang ke Purwakarta" jelasnya.

"Jadi Hana tinggal di Purwakarta sekarang?" Tanyanya.

Darmi menggelengkan kepalanya "kalau soal itu bibi gak tahu, coba mas Al pulang ke rumahnya orang tua mas, mereka pasti seneng mas kembali lagi" saran bi Dedeh diangguki Aldrian.

Tanpa pikir panjang lagi, Aldrian masuk terlebih dahulu ke dalam rumahnya untuk mencari kunci mobil lantas kembali ke luar untuk mengambil mobilnya dan segera pergi menuju rumah kedua orang tuanya dengan kondisi yang belum benar-benar pulih.

Butuh waktu kurang lebih satu jam, akhirnya Aldrian tiba di depan teras rumah kedua orang tuanya dan tengah berdiri menunggu pintu rumah dibuka.

"Silahkan ma....."

Ina menatap lamat-lamat laki-laki berperawakan tinggi yang terlihat kurang terawat tengah mengulas senyum kepadanya.

"Anak mamah" Ina langsung menghambur kedalam pelukan Aldrian sambil menangis tergugu.

"Ya Allah mas, mamah kangen kamu" gumamnya sambil memeluk Aldrian erat.

"Al, juga" balas Aldrian kepada Ina.

KUTEMUI KAMU (TAMAT)Where stories live. Discover now