Dua puluh lima

10.5K 464 0
                                    

Empat jam Aya menunggu kabar dari Rafa namun tidak kunjung ada kabar lainnya dari Rafa, Aya juga tengah terduduk dengan gelisah di kursi ruang keluarga seorang diri. Aya sengaja belum memberitahu keluarga lainnya karena informasi yang didapatnya belum jelas bahkan dalam beritapun tidak ada berita tentang pesawat yang di bawa Aldrian.

"Ya Allah tidak ada maha penolong selain Engkau, maka dari itu, tolong selamatkan suami hamba Ya Allah, hamba masih banyak kekurangan dalam melayaninya dan hamba belum menjadi seorang istri yang baik untuknya, beri hamba kesempatan untuk memperbaikinya Ya Allah, hamba mohon"

Aya mengamini do'anya dan mengusap air mata yang terus mengalir dari kedua matanya, Aya gak tahu lagi kondisi matanya karena yang Aya lakukan sedari tadi hanyalah terus menangis, menanti kabar Aldrian yang terasa menyesakkan baginya.

Aya bangkit dari duduknya, ia melangkah ke arah pintu samping dan membukanya. Aya menatap lurus jalanan yang terasa sepi. Aya berdiri beberapa saat menanti kedatangan Aldrian ke rumahnya tapi sayang yang dilakukan Aya hanyalah sia-sia karena Aldrian tidak kunjung pulang.

Aya menutup kembali pintu rumahnya, tidak lupa Aya mengunci rumahnya lalu naik ke atas untuk kembali ke kamarnya. Aya membuka lemari tempat baju-baju ia dan Aldrian. Aya mengambil salah satu kaos yang suka dipakai suaminya, Aya memeluk kaos Aldrian dengan erat lantas membawanya ke tempat tidur.

"Aya berharap saat bangun nanti Aya dapat melihat wajah tampan mas Al lagi" gumam Aya lalu ia merebahkan tubuhnya di kasur dan memejamkan matanya.

***

Setelah keguguran yang menimpa Aya, hubungan Aya dan Aldrian sedikit renggang karena kesalah pahaman yang selalu tercipta diantara mereka sehingga salah satu dari mereka agak menjaga jarak.

Sebenarnya saat kehilangan seorang anak yang diingankan mereka seharusnya hubungan mereka tambah erat agar dapat bangkit kembali untuk melanjutkan hidup mereka kembali tapi hanya karena kehadiran masa lalu, hubungan yang seharusnya dijalin lebih erat malah agak longgar karena kesalah pahaman yang belum diketahui secara jelas kebenarannya.

"I love you" bisiknya kepada seseorang wanita yang tengah terlelap.

Ia membaringkan tubuhnya di samping wanita yang amat dicintai dan dirindukannya. Baru saja satu hari pisah tapi tidak menutup kemungkinan untuk tidak rindu kepada wanita yang  berada di sampingnya.

"Hikss... hikss" seseorang tersebut bingung saat wanita yang ada disampingnya tiba-tiba menangis.

"Stttt.. jangan nangis" seseorang tersebut buru-buru menenangkan dan membawa wanita itu ke dalam pelukannya, siapa tahu dari pelukannya dapat meredakan tangisannya.

"Hey, it's okay! mas disini" katanya lagi karena tangisan wanita itu tak kunjung mereda.

"Bangun yuk, kayaknya kamu perlu minum" katanya sambil menepuk-nepuk pipi wanita itu dengan lembut.

Wanita itu membuka kedua kelopak matanya dengan pelan dan pandangan yang pertama dilihatnya adalah wajah seorang laki-laki yang tengah tersenyum ke arahnya.

"Kenapa nangis?" Tanya kepada wanita tersebut.

Tidak ada jawaban dari bibir wanita itu selain membawa tubuh seseorang yang amat ia rindukan kedalam dekapannya.

"Hey! jangan nangis lagi, please" katanya.

"Mas jangan coba-coba tinggalin Aya, cukup anak kita aja yang pergi, mas jangan" katanya.

"Mas gak ninggalin kamu sayang, mas disini" kata Aldrian dengan lembut.

Aya melepaskan pelukannya lantas ia menatap lekat Aldrian yang hadir serasa mimpi baginya.

KUTEMUI KAMU (TAMAT)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora