Empat

16.6K 724 7
                                    

Aldrian masih memperhatikan punggung Aya yang terus menjauh darinya. Senyuman terus terbit dari bibirnya dan ini ketiga kalinya ia kembali bertemu sosok Aya secara tidak sengaja. ia tidak berani menyimpulkan tentang apa yang terjadi kepada dirinya karena ia bukan Tuhan, biarkan waktu yang akan membawanya untuk menemukan sebuah jawaban dari balik pertemuannya dengan Aya.

"Kapt!" Rafa menepuk bahu Aldrian.

"Eh, lo, Raf." Aldrian pura-pura merapihkan rambutnya yang acak-acakan.

"Gak usah salting gitu deh. Gue tau kok" kata Rafa kalem sambil merangkul bahu Aldrian.

"Apaan sih lo" Aldrian melepaskan lengan Rafa dari pundaknya.

"Doi cantik, Kapt. gue aja terpesona lihatnya" bisik Rafa kepada Aldrian.

Aldrian membulatkan kedua matanya saat mendengar bisikan Rafa ditelinganya "Awas lo!" Kata Aldrian dengan garang.

Rafa tertawa keras "Anjay! Lo takut Kapt? Tenang aja, gue gak akan nikung lo"

Aldrian mendengus "laki gendeng"

Rafa tidak ambil pusing tentang ejekan Aldrian kepada dirinya "Lo demen sama dia, Kapt?" Tanya Rafa kemudian.

"Yuk, balik udah sore" Aldrian berlalu tanpa menjawab pertanyaan Rafa.

"Kalau lo emang demen sama dia, lo deketin aja. Atau perlu bantuan gue buat aduin lo sama dia?" Tawar Rafa sambil mengejar Aldrian.

"Mulai deh lo bertingkah kayak cewek. Kepo lo!" Jawab Aldrian.

"Gue serius, siapa tahu salah satu teman cewek itu ada yang gue kenal, lumayan bisa jadi pelicin buat lo mengenal cewek itu"

"Bahasa lo, udah ngawur kemana aja, Raf."

"Dan sorry, gue bukan hewan yang bisa lo adu-aduin, Raf." Ingat Aldrian.

"Ye, lo Capt. Pernah ditolak, masih belagu pula. Tau rasa lo nanti kalau ditolak kedua kalinya" ejek Rafa.

"Sialan lo!" Kata Aldrian lalu diam setelahnya. Ia merasa sensitif kalau mendengar kata-kata "penolakan" karena jika nendengar kata-kata itu selalu mengingatkannya kepada Shannon yang tega menolak lamarannya dulu.

***

"Pagi mah" Aldrian mencium pipi ibunya dengan sayang.

"Eh mas, pagi" Ina melirik sebentar Aldrian, ternyata anak sulungnya sudah kembali berada di rumah.

"Kapan pulang mas?" Tanya Ina sambil membawa buah-buahan lalu menyimpannya diatas meja.

"Subuh tadi mah" jawab Aldrian.

Aldrian mengambil apel merah pemberian dari ibunya.

"Oh"

Ina duduk dikursi meja makan saling berhadapan dengan Aldrian.

"Tuh mamah punya brownis keju, makan ya" tunjuknya mengarahkan kepada potongan kue brownis yang terdapat dipiring.

Aldrian mengangguk "terima kasih, mah"

Ina mengangguk "Iya sama-sama"

Ina memperhatikan sebentar putra sulungnya. beliau memperhatikan sosok Aldrian yang terus bertumbuh laki-laki dewasa yang selalu menjadi kebangaan juga kesayangannya.

"Terima kasih udah jadi anak mamah dan papah yang baik dan sehat" kata Ina.

"Apaan sih mamah" kata Aldrian geli sendiri.

"Ya, gak papa. Mamah cuma inget dua delapan tahun yang lalu saat mamah baru lahirin kamu. Mamah bahagia waktu itu karena dikasih anak laki-laki sesuai keinginan papah. Setelah itu mamah lahirin Dipta dan menjadi pelengkap kebahagiaan kami. Mamah bahagia dan mamah bersyukur sudah membesarkanmu selama dua puluh delapan tahun lamanya"

KUTEMUI KAMU (TAMAT)Where stories live. Discover now