Sepuluh

13.1K 612 8
                                    

Semenjak percakapan dengan Adam dengan keluarga maupun dengan sahabat-sahabatnya, beberapa minggu itu Aya tidak bisa tidur dengan tenang. Pikirannya masih penuh dengan pertanyaan demi pertanyaan tentang Aldrian. Laki-laki yang belum lama bertemu dengannya. Mengapa seorang Aldrian mau kepadanya, padahal ia hanyalah seorang wanita janda dan wanita biasa-biasa. Mungkin juga Aya tidak termasuk kedalam wanita idaman Aldrian. Tapi kenapa Aldrian mau kepadanya, apa yang di lihat Aldrian dari seorang dirinya?

Selama minggu-minggu itu, Aya tidak hanya berdiam diri saja memikirkan semuanya. ia juga menyerahkan segala keluhannya kepada sang maha kuasa. Meminta segala petunjuk juga yang terbaik untuk diri-Nya. Kemarin, ketika Aya di beri kebebasan selama dua minggu oleh Rio, Aya pulang ke rumah Ayahnya untuk bercerita tentang Aldrian yang menemui Adam.

"Suruh anak itu datang lagi kemari, Ay"

"Ayah mau ketemu lagi sama anak itu" Bachtiar langsung to the point, Aya tidak percaya dengan ayahnya yang tiba-tiba ingin bertemu kembali dengan Aldrian.

"Tapi, yah. Ini terlalu cepat. Gimana kalau mas Al belum siap ketemu Ayah dan butuh waktu buat mengenal Aya secara utuh sampai ia benar-benar siap untuk Aya?" Aya mencoba mengulurkan waktu.

"Jika laki-laki itu berniat bener sama kamu dan ia serius sama kamu. Maka ia akan datang kesini nemuin Ayah. Minta restu sama Ayah" Bachtiar masih keukeuh ingin bertemu dengan Aldrian.

"Tapi yah...."

Bachtiar bangkit dari duduknya lalu menghampiri sofa yang di duduki Aya. Anak perempuan semata wayangnya "sayang, kamu anak perempuan Ayah satu-satunya" kata Bachtiar menggenggam tangan Aya "kali ini Ayah gak akan biarin kamu merasakan sakit yang sama seperti waktu itu, meskipun nanti jawabannya Ayah serahkan sama kamu, tapi izinkan Ayah untuk menilai lebih dalam Aldrian, Karena bagaimanapun, laki-laki itu yang nantinya akan ayah serahkan anak perempuan ayah yang cantik ini kepadanya, jadi ayah harus puas-puasin nyidak ia dulu. Ayah gak mau terjadi kayak dulu lagi yang ayah sesali hingga saat ini, ayah kurang menilai bagaiamana sifat dan tabiat laki-laki itu sehingga ayah kecolongan untuk menyerahkan anak perempuan ayah untuk di sakitinya" jelas Bachtiar sambil menggenggam erat tangan anak perempuan satu-satunya, kesayangannya.

"Izinin ayah untuk melihat laki-laki itu lagi ya?" Tanya Bachtiar di angguki Aya.

"Alhamdulillah. ya sudah, kalau begitu kamu beritahu Adam untuk ngasih tahu Aldrian untuk datang kesini" pinta Bachtiar di angguki Aya.

Aya membuka ponselnya lalu membuka aplikasi chatting dan mengetik sesuatu kepada Adam. Setelah pesan Aya terkirim lalu Aya kembali menyimpan ponsel itu dan ngobrol kembali dengan Bachtiar, ayahnya. Perpisahan jarak dan waktu membuat Aya selalu rindu akan waktu bersama dengan ayahnya seperti ini, sehingga waktu seperti sekarang harus di manfaatin Aya sebaik mungkin bersama Bachtiar juga kedua adik laki-laki dan ibu tirinya.

"Kamu yakin Ay, jika Aldrian laki-laki tetbaik buat kamu? Kami gak mau kamu terluka lagi sama seperti dulu" Tanya Dona kepada Aya.

Aya tertegun sejenak saat mendengar ibu tirinya berkata seperti itu tapi jawaban sang maha kuasa dan keyakinan hatinya membuat Aya mencoba untuk percaya cinta kembali.

"Siapa sih bu yang tau baik buruknya seseorang kalau bukan kita sendiri yang menilainya. Aya percaya kok Mas Al orang baik, meskipun Aya tidak tahu masa lalunya. Tapi melihat mas Al yang sering Aya temui secara tidak sengaja, Aya selalu melihat mas Al di tempat yang baik-baik bahkan Mas Al teman baiknya A Adam. A Adam gak bakalan memberi izin mas Al untuk memberi kesempatan mengenal Aya jika Mas Al bukan orang yang baik kan yah? " jelas Aya di angguki Dona dan Bachtiar. Kalau Farida, Umminya Aya, sudah menyerahkan semuanya kepada Aya.

KUTEMUI KAMU (TAMAT)Where stories live. Discover now