Tiga puluh dua

8.8K 412 0
                                    

Aya pergi lagi ke Purwakarta dengan hati yang gusar. Kedua kalinya Aya nekat pergi tanpa menunggu izin dari suaminya. Lagian Aldrian juga lama membalas pesan Aya dan Aya kesal menunggunya. Karena tak kunjung ada balasan, sore ini Aya pergi lagi ke Purwakarta supaya besok Aya tidak merasa terburu-buru. Aya juga tidak mungkin minta Aldrian untuk menemaninya kembali ke Purwakarta karena Aya tahu minggu ini jadwal Aldrian padat dan tidak ada days off seperti minggu kemarin.

"Maafin Aya ya mas" gumam Aya dalam hatinya. Sepanjang jalan Aya memohon ampun kepada Allah karena ia telah mengabaikan tugasnya sebagai seorang istri yang patuh terhadap perintah suami.

"Maafin Aya juga kalau saat pulang nanti Aya gak nyambutin mas, tapi Aya janji, ini yang terakhir kalinya Aya turutin perintah Ibunya A Lutfi, setelah itu, Aya mau jadi istri yang baik buat mas" lanjut Aya kembali.

Beberapa jam dalam perjalan menuju Purwakarta, Aya tiba di pesantren abahnya ketika adzan isya. Aya parkirkan mobilnya di area pesantren lantas ia turun dan pergi menju rumah abahnya.

Aya ketuk beberapa kali pintu rumah abahnya sambil mengucapkan salam, tidak lama kemudian muncul sosok Farida dari balik pintu.

"Assalamualaikum, mi" Aya membawa tangan Farida ke keningnya.

"Waalaikum salam, loh kamu kesini lagi nak? Bukankah baru kemarin kalian pulang" tanya Farida.

Aya mengangguk "iya, mi. Aya ada urusan sama mau jenguk abah juga"

Farida tidak menanggapi ucapan dari Aya. Farida membawa Aya ke dalam rumah lalu Farida pergi menuju dapur dan mengambil minum untuk putrinya.

"Udah izin sama suami kamu?" Tanya Farida lembut. Tidak lupa Farida ikut duduk di samping Aya.

Aya menganggukan kepalanya pelan-pelan "udah mi, tapi mas Al gak jawab-jawab pesan Aya, ya udah Aya pergi aja" jawab Aya apa adanya.

Farida menggelengkan kepalanya "Ya Allah neng gak baik lho kalau gitu, bagusnya kamu itu boleh pergi kalau Aldrian sudah mengizinkan kamu untuk pergi" ingat Farida kepada Aya dengan lembut.

"Iya sih mi, tapi ini juga ada kaitannya dengan mas Al, coba kalau waktu itu mas Al gak ngasih lampu ijo buat kasih kesempatan itu kepada Aya pasti malam ini Aya ada di rumah" kalimat itu mengalir begitu saja dari bibir Aya.

"Kalau umi boleh tahu, ngasih lampu hijau apa?" Tanyanya. Farida Bukan maksud ikut campur tapi Farida hanya ingin Aya ingat akan posisisnya ia sekarang.

"Ya, ngasih lampu ijo buat nemuin ibunya A Lutfi" jujur Aya.

"Kamu bertemu lagi dengan ibu Lutfi?" Tanya Farida tidak percaya.

Aya menganggukan kepalanya lamat-lamat "I...ya. mi" akunya.

"Buat apa?" Tanya Farida. Farida tahu tidak sepatutnya ia bersikap seperti ini tapi Farida tidak ingin Aya kembali mengingat masa lalu kelamnya.

"Buat nemuin ibunya A Lutfi mi, ibunya A lutfi sakit kanker mi, besok beliau minta Aya temenin. Aya gak tega buat nolaknya mi, soalnya ibu juga berpesan sama Aya buat nemenin beliau sambil mohon-mohon mi, Aya awalnya ragu mi tapi Aya pikir gak papa sekali lagi Aya beri kesempatan buat ibu"

"Aya yakin kok mi, mas Al pasti bakal mengerti" kata Aya dengan yakin.

Farida menghembuskan nafasnya panjangnya. Ia menyentuh tangan Aya dan menggenggamnya.

"Iya nak, tapi tetap saja harus ada izinnya dulu, kamu juga harus ingat bahwa Al yang lebih berhak atas segalanya karena dia suamimu"

"Kamu juga harus ingat bahwa surga kamu ada padanya" tuturnya dengan lemah lembut.

KUTEMUI KAMU (TAMAT)Where stories live. Discover now