Tiga puluh tujuh

9.1K 421 4
                                    

Aya melangkahkan kakinya dengan cepat menuju perusahaan tempat Aldrian bekerja. Hatinya bergemuruh cepat saat ia menerima panggilan dari Rafa temannya Aldrian, ia mengatakan kalau pencarian jatuhnya pesawat boeing yang menimpa Aldrian dan yang lainnya akan di tutup karena mereka sudah tidak menemukan korban lagi ataupun puing-puing pesawat.

"Tidak bisakah pencarian korban jatuhmya pesawat itu di teruskan lagi sampai semua korban yang ada disana di temukan?" Tanya Aya kepada tim basarnas yang telah selesai mengadakan konferensi pers kepada media.

"Maaf mbak, kami tidak bisa. hampir seluruh penumpang dan kru pesawat sudah kami temukan" jawabnya.

"Hanya saja sepuluh orang penumpang yang salah satunya seorang pilot, satu pramugari juga satu co-pilot belum berhasil kami temukan" tambahnya.

"Terus bagaimana nasib keadaan suami saya dan teman-temannya yang belum berhasil bapak temukan? Bapak mau mereka mati sia-sia karena nunggu pertolongan bapak yang harusnya diteruskan lagi malah berhenti sampai disini?" Tanya Aya lagi dengan emosi.

"Ay, sudah. Tenang, jangan emosi" cegah Rafa kepada Aya yang langsung ia hampiri begitu mendengar suara Aya dari dalam perusahaannya.

"Mas Al, mas" kata Aya dengan pelan kepada Rafa.

"Iya ya, tapi kita harus mencari sampai bagaimana lagi? Semua cara dan upaya udah mereka lakukan" jelas Rafa dengan tenang supaya emosi Aya tidak kembali meledak-ledak.

Aya terduduk lemas di lantai. Percuma selama ini ia menunggu kabar dari basarnas seputar pencarian korban yang terdapat nama suaminya dan mencari penyebab jatuhnya pesawat itu. Kurang lebih sebulan, mereka telah menemukan hampir semua penumpang yang menjadi korban dari jatuhnya pesawat tersebut namun mereka tidak mencarinya sampai benar-benar tuntas sampai semua korban dan alasan pesawat tersebut bagaimana bisa jatuh.

"Bagaimana kalau mas Al masih hidup dan membutuhkan pertolongan?" Tanya Aya kepada Rafa yang duduk disebelahnya.

Rafa menggelengkan kepalanya "aku tahu apa yang kamu rasain Ay, berat memang jika harus kehilangan orang yang kita cintai apalagi captain merupakan sahabat sekaligus udah kayak kakak aku sendiri, tapi aku juga tidak bisa mungkiri takdir yang terjadi kepadanya, pada kenyataannya captain udah pergi meninggalkan kita semua, hanya saja belum bisa ditemukan sampai sekarang sama kayak Danu juga yang belum bisa ditemukan kayak captain" kata Rafa menerawang.

Aya termenung sejenak. Ia berpikir kalau yang diucapkan Rafa ada benarnya juga. Berat memang harus ditinggalkan orang yang paling kita cintai tapi  kita juga tidak bisa melawan takdir.

Rafa melirik ke arah Aya yang tengah menundukkan kepalanya. Sesekali Rafa mendengar isakan tangis pilu Aya yang terdengar sangat menyesakkan "Yang sabar ya Ay, aku tahu, tidak mudah untuk menerima semua ini, tapi aku tahu kamu orang yang kuat" bisik Rafa kepada Aya.

"Jangan sungkan jika kamu membutuhkan sesuatu nantinya, aku ada untuk kamu" katanya Rafa kepafa Aya.

"Yaya!" panggil seseorang dari belakang.

Aya maupun Rafa sama-sama melihat ke arah sumber suara "A Lutfi?"

Lutfi melangkahkan kakinya dengan cepat ke arah Aya begitu Aya menyahuti panggilannya "aku turut berduka cita atas kehilangannya Aldrian" ucap Lutfi begitu sampai dihadapan Aya.

Aya terdiam sejenak lalu ia menganggukan kepalanya pelan-pelan "Iya, A"

"Siapa?" Tanya Rafa kepada Aya dengan pelan.

Aya tidak menjawab pertanyaan dari Rafa. Ia bingung kenapa Lutfi tiba-tiba ada di bandara.

"Kenapa Aa bisa ada disini?" Tanya Aya kepada Lutfi.

KUTEMUI KAMU (TAMAT)Where stories live. Discover now