Dua puluh delapan

9.8K 437 0
                                    

Sepulangnya dari Sumba, Aldrian dan Aya langsung pulang ke rumah mereka untuk istirahat. Mereka tiba di rumah pukul 22.30 WIB, ketika Aya dan Aldrian sampai di depan pintu rumah mereka, Aya terlebih dahulu masuk ke dalam dan naik ke lantai atas untuk mengistirahatkan badannya yang lelah.

"Ganti baju dulu" suruh Aldrian kepada Aya. Semenjak Aya mengetahui kalau sahabatnya tengah hamil sikap Aya berubah jadi lebih banyak diam.

"Males ah mas, pake ini aja" Aya membuka kerudungnya dan menyimpannya dengan asal. Ia menyembunyikan wajahnya pada bantal.

Aldrian menarik nafas kasarnya, segala upaya sudah dilakukannya untuk menghibur Aya namun Aya masih aja banyak diamnya.

"Yaudah, selamat tidur" putus Aldrian.

Aldrian mencium kening Aya lantas mengambil kerudung Aya yang diletakkan Aya dengan asal.

Saat Aldrian sibuk membereskan barang-barang bawaanya dari Sumba, Aya masih betah dalam posisinya, Aya masih sembunyi dibalik bantal dan selimut yang ia tutupkan untuk menutupi semua tubuhnya.

Aya tahu kalau dirinya sedikit egois karena perubahan sikap yang ia lakukannya tapi Aya tidak bisa membohongi hatinya bahwa ia juga merasa sesak saat mendengar kabar bagahagia itu dari Isti. Aya juga bertanya kepada dirinya, kapan ia bisa memberikan kejutan tersebut kepada suaminya yang selalu baik kepadanya apapun keadaanya.

Aya menahan nafas saat tempat tidur yang ia tempatinya bergerak. Aya tidak mau kalau Aldrian mengetahui dirinya masih terjaga. Aya pura-pura menutup kedua matanya kembali dan memegang erat-erat ujung selimut agar sulit ditarik oleh Aldrian.

Aya mengembuskan nafas leganya  saat Aldrian tidak menarik selimut yang menutupi badan Aya, yang Aya rasakan hanya kasurnya yang bergerak terus punggungnya agak hangat saat bersentuhan dengan tubuh Aldrian.

Aya diam beberapa saat menunggu Aldrian tertidur pulas, Aya merasa tidak nyaman jika belum mengganti pakaiannya menggunakan pakaian rumahan. Setelah memastikan Aldrian terlelap, Aya turun dari kasurnya untuk mengganti pakaiannya.

Aya kembali naik ke tempat tidur saat ia sudah kembali lagi dengan wajah yang lebih segar dengan pakaian rumahannya. Sebelum merebahkan tubuhnya di samping Aldrian, terlebih dahulu Aya memandang wajah suaminya. Aya menggerakan tangannya untuk membelai wajah suaminya dan berbisik kata maaf karena telah mengacuhkan suaminya kembali.

Aya merebahkan tubuhnya di samping Aldrian. Tidak lupa Aya peluk perut suaminya dan membenamkam wajahnya pada dada Aldrian, pasti Aya akan rindu aroma tubuh Aldrian jika Aldrian balik lagi kepada rutinitasnya.

"Aya sayang mas, selalu!" Bisik Aya sebelum memejamkan kedua matanya.

"Tidurlah" Aya membulatkan kedua matanya saat Aldrian tiba-tiba bersuara.

Aya hendak menjauhkan badannya dari tubuh Aldrian karena ia merasa malu saat kegiatan yang ia lakukan barusaja diketahui oleh Aldrian namun Aldrian menahan tubuh Aya agar tetap berada di posisinya.

Aldrian membuka mata lalu ia memandang wajah Aya yang tengah memandangnya Aldrian.

"Tolong perbaiki sikap kamu yang tadi ya, sayang. Mas takut jika perubahan sikap kamu malah menimbulkan pikiran negatif Rio dan juga Isti" ingat Aldrian dengan lembut kepada Aya.

Aya diam seribu bahasa "mas tahu apa yang kamu rasakan, tapi kita  harus bisa menempatkan, dimana kita harus mengesampingkan dan mengedepankan rasa bahagia dan sedih kita. Mas tahu kalau kamu tidak pandai menyembunyikan perasaan, tapi setidaknya jangan didepan mereka. Kamu bisa tahan sedih yang kamu rasakan lalu kamu luapkan di hadapan mas nanti dan alangkah baiknya jika  kamu mengucapkan selamat dan ikut bahagia dengan kabar mereka, siapa tahu kita juga diberi kebahagiaan yang sama"

KUTEMUI KAMU (TAMAT)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant