Enam belas

12.7K 558 2
                                    

Aldrian terbangun saat mendengar kumandang adzan subuh dari mesjid ponpes yang kebetulan bersebrangan dengan rumah Kiyai Husen. Ia merentangkan kedua tangannya yang kaku lantas kedua matanya mengarah kepada sosok wanita yang masih terlelap dengan damai disampingnya.

Aldrian memperhatikan wajah Aya yang begitu tenang. Ia ulurkan tangannya untuk memperbaiki kerudung Aya yang tidak rapih. Sudah tiga hari mereka menikah namun Aya masih menutup diri kepada Aldrian. Mereka tidur bersama, ada interaksi antara mereka setiap harinya namun hanya sebatas obrolan ringan, sentuhan tangan, ciuman kening dan pelukan. untuk hal lainnya Aya masih menutup diri kepada Aldrian. Ujian terberat memang, namun Aldrian harus tetap bersabar. bagaimanapun Aya masih punya trauma akan pernikahan.

Aldrian bangkit dari kasurnya lantas pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan mengambil wudhu. Setelah selesai, Aldrian keluar dari kamar mandi.

"Loh, udah bangun?" Tanya Aldrian saat melihat sosok Aya yang tengah berdiri memunggunginya.

"Udah mas barusan, ini baju kokonya,  udah Aya siapin" kata Aya sambil menyerahkan pakaian koko kepada Aldrian.

Aldrian menerimanya "terima kasih"

"Sama-sama" balas Aya.

Tanpa permisi, Aldrian membuka kaos yang dipakainya didepan Aya. Aya berdeham sambil memalingkan wajahnya ke sembarang arah.

"Maaf ya, sembarangan buka" Aldrian merasa malu sendiri melihat istrinya memalingkan wajah namun hal itu perlu Aldrian lakukan agar Aya terbiasa dengan kehadiran Aldrian.

"Gak papa, mas kan suaminya Aya" jawab Aya masih memalingkan wajah dari Aldrian.

Aldrian merasa geli sendiri dengan tingkah Aya "kalau tau mas suaminya, kenapa harus memalingkah wajah gitu? Lihat aja, toh gak akan dosa" goda Aldrian.

"Takut khilaf, mas" jawab Aya pelan.

Aldrian tertawa "khilaf juga gak papa. khilaf kamu dapat pahala loh. Kiky aja waktu itu pegang-pegang lengannya mas, hampir mau ngelus dada mas kalau gak cepat mas turunin itu tangan kurang ajarnya, masa iya pemiliknya yang udah sah malah jaga jarak terus" balas Aldrian masih dalam rangka menggoda Aya.

"Ih mas nyebelin" Aya memberanikan diri menatap Aldrian namun nyatanya Aldrian telah rapih dan berpakaian kembali.

"Masih mau malingkan lagi wajah?" tanya Aldrian sambil tertawa namun yang ditanya malah menundukkan kepalanya.

Aldrian berhenti mengggoda Aya. Lantas Aldrian melangkahkan kaki mendekati Aya. Aya terdiam saat Aldrian mendekatinya dan tersadar kembali saat kecupan singkat mendarat mulus dipipinya.

"Mas ke mesjid dulu" pamitnya kepada Aya, Aldrian membuka pintu kamar dan pergi dari hadapan Aya.

Aya terdiam sejenak. Aya spontan memegang pipinya yang di kecup Aldrian. Sebentar memang namun selalu dahsyat efeknya dan Aya baru merasakannya hal tersebut dengan Aldrian karena dengan Lutfi tidak sampai kepada hal itu.

Aya buru-buru melupakan kejadian yang baru dirasakannya dengan mengambil wudhu untuk melaksanakan solat subuh.

***

Aya keluar dari kamarnya menuju dapur untuk mengambil minum dan membantu ibunya masak.

"Selamat pagi, mi" sapa Aya saat melihat ibunya sudah berada di dapur.

Farida melirik Aya sekilas "eh anak ummi sudah bangun" jawab Farida sambil sibuk memotong sayuran.

"Aya bantu ya?" Tanya Aya.

Farida mengangguk "boleh, tapi kasih dulu itu minumannya kepada suami kamu sama yang lainnya" suruh Farida saat memperhatikan Aya sedang sibuk menuangkan air pada gelas-gelas.

KUTEMUI KAMU (TAMAT)Where stories live. Discover now