Tiga puluh satu

9.6K 441 6
                                    

"Bagaimana perasaannya setelah bertemu kembali dengan ibu Lutfi?" Tanya Aldrian sambil memainkan anak rambut Aya.

Saat ini Aldrian dan Aya sudah berada di rumah mereka kembali. Aya dan Aldrian pamit untuk kembali ke Jakarta karena Aldrian tidak bisa mengambil cuti lagi karena cutinya sudah Aldrian pakai untuk liburan kemarin begitupun juga dengan Aya yang masih terikat dengan pekerjaan terbarunya.

"Alhamdulillah lumayan lega mas" jawab Aya.

"Tapi Aya gak tega saat lihat ibu, ibu jauh banget dari dulu" kata Aya kepada Aldrian.

"Semoga ibunya Lutfi segera diberi kesembuhan kembali" gumam Aldrian diamini Aya dalam hatinya.

Aya merubah posisi rebahannya sehingga kegiatan yang tengah Aldrian lakukan terhenti "Mas tadi ngapain aja?" Aya menatap Aldrian penuh selidik.

Aldrian menggelengkan kepalanya "gak papa. Cuma bicara seperlunya saja" jawab Aldrian.

Aya merasa kurang puas dengan jawaban Aldrian. Aya hendak mengajukan pertanyaan lain namun Aldrian menghentikan niatnya dengan menarik tangan Aya dan menjatuhkan tubuh Aya diatas tubuhnya.

"Yaudah kita tidur, udah malam juga" suruh Aldrian kepada Aya. Aya menganggukan kepalanya, hari ini Aya juga merasa lelah apalagi perjalan lumayan panjang telah ditempuhnya.

"Selamat malam" bisik Aya kepada Aldrian.

"Selamat malam juga" balas Aldrian. Tidak lupa Aldrian kecup kening Aya sebelum ia tidur dan membawa Aya ke dalam dekapannya.

***

Hari ini Aya kembali sibuk menjalankan rutinitasnya setelah dua hari Aya matikan dulu akun sosmednya ketika ia di Purwakarta. Aya meminta maaf kepada beberapa olshop yang telah bekerjasama dengannya karena Aya mempromosikan produk mereka tidak ontime sesuai kesepakatan karena abahnya yang tiba-tiba masuk Rumah sakit membuat Aya melupakan tugasnya.

Saat Aldrian pamit untuk terbang dua hari ke Batam maka Aya juga disibukkan untuk mencicil kerjaanya yang sempat terbengkalai. Tidak lupa Aya minta bantuan bi Dedeh, ART paruh waktu Aya. jika Aya tidak punya waktu untuk mengerjakan rumah maka Aya minta bantuan bi Dedeh dalam mengerjakan tugas rumahnya. Selain luwes dalam bekerja, bi Dedeh mempunyai sifat yang lucu dan serba bisa, bahkan bi Dedeh menawarkan diri jadi juru kamera Aya ketika Aya mempromosikan barang-barang endorse-annya, tidak lupa juga buat foto endorse-an pakaian, Aya gunakan jasa foto dari anaknya bi Dedeh, anak bi Dedeh bisa Aya handalakan dalam jepretan bagusnya, meskipun usianya masih muda tapi soal ahli ngedit dia juga tak kalah baik dari para editornya Rio, apalagi anak bi Dedeh merupakan siswa smk jurusan multimedia sehingga cocok untuk bekerjasama dengan Aya, itung-itung bagi rezeki kalau menurut suaminya.

"Bi kasih tahu Aya ya kalau mau mulai" ingat Aya kepada bi Dedeh yang tengah bersiap-siap merekam Aya menggunakan ponsel milik Aya.

"Oke, neng" jawab bi Dedeh sambil mengacungkan jempol tangannya.

Aya dan bi Dedeh fokus dengan kegiatannya mereka sehingga tidak terasa hampir empat puluh menit mereka menikmati kegiatannya.

"Istirahat dulu yuk bi, kita dzuhuran dulu" Aya menyimpan mebereskan barang-barang bekas ia promosikann, Aya pergi menuju ruang solat diikuti bi Dedeh dari belakang.

"Mas Al-nya udah pergi lagi neng?" Tanya bi Dedeh sambil melipat mukena yang dipakainya.

"Iya bi, sepi lagi ini juga di rumah" kata Aya.

Bi Dedeh mengelus lengan Aya. Walaupun baru dua bulalan mereka kenal tapi sudah ada rasa klop antara bi Dedeh juga Aya.

"Yang sabar ya neng" katanya lembut.

KUTEMUI KAMU (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang