Tujuh

13.3K 580 2
                                    

Hari ini merupakan hari minggu. Kebetulan hari ini adalah acara pernikahan dari sepupu Adam jadi pagi-pagi sekali Aldrian sudah bangun dan enggak tidur lagi karena keluarganya telah sepakat akan datang ke acara pernikahan sepupunya Adam di Purwakarta. Tanpa Aldrian tahu siapa yang nikah, apakah Aya atau sepupu Adam yang lainnya karena kalau Aya pasti ia akan merasakan patah hati yang kedua kalinya versi ditinggal kawin Aya.

Enak aja! Mau patah hati bagaimana, toh nanti yang kawin sama Hana itu gue. Fans-nya gue kali yang patah hati nanti.

Aldrian menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tertawa ke arah kaca riasnya.

Dasar otak koslet. Halu aja kerjaannya.

Setelah semuanya terlihat pas dan cakep. Aldrian keluar dari kamarnya lantas ia turun menuju ruang tengah tempat keluarganya menunggu disana.

"Mas, kamu yakin mau pake baju itu?" Tanya Ina saat Aldrian turun dari tangga menuju ruangan tengah.

"Kenapa emang, ada yang salah?" Tanya Aldrian kepada Mamanya.

Ina mengangguk "Ganti mas, pake batik lengan panjang aja" saran Ina Aldrian.

"Orang lain suka mupeng lho, ma. kalo Al pake slimfit gini"

"Iya! itu orang-orang sini, kalo disana kan beda lagi mas, ganti ah. Mamah gak suka ya, kalo anak paling gede mamah tebar pesona disana, biar nanti saja tebar pesonanya sama istri" ceramahnya panjang lebar membuat Aldrian meninggalkan sang Mama begitu aja.

"Emang ribet ya punya muka ganteng" katanya sambil naik lagi ke atas kembali lagi ke kamarnya.

Aldrian kembali turun menuju ruang tengah. Kini penampilannya sedikit berubah dengan stelan batik solo dengan celana bahan berwarna senada dengan atasannya.

"Nah, itu lebih cakep mas" puji Ina melihat Aldrian dengan stelan yang lebih baik dari sebelumnya.

"Bukannya Mama ngelarang kamu berpenampilan seperti tadi, kamu ganteng di pakein apa aja mas, lihat kamu pake kolor sama kaos oblong aja kamu masih cakep mas. Tapi penampilan seperti tadi bukanlah waktu yang tepat untuk di gunakannya, kita akan pergi kondangan ke lingkungan pesantren maka penampilan pun harus menyesuaikan Mas" ingat Ina di balas Aldrian dengan anggukan kepala meskipun omongan ibunya sedikit tidak masuk akal.

Emang kurang asem, Mama kalo ngomong emang suka bener ...

"Papa sama Dipta mana ma?" Perhatian Aldrian teralihkan kepada dua laki-laki yang menghuni di rumah ini belum juga menampilkan batang hidungnya.

"Papa sama ade sudah nunggu di mobil, nunggu kebiasaan kamu kalo mau pergi kemana-mana suka lama" jawab Ina sambil meninggalkan Aldrian dan menghampiri suami serta anak bungsunya yang telah menunggu sedari tadi di luar.

"Wih, Mas tumben rapih banget hari ini" komentar pertama saat Aldrian baru saja mendudukan pantatnya pada kursi kemudi mobilnya.

"Komen aja hidup lo dek, terserah gue lah" balas Aldrian judes.

"Dipta mencoba jujur aja mas, tapi mas keren kok, beneran" kata Dipta, Dipta memang selalu tidak bohong kalau urusan untuk memuji orang.

"Serius de, mas gak malu-maluin kan dek?" Tanya Aldrian kepada Dipta.

Dipta menepuk bahu Aldrian agak kencang "tanya sana sama spion! butuh juga kan komentar gue! makanya jadi orang jangan judes-judes amat! udah jomblo masih aja judes! tau rasa kalo nanti cewek gak mau deketin!" cibir Dipta puas sekali berhasil mengeluarkan uneg-unegnya.

"Awas lo, kalo minta apa-apa gak akan gue kasih lagi" Ancam Aldrian merasa terhina dengan omongan adiknya.

Dipta mendelikkan bahu dengan acuh "gue udah kebal mas dengan segala ancaman lo, gak papa gak dikasih juga karena masih ada papah sama mamah yang sayang sama gue" jawabnya santai membuat kedua orang tua mereka menggelengkan kepalanya.

KUTEMUI KAMU (TAMAT)Where stories live. Discover now