Empat belas

11.1K 532 2
                                    

Pukul 13.00 siang rombongan mempelai laki-laki tiba di kediaman Kiyai Husen. Aldrian serta rombongan di persilahkan untuk segera menuju mesjid besar pesantren yang akan dijadikan tempat untuk melaksanakan prosesi akad nikah.

Aldrian berjalan didampingi oleh kedua orang tua yang selalu setia berada disebelahnya. Ia merasakan gugup bukan main apalagi saat ia dihadapkan dengan ibu Aya yang langsung mengalungkan lingkaran bunga melati di lehernya. Gugupnya semakin bertambah saat ia tiba di meja tempat ia akan melakukan akad nanti. Bachtiar serta penghulu dan saksi yang telah hadir disana segera mempersilahkan Aldrian untuk duduk di tempatnya.

Setelah calon pengantin laki-laki dan rombongannya telah duduk di tempat yang telah disediakan, acara pun dimulai, mulai dari pembacaan Al-Qur'an, sambutan dari pihak perempuan dan laki-laki yang menyampaikan makna pernikahan, hingga acara puncak dari sebuah pernikahan yaitu ijab kabul.

Setelah pengatur acara memberitahu bahwa saatnya ijab kabul dilaksanakan. Penghulu mengambil alih acara, pertama-tama penghulu bersyahadat dan dilanjutkan dengan salawat kepada nabi dan rentetan lainnya dalam prosesi akad nikah. Setelah selesai, penghulu memberikan waktunya kepada Bachtiar untuk melakukan ijab kabul.

Bachtiar membenarkan posisi duduknya dan mengulurkan tangan kanannya kepada Aldrian yang langsung di terima uluran tangannya oleh tangan Aldrian yang menjabat tangan Bachtiar.

"Bismillahirrahmanirrahim, anada Aldrian Andra Ganendra bin Ardi Barata, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri saya, ananda Ziyana Hana binti Bachtiar Hasan dengan mas kawin berupa emas dua puluh dua gram dan uang 1.412.190 rupiah dibayar tunai "

"Saya terima nikah dan kawinnya Ziyana Hana binti Bachtiar Hasan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai" Aldrian melakukannya dengan tegas dan jelas dalam satu tarikan napasnya.

"Bagaimana saksi, sah?" Tanya penghulu kepada saksi ijab kabul yang di saksikan oleh Kiyai Husein dan Wibowo pakdenya Aldrian.

Saksi mengangguk.

"Sah!"

Aldrian tersenyum lega. Ia bahagia bukan main, tepat hari ini, hari sabtu pukul 14.10 Aldrian resmi menjadi suami Aya dan Aya resmi menjadi istrinya.

Alhamdulillah, Terima kasih Ya Allah.

Acara dilanjutkan dengan do'a yang dipimpin oleh penghulu, setelah selasai, acara pun dilanjutkan dengan permintaan kehadiran pengantin perempuan untuk datang ke tempat akad.

Aya muncul dari pintu mesjid yang terletak di sisi mesjid, Aya datang didampingi Adam. Sepanjang perjalanan menuju Aldrian, Aya tersenyum malu-malu dan gugup karena harus melewati orang-orang yang menatap dirinya yang dihiasi senyuman mereka.

Aldrian segera berdiri tegap saat sosok istrinya datang dengan begitu cantik menuju dirinya. Aya dan Aldrian memakai pakaian yang sama yaitu sama-sama memakai pakaian khas adat sunda. Aldrian yang gagah memakai beskap putih serta Aya yang cantik memakai kebaya putih dan siger dikerudungnya.

Aldrian tersenyum bahagia karena kini Aya telah resmi jadi istri sahnya. Aldrian tidak menyesali takdir yang datang dulu begitu menyakitkan kepadanya karena hari ini semua itu terbayar dengan takdir indah yang tidak pernah terpikirkan dalam benak Aldrian. Mimpi juga enggak kalau Aldrian akan menikahi Aya, sepupu dari sahabatnya sendiri.

Aya berhenti berjalan saat ia telah berada di hadapan Aldrian. Penghulu menyuruh Aldrian untuk mengulurkan tangannya kepada Aya dan Aya menerima uluran tangan Aldrian untuk di salimnya.

Ada keterkejutan dari wajah Aldrian saat tangannya di sentuh oleh tangan Aya. Tentu saja Aldrian merasa terkejut karena hal ini merupakan hal pertama kali ia rasakan. Aldrian merasakan tangan hangat Aya menyentuh tangannya lalu dibawanya kepada kening Aya untuk di salimi.

KUTEMUI KAMU (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang