Lima belas

12.4K 561 1
                                    

Hari sabtu malam, tepatnya malam minggu, di sebuah kota yang mempertemukan Aya dengan Aldrian menampakan malam hari yang indah dari biasanya. Kemarin-kemarin di kota ini hujan deras namun untuk malam ini hujan tidak datang dan di gantikan oleh gemerlap bintang dan bulan yang mungkin salah satu pertanda bahwa semesta turut bahagia dengan pernikahan Aya dan Aldrian.

Mulai dari malam minggu sekarang, Aldrian tidak akan galau lagi dengan malam minggunya yang selalu merana karena selalu bermalam minggu sendirian, dan mulai dari malam ini juga kegalauan itu hilang karena Aldrian telah mempunyai obatnya.

Sah!

Kata-kata penghulu terus memari-menari indah di kepala Aldrian yang membuatnya bahagia dan tidak ada alasan untuk tidak tersenyum kepada semua orang.

"Kayaknya pasien RSJ bakal nambah satu lagi deh setelah ini" cibir Rafa, tau-tau sudah berada di sebelah Aldrian.

Aldrian yang baru saja menyadari keberadaan Rafa berdiri di sebelahnya langsung menepuk lengan Rafa dengan keras "sialan lo! Kaget gue. tiba-tiba ada jin iprit"

"Anjir, Captain! Bahasa lo gitu amat sama gue. mana ada jin seganteng gue!" Rafa kesal dengan kata Aldrian yang mengatainya jin iprit.

Aldrian tertawa "canda gue, lo jangan baperan gitu. Ini kan malam minggu, biasanya lo girang banget"

Rafa hanya mesem "diam lo Capt, mentang-mentang udah punya temen malmingan, lo jadi sombong gitu. Biasanya lo suka uring-uringan ke gue kalau tiap malming" kata Rafa.

"Sekarang gak lah, kan gue udah punya istri" Aldrian berkata dengan bangga saat embel-embel istri di sebutkan kepada Rafa dengan sedikit penekanan.

"Beuh yang sudah punya bini, terus aja sebutin sampe kuping gue panas, Capt!" Kata Rafa sementara Aldrian hanya tertawa puas telah berhasil memanas-manasi Rafa.

"Sengaja, supaya lo gak ke enakan gantungin anak orang" sindirnya Aldrian.

"Oh iya, Capt. Btw, tadi kan acara akad lo selesainya sekitar jam empatan tuh, lo udah maju di level berapa sama bini lo?" Tanya Rafa merasa penasaran.

"Menurut lo?" Tanya balik Aldrian.

"Yaelah pan gue nanya, Capt! Lo udah start ya? Soalnya lo berbinar-binar gitu mukanya, kayak udah dapet harta yang lo tunggu selama ini" bisik Rafa.

Aldrian menoyor kepala Aldrian.

"Aduh" ringis Rafa.

"Rasain, makanya jangan kepo" kata Aldrian.

"Harusnya bukan gue yang nikah duluan, tapi lo, Raf! isi otak lo udah gak tertolong lagi"

"Gue nanya doang, Capt! Soalnya...." omongan Rafa terhenti saat pengatur acara mengintrupsi tamu undangan maupun orang yang berada di dalam gedung resepsi untuk fokus mengikuti rangkaian acara yang akan dimulai sesaat lagi.

"Udah, udah, tuh acaranya mau dimulai" peringatan Aldrian kepada Rafa.

Rafa terdiam dan mengubah posisi duduknya untuk berada di samping kanan Aldrian dan samping kiri Aldrian berdiri Dipta, adiknya Aldrian. Mereka bertugas untuk mendampingi pengantin laki-laki yang menunggu kedatangan pengantin wanita kehadapannya.

"Tuhan, malam ini apes banget nasib gue. kebagian dampingi pengantin laki lagi buat jadi Groomsmennya sementara gue masih gini-gini aja" keluh Rafa.

"Makanya jangan main cewe mulu kerjanya, bang. Seriusin yang terbaik, baru nanti bang Rafa bisa ngerasain seperti mas Al sekarang" sindir Dipta yang di balas tawa puas dari Aldrian.

KUTEMUI KAMU (TAMAT)Where stories live. Discover now